Gunung Ile Lewotolok Kembali Erupsi, 293 Gempa Embusan Mengguncang!
loading...
A
A
A
LEMBATA - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata , Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali erupsi dan terekam gempa embusan mengguncang 293 kali, Sabtu (17/2/2024).
Petugas pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, mencarat ratusan gempa embusan ini terjadi pada periode pengamatan pukul 00.00-24.00 WITA.
"Jumlah gempa embusan sebanyak 293 kali dengan amplitudo 2,2-26,6 milimeter, durasi 30-402 detik," ungkap Ara Kian dalam keterangannya, Minggu (18/2/2024).
Kepala PGA Ile Lewotolok tersebut juga mencatat 4 kali terjadi gempa letusan dengan amplitudo 33,1-37,3 mm dalam kisaran durasi 56-95 detik, dan 2 kali tremor non-harmonik beramplitudo 2,5-5,6 mm dengan durasi 214-234 detik.
Tampak 4 kali letusan berada pada ketinggian 200 m, dengan warna asap putih dan kelabu, disertai gemuruh lemah. "Teramati aliran lava ke arah Selatan sejauh 400 m dari pusat erupsi," ujarnya.
Gunung secara visual jelas hingga berkabut 0-I. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal setinggi 100-700 meter di atas puncak kawah.
Hngga saat ini, demikian disampaikannya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Ile Lewotolok pada Level II atau Waspada.
Sesuai rekomendasi PVMBG, dia mengimbau agar masyarakat sekitar maupun pengunjung tidak memasuki atau melakukan aktivitas apapun dalam radius 2 km dari pusat erupsi.
Kemudian warga yang bermukim di sekitar lembah diimbau mewaspadai potensi banjir lahar dari sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok, terutama saat hujan turun dengan intensitas tinggi.
"Warga Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian Timur puncak" tutupnya.
Petugas pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, mencarat ratusan gempa embusan ini terjadi pada periode pengamatan pukul 00.00-24.00 WITA.
"Jumlah gempa embusan sebanyak 293 kali dengan amplitudo 2,2-26,6 milimeter, durasi 30-402 detik," ungkap Ara Kian dalam keterangannya, Minggu (18/2/2024).
Kepala PGA Ile Lewotolok tersebut juga mencatat 4 kali terjadi gempa letusan dengan amplitudo 33,1-37,3 mm dalam kisaran durasi 56-95 detik, dan 2 kali tremor non-harmonik beramplitudo 2,5-5,6 mm dengan durasi 214-234 detik.
Tampak 4 kali letusan berada pada ketinggian 200 m, dengan warna asap putih dan kelabu, disertai gemuruh lemah. "Teramati aliran lava ke arah Selatan sejauh 400 m dari pusat erupsi," ujarnya.
Gunung secara visual jelas hingga berkabut 0-I. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal setinggi 100-700 meter di atas puncak kawah.
Hngga saat ini, demikian disampaikannya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Ile Lewotolok pada Level II atau Waspada.
Sesuai rekomendasi PVMBG, dia mengimbau agar masyarakat sekitar maupun pengunjung tidak memasuki atau melakukan aktivitas apapun dalam radius 2 km dari pusat erupsi.
Kemudian warga yang bermukim di sekitar lembah diimbau mewaspadai potensi banjir lahar dari sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok, terutama saat hujan turun dengan intensitas tinggi.
"Warga Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian Timur puncak" tutupnya.
(hri)