Status Gunung Ile Lewotolok Naik Level Siaga, Warga Lembata Waspada!

Selasa, 27 Februari 2024 - 13:38 WIB
loading...
Status Gunung Ile Lewotolok...
Status Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, NTT dari level waspada naik ke level III siaga. Foto/PVMBG
A A A
LEMBATA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari level II waspada ke level III siaga.

Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan, kenaikan status tersebut berdasarkan hasil evaluasi perkembangan aktivitas di Gunung Ile Lewotolok sejak pertengahan Februari 2024. Hal itu menunjukan peningkatan dan statusnya meningkat menjadi siaga.

Status siaga tersebut berdasarkan data pengamatan instrumental menunjukan bahwa periode 16-28 Februari 2024 tercatat terjadi 98 kali gempa letusan atau erupsi, 30 kali gempa guguran, 3.615 kali gempa embusan, 98 kali tremor non harmonik.



Kemudian, 54 kali hybrid, 4 kali vulkanik dangkal, 5 kali vulkanik dalam, dan 1 kali tremor menerus. Teramati gempa yang berasosiasi dengan aktivitas tektonik, yakni 4 kali gempa tektonik lokal, dan 3 kali gempa tektonik jauh.

”Energi seismik dihitung dengan metode perata rataan nilai amplitudo atau disebut realtimme seismic amplitude measurements (RSAM) yang menunjukkan fluktuasi energi dengan kecenderungan energi meningkat dalam periode ini,” kata Hendra, Selasa (27/2/2024).

Berdasarkan pengamatan visual pada periode 16-26 Februari 2024 cenderung menunjukkan peningkatan aktivitas.Dimana tinggi kolom erupsi dan asap meningkat, bila dibandingkan periode sebelumnya.

Lalu, adanya kemunculan aliran lava baru pada 15 Februari ke arah selatan dan menuju tenggara.Kemudian pada tanggal 23 Februari aliran lava sudah mencapai jarak 1 kilometer ke arah tenggara dan 600 meter ke arah selatan.



Pantauan menunjukkan jarak aliran ke arah tenggara telah mencapai sekitar dua kilometer.Laju aliran lava yang cukup cepat, khususnya ke arah tenggara juga disebabkan morfologi lereng tenggara yang lebih curam.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3156 seconds (0.1#10.140)