TPN Ganjar-Mahfud Sebut Driver Ojol Perempuan Ujung Tombak Keluarga: Harus Dapat Perlindungan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud Jaleswari Pramodhawardhani bertemu dengan 200 driver ojek online (ojol) perempuan di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (13/1/2024). Mereka menyampaikan aspirasi dan keluhan selama bekerja di lapangan.
Salah satunya terkait perlindungan. "Jam kerja mereka yang melampaui batas. Kemudian, bagaimana relasi dengan perusahaan penyedia jasa layanan transportasi online ini juga kurang. Jadi, hal itu yang perlu diperbaiki di kondisi lapangan,” kata Jaleswari usai pertemuan di sebuah kafe di Jalan Kusuma Bangsa, Surabaya.
Dia mengakui, driver ojol perempuan juga menjadi bagian penggerak roda ekonomi negara. Sudah sepatutnya negara hadir di dalamnya. Belum lagi, lanjut dia, driver ojol perempuan yang minim terhadap akses kesehatan dan ketenagakerjaan sebagai penjamin keamanan bekerja.
”Disampaikan oleh ratusan ojol perempuan, mereka sudah menerima kartu kesehatan misalnya. Tapi, mereka tidak tahu bagaimana menggunakannya,” tutur Jaleswari Pramodhawardhani.
Karena itu, kata Jaleswari, perlu adanya pendampingan dalam hal peningkatan keterampilan bagi para ojol perempuan ke depannya. Saat ini, skema perlidungan dan rumah keterampilan tengah dimatangkan terus oleh Ganjar-Mahfud.
Jaleswari juga memuji para pekerja perempuan ini sebagai ujung tombak keluarga. Dalam keluarga, para perempuan ini tidurnya paling lambat dan bangunnya paling cepat. "Kami sangat hormat dan mengapresiasi para pekerja perempuan ini," ungkapnya.
Salah satunya terkait perlindungan. "Jam kerja mereka yang melampaui batas. Kemudian, bagaimana relasi dengan perusahaan penyedia jasa layanan transportasi online ini juga kurang. Jadi, hal itu yang perlu diperbaiki di kondisi lapangan,” kata Jaleswari usai pertemuan di sebuah kafe di Jalan Kusuma Bangsa, Surabaya.
Dia mengakui, driver ojol perempuan juga menjadi bagian penggerak roda ekonomi negara. Sudah sepatutnya negara hadir di dalamnya. Belum lagi, lanjut dia, driver ojol perempuan yang minim terhadap akses kesehatan dan ketenagakerjaan sebagai penjamin keamanan bekerja.
”Disampaikan oleh ratusan ojol perempuan, mereka sudah menerima kartu kesehatan misalnya. Tapi, mereka tidak tahu bagaimana menggunakannya,” tutur Jaleswari Pramodhawardhani.
Karena itu, kata Jaleswari, perlu adanya pendampingan dalam hal peningkatan keterampilan bagi para ojol perempuan ke depannya. Saat ini, skema perlidungan dan rumah keterampilan tengah dimatangkan terus oleh Ganjar-Mahfud.
Jaleswari juga memuji para pekerja perempuan ini sebagai ujung tombak keluarga. Dalam keluarga, para perempuan ini tidurnya paling lambat dan bangunnya paling cepat. "Kami sangat hormat dan mengapresiasi para pekerja perempuan ini," ungkapnya.
(hri)