Merinding, Arwah Korban Pembunuhan di Kotabaru Pulang ke Rumah Usai Doa 7 Hari

Kamis, 29 Februari 2024 - 14:25 WIB
loading...
Merinding, Arwah Korban Pembunuhan di Kotabaru Pulang ke Rumah Usai Doa 7 Hari
Keluarga menceritakan kejadian aneh dalam kasus pembunuhan Fara Diansah (23) warga Jaban, Tridadi, Sleman, DIY. Foto/MPI/Erfan Erlin
A A A
SLEMAN - Kejadian aneh terjadi dalam kasus pembunuhan Fara Diansah (23) warga Jaban RT 002 RW 032 Kalurahan Tridadi Kapanewon Sleman, Kabupaten Sleman, DIY. Adik korban, Kholud Alfrizal (18) mengaku melihat arwah kakaknya pulang ke rumah usa acara 7 hari doa selesai.

Seperti diketahui, Fara menjadi korban pembunuhan dan mayatnya ditemukan di kamar yang biasa dihuni oleh Henry Mohammad Ramdan (30) warga Bandung.



Jasad Fara ditemukan Sabtu (24/2/2024) malam lalu setelah sebelumnya pihak keluarga melaporkan korban hilang.

Kholud Alfrizal menceritakan dirinya sering mendapat firasat terkait dengan kakaknya tersebut. Dia beberapa kali bermimpi pertanda kakaknya hilang.

Namun anggota keluarga yang lain mengaku tidak mendapat firasat apapun terkait kematian kakak sulungnya tersebut.

"Sejak kakak hilang itu saya bemimpi 3 kali soal almarhumah," kata dia.



Dan terakhir, kakak sulungnya itu terlihat kembali pulang ke rumah Rabu (28/2/2024) pagi kemarin. Rabu (28/2/2024) pagi, dia juga seolah mimpi melihat sosok kakaknya pulang ke rumah dengan pakaian serba putih.

Fara kala itu pulang untuk berpamitan dan dengan dirinya. Usai pamitan, kakaknya kemudian seperti menunggu kedatangan seseorang sembari memainkan handphone. Kakaknya terlihat duduk di kursi pojokan rumah dan sekilas kemudian hilang.

"Itu malam 7 hari sudah selesai. Selasa malam itu hari terakhir 7 harinan," terang dia.

Meski ditemukan hari Sabtu (24/2/2024) lalu, tapi keluarga menganggap kakak meninggal tanggal 21 Februari 2024 saat dinyatakan hilang. Sehingga Selasa malam hitungannya sudah 7 hari dan acara tahlilan dianggap selesai

Kholud mengatakan tak ada firasat yang dirasakan oleh keluarganya. Dan mungkin hanya dia yang mendapat firasat tentang kepergian kakak sulungnya tersebut.

Dia mengaku 2 kali mendapat firasat tentang kondisi yang dialami puteri pertama dari dua bersaudara tersebut.

"Sebelum mbak saya pergi dan sesudah hilang, mungkin sesudah dibunuh saya itu mimpi," ujarnya.

Kholud menambahkan sebelum kakaknya pergi dari rumah, dia mimpi mendapat pesan melalui nomor WA yang menanyakan kabar tentang kakaknya. Namun kala itu dia tidak menggubrisnya karena menganggapnya hanya mimpi.

MNimpi tersebut menjadi kejadian nyata karena dia ternyata menerima pesan WA saat berada di bengkel tempatnya Praktek Kerja Lapangan (PKL). Hal ini seperti petunjuk jika kakaknya bakal hilang seperti yang terjadi saat ini.

"Lha kok esok harinya pas istirahat itu saya dapat pesan WA menanyakan keadaan kakak saya. Dia nanya dua baris dan saya jawabnya satu baris. Saya ndak tahu siapa yang kirim pesan itu. Tapi sudah tak kasih tahu polisi dan katanya sudah diperiksa," terang dia.

Dua malam berikutnya, Kholud kembali mimpi di mana saat itu dia berkumpul dengan bapak, ibu dan neneknya. Namun kala itu Fara tidak ada, padahal biasanya ikut berkumpul dengan keluarga besarnya tersebut.

Sampai saat ini belum ada kabar terkait dengan kasus pembunuhan yang membuat Fara meninggal. Kabar terakhir polisi mengungkapkan jika Henry terduga pelaku pernah pulang sebentar ke Bandung usai kakaknya ditemukan meninggal.

Namun Henry pergi lagi setelah pamitan ke ibunya akan kembali ke Jogja.

"Itu kabar terakhir dari polisi. Cuma kelanjutannya seperti apa belum tahu," tambahnya.

Kholud sendiri mengaku pihak keluarga belum mengetahui siapa Henry karena Fara tak pernah bercerita dan memang belum pernah ketemu. Soal pacar, Kholud mengungkapkan jika kakaknya masih jomblo.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1074 seconds (0.1#10.140)