Ganjar - Mahfud Miliki Kapasitas, Kapabilitas Mumpuni dan Rekam Jejak Baik

Kamis, 01 Februari 2024 - 06:40 WIB
loading...
Ganjar - Mahfud Miliki Kapasitas, Kapabilitas Mumpuni dan Rekam Jejak Baik
Bima Septa Putra Dima usai hadir di kegiatan bertajuk Ngobrol Daging 24 SKS bersama Denny Siregar dan Eko Kuntadhi di Kota Semarang. Foto: MPI/Eka Setiawan
A A A
SEMARANG - Pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo – Mahfud MD dinilai memiliki kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni sehingga pantas untuk menjadi pemimpin Indonesia ke depan. Mereka juga dinilai memiliki pengaman dan rekam jejak yang baik.

Hal itulah yang membuat Bima Septa Putra Dima (22) yang baru lulus dari Fakultas Teknik (FT) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mendukung paslon Ganjar – Mahfud di Pilpres 2024.

“Pilihan Pilpres sekarang condong ke-03,” ungkapnya usai hadir di kegiatan bertajuk Ngobrol Daging 24 SKS Bersama Denny Siregar dan Eko Kuntadhi di Kota Semarang, Rabu (31/1/2024).



Dia berargumen, ketika ada beberapa catatan tersendiri saat Ganjar maupun Mahfud menjabat, adalah hal yang wajar. Sebab, kata dia, keduanya memiliki waktu memimpin yang cukup lama.

Catatan-catatan itulah yang harus dijadikan aspirasi ke depan sehingga tidak terulang.

“Walaupun saya di sini mendukung 03 sepenuh hati, tapi ketika mereka nanti menang di sini saya juga akan menjadi oposisi. Karena apa, karena pemerintahan yang baik itu yang mendengarkan rakyatnya,” sambungnya.

Dia bercerita, ketika menjadi mahasiswa, memang ada beberapa kesalahan-kesalahan dari pemerintah.



Dia mencontohkan seperti kasus Wadas (di Jateng) ataupun konflik Rempang (di Kepulauan Riau), hingga adanya undang-undang yang tidak berpihak pada rakyat.

“Tetapi Pak Ganjar itu mau turun. Mau bicara berkomunikasi dengan mahasiswa dan juga rakyatnya. Sehingga saya mendukung 03 karena mereka mereka menjunjung demokrasi, memiliki kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni sebagai capres (dibandingkan) yang lain,” jelasnya.

Sebab itulah, dia berharap model kepemimpinan ke depan adalah pemimpin yang mau mendengar aspirasi dan suara rakyat.

“Karena pemerintah sekarang sepertikonstitusi dilanggar, Ketua KPK (jadi tersangka), banyak dari civitas akademik mulai menyuarakan suaranya, terbaru dari UGM para guru besar menyuarakan keprihatinannya pada Bapak Jokowi,” ungkapnya.

“Ketika masyarakat mulai berbicara, minta mereka untuk mendengar, mereka seakan-akan tutup mata, tutup telinga, seakan-akan tidak mendengar apa yang di akar rumput. Sehingga pemimpin yang saya inginkan adalah pemimpin mau mendengar,” tandasnya.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3610 seconds (0.1#10.140)