Kapal TB Imanuel WGSR 03 dengan 10 ABK Hilang di Perairan Bima

Kamis, 13 Agustus 2020 - 19:41 WIB
loading...
Kapal TB Imanuel WGSR 03 dengan 10 ABK Hilang di Perairan Bima
Kapal TB Imanuel WGSR 03 hilang kontak di perairan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebanyak 10 anak buah kapal (ABK) belum diketahui nasib da keberadaannya. Foto/SINDOnews/Ashadi Ikhsan
A A A
GRESIK - Kapal TB Imanuel WGSR 03 hilang kontak di perairan Bima , Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebanyak 10 anak buah kapal (ABK) belum diketahui nasibnya. Kasi Keselamatan Berlayar KSOP Capt Masri T Randa Bunga menjelaskan, kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Gresik, Jatim pada 22 Juli 2020 lalu.

Kapal tersebut menggandeng tongkang bermuatan bahan bangunan. Total ada 12 ABK. Sebanyak 10 orang berada di kapal dan 2 orang di atas tongkang. Pada 6 Agustus 2020 kemarin dirinya mendapat laporan jika kapal itu hilang di perairan Bima NTB. Kapal dan tongkang terpisah karena tali penghubung putus. (Baca juga: Kisah Jerinx SID yang Akhirnya Tak Kuasa Menolak Rapid Test)

Berdasarkan laporan yang didapat, kapal yang hilang itu terbakar. Namun tidak ada yang mengetahui kejadian itu, karena terjadi sekitar pukul 03.00 WIT. Sementara tongkang yang terpisah ditemukan nelayan di Pulau Sarage, wilayah Likung Tangaya. "Dua orang yang ada di atas tongkang berhasil selamat. Mereka bernama Hamzah dan Lukman," kata Capt Masri T Randa Bunga, Kamis (13/8/2020). (Baca juga: Hari Kedua Ditahan, Jerinx SID Jalani Tes Swab COVID-19)

Sementara kapal yang berisi 10 ABK belum ditemukan sampai sekarang. Pihaknya telah mengupayakan agar Basarnas kembali melakukan pencarian. Berikut data 10 ABK yang belum ditemukan, yakni Rustam Efendi (nahkoda), Robby Dwi Premadi (mualim 1), Ahmad Mahfutson (mualim 2), Ahmad Efendi (KKM), Denis Taditya Ermandra (masinis II), Bayu Santoso (masinis III), Arief Damar Jumanto (juru mudi), Rahmad Hermawan (juru mudi), Sahir Juana (juru mudi) dan Medy Yosua K Sllay (juru masak).

Sementara keluarga dari puluhan ABK yang hilang ramai-ramai mendatangi Kantor KSOP untuk meminta bantuan melakukan penelusuran tentang nasib para ABK. "Terakhir bisa menghubungi abk pada 30 Juli 2020. Keesokan harinya 31 Juli sudah lepas kontak sampai sekarang," kata Achoirul Jaya Fatriana Achmad istri dari Mualim 1, Robby Dwi Premadi.

Achoirul hanya mendapatkan kabar tidak pasti dari berbagai pihak. Ada yang melaporkan jika kapal itu kebakaran hingga terpisah dengan tongkang. Sampai saat ini masih belum diketahui keberadaannya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1778 seconds (0.1#10.140)