Warga Kebomas Gresik Protes Tidak Dapat Beras Bansos Corona
loading...
A
A
A
GRESIK - Puluhan warga Kelurahan Kebomas, Gresik protes kepada pemerintah karena tidak mendapat beras bantuan sosial (bansos) dampak virus corona atau Covid-19
Warga meluruk kantor kelurahan setempat karena menganggap pembagian beras itu tidak adil. Banyak warga yang terdampak Covid-19 tidak menerima bantuan.
Tidak ada petugas dari kelurahan yang menemui warga. Hanya petugas Bhabinkamtibmas dari Polsek Kebomas yang berusaha menenangkan ibu-ibu itu.
Indrawati, salah satu warga mengaku kedatangannya ke kantor kelurahan untuk menanyakan bantuan beras. Sebab banyak orang dari luar RT 3 dan RT 4 mendapat jatah beras lebih banyak. Sedangkan warga sekitar yang ikut terdampak tidak dapat.
"Saya hamil dan tidak bekerja sekarang. Kenapa tidak mendapatkan bantuan," tanya perempuan itu yang datang bersama seorang putrinya.
Wanita berusia 35 tahun ini hanya bisa pasrah. Dirinya meminta pihak kelurahan lebih aktif lagi mendata warga. Sebab, data yang dimiliki oleh pemerintah tidak sesuai di lapangan.
Banyak warga mampu dan memiliki kendaraan bagus masih mendapat bantuan beras itu. Sedangkan warga disekitar kelurahan yang kini banyak pengangguran akibat pandemi tetapi tidak dapat bantuan.
Tidak hanya dari kalangan wanita, sejumlah warga secara ekonomi mampu juga ikut mendatangi kantor keelurahan. Mereka kasihan melihat tetangganya yang berstatus janda, bahkan kehilangan pekerjaan tidak mendapat bantuan.
Berdasarkan informasi, bantuan yang digelontorkan dari pemerintah untuk kelurahan Kebomas ada sebanyak 119. Sedangkan di dua RT itu hanya 12 orang saja yang menerima. Banyak yang tidak menerima bantuan.
Sementara itu, di Kelurahan Kebomas, aktivitas masih berlangsung seperti biasa. Saat ditanyai keberadaan Lurah Kebomas, Abdul Latib. Mereka kompak menjawab tidak ada. "Pak lurah tidak ada lagi sibuk rapat," kata dua perempuan di kelurahan yang enggan disebut namanya itu.
Puluhan warga pun kemudian meninggalkan kantor kelurahan tanpa mendapatkan hasil apapun. Protes mereka tidak ditanggapi
Warga meluruk kantor kelurahan setempat karena menganggap pembagian beras itu tidak adil. Banyak warga yang terdampak Covid-19 tidak menerima bantuan.
Tidak ada petugas dari kelurahan yang menemui warga. Hanya petugas Bhabinkamtibmas dari Polsek Kebomas yang berusaha menenangkan ibu-ibu itu.
Indrawati, salah satu warga mengaku kedatangannya ke kantor kelurahan untuk menanyakan bantuan beras. Sebab banyak orang dari luar RT 3 dan RT 4 mendapat jatah beras lebih banyak. Sedangkan warga sekitar yang ikut terdampak tidak dapat.
"Saya hamil dan tidak bekerja sekarang. Kenapa tidak mendapatkan bantuan," tanya perempuan itu yang datang bersama seorang putrinya.
Wanita berusia 35 tahun ini hanya bisa pasrah. Dirinya meminta pihak kelurahan lebih aktif lagi mendata warga. Sebab, data yang dimiliki oleh pemerintah tidak sesuai di lapangan.
Banyak warga mampu dan memiliki kendaraan bagus masih mendapat bantuan beras itu. Sedangkan warga disekitar kelurahan yang kini banyak pengangguran akibat pandemi tetapi tidak dapat bantuan.
Tidak hanya dari kalangan wanita, sejumlah warga secara ekonomi mampu juga ikut mendatangi kantor keelurahan. Mereka kasihan melihat tetangganya yang berstatus janda, bahkan kehilangan pekerjaan tidak mendapat bantuan.
Berdasarkan informasi, bantuan yang digelontorkan dari pemerintah untuk kelurahan Kebomas ada sebanyak 119. Sedangkan di dua RT itu hanya 12 orang saja yang menerima. Banyak yang tidak menerima bantuan.
Sementara itu, di Kelurahan Kebomas, aktivitas masih berlangsung seperti biasa. Saat ditanyai keberadaan Lurah Kebomas, Abdul Latib. Mereka kompak menjawab tidak ada. "Pak lurah tidak ada lagi sibuk rapat," kata dua perempuan di kelurahan yang enggan disebut namanya itu.
Puluhan warga pun kemudian meninggalkan kantor kelurahan tanpa mendapatkan hasil apapun. Protes mereka tidak ditanggapi
(mas)