Ikut Demonstrasi Gejayan Memanggil, Guru Besar UII Sebut Sekarang Musim Gugur Demokrasi

Senin, 12 Februari 2024 - 18:37 WIB
loading...
Ikut Demonstrasi Gejayan...
Guru Besar Komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII) Masduki turun ke jalan mengikuti aksi demonstrasi Gehayan. Foto/Erfan Erlin
A A A
YOGYAKARTA - Tak hanya mahasiswa dan aktivis, para guru besar sejumlah universitas di Derah Istimewa Yogyakarta juga turun ke jalan. Mereka menyuarakan kegundahan terhadap pemerintahan Joko Widodo yang semakin ugal-ugalan merusak demokrasi di tanah air.

Salah satunya adalah Masduki, guru besar komunikasi Universitas Islam Indonesia (UII). Berpakaian putih bercelana cokelat, Masduki naik ke mobil pick up dan melakukan orasi yang membakar semangat para peserta demonstrasi.

Masduki mengatakan saat ini adalah musim gugur demokrasi. Di mana sudah tidak ada lagi aktivitas demokrasi, akademisi termasuk guru besar yang bisa menyuarakan seruan moral tanpa tekanan.



"Banyak dosen mengajar namun intelektualnya sedikit. Di mana sangat sedikit intelektual yang bersedia bersama mahasiswa menyuarakan kritik otoriterisme dan rezim oligarki jokowi," ujarnya lantang.

Ciri-ciri musim gugur adalah adanya ketamakan kekuasaan yang dilakukan oleh penguasa saat ini. Di mana penguasa melakukan infiltrasi dan intervensi terhadap produk hukum di pengadilan.

Jika musim gugur ini dibiarkan, maka akan semakin cepat musim datang musim dingin. Di mana masyarakat sudah tidak bisa lagi dengan leluasa menikmati sinar matahari. Jikapun ada sinar matahari maka sifatnya hanya sebentar.

"Rakyat dibiarkan di dalam rumah tanpa menikmati kebebasan berekspresi," tambahnya. Oleh karena itu, menurut Masduki hanya satu kata yang harus selalu mahasiswa teriakan yaitu kata 'Lawan'.



Dia meminta kepada seluruh mahasiswa untuk melawan ketidakadilan dan keberpihakan yang dilakukan oleh rezim Jokowi terhadap salah satu kandidat capres. Masduki mengatakan dua hari lagi masyarakat Indonesia bakal datang ke TPS untuk menyampaikan hak pilih mereka.

Sudah saatnya rakyat Indonesia menghentikan rezim dinasti Jokowi dengan tidak boleh memilih pemimpin yang melanggengkan kekuasaan. “Besok hari yang menentukan untuk melakukan penghukuman," tandasnya.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2337 seconds (0.1#10.140)