Kisah Gajah Mada Ekspansi Kerajaan Majapahit usai Ucapkan Sumpah Palapa
loading...
A
A
A
Beberapa ide gagasan bermunculan ketika Gajah Mada sebagai Mahapatih Majapahit dan Gayatri yang menjadi dewan pertimbangan kerajaan berdiskusi. Wilayah yang dulu diucapkan Mahapatih Gajah Mada berusaha merealisasikan ucapannya ketika Sumpah Palapa.
Bali pun disarankan oleh Gayatri untuk menjadi daerah awal yang didekati dan masuk wilayah kedaulatan Majapahit. Bali menjadi wilayah yang berusaha ditaklukkan pertama kali oleh Kerajaan Majapahit di luar wilayah Majapahit.
Dari wilayah ini Gajah Mada berharap ada pelajaran - pelajaran yang bakal diperolehnya dari Bali dapat diterapkan pada Sunda demi mencegah konfrontasi. Earl Drake pada bukunya "Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit" menggambarkan diskusi antara Gajah Mada dan Gayatri ditekankan pada kedekatan Bali dengan Jawa, baik secara geografis maupun spiritual. Warga kedua kerajaan pun dulu saling menikah.
Wilayah Bali memang sempat dimasukkan oleh Kertanagara semasa bertahta di Singasari yang dikuasai. Tetapi setelah Kertanagara mangkat atau meninggal dan Singasari runtuh, wilayah tersebut kembali lepas dan berdaulat.
Gajah Mada mengemukakan bahwa penyatuan kembali Jawa dan Bali mungkin akan berjalan mulus karena rakyat Bali sendiri membenci raja mereka kini. Selain itu, sejumlah kerabatnya masih tinggal di pulau tersebut, ia mengusulkan agar ia bisa lama berkunjung ke sana, sembari menyusun rencana penyatuan awal Jawa - Bali. Gayatri pun menyambut baik usulan Gajah Mada tersebut.
Bali adalah prioritas utama mereka dan pengetahuan Gajah Mada tentang Bali tentunya akan bermanfaat. Dalam hal ini, mereka percaya bahwa Gajah Mada akan menggunakan pengetahuan setempat, taktik dan bujukan yang efektif demi mencapai tujuan.
Pembicaraan antara Gajah Mada dan Gayatri pun terus berdiskusi mengenai sumpah penyatuan nusantara saat menjabat Mahapatih Majapahit baru. Topik itu penting guna membahas masa depan Majapahit di bawah pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi yang notabene adalah anak dari Gayatri.
Bali pun disarankan oleh Gayatri untuk menjadi daerah awal yang didekati dan masuk wilayah kedaulatan Majapahit. Bali menjadi wilayah yang berusaha ditaklukkan pertama kali oleh Kerajaan Majapahit di luar wilayah Majapahit.
Dari wilayah ini Gajah Mada berharap ada pelajaran - pelajaran yang bakal diperolehnya dari Bali dapat diterapkan pada Sunda demi mencegah konfrontasi. Earl Drake pada bukunya "Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit" menggambarkan diskusi antara Gajah Mada dan Gayatri ditekankan pada kedekatan Bali dengan Jawa, baik secara geografis maupun spiritual. Warga kedua kerajaan pun dulu saling menikah.
Wilayah Bali memang sempat dimasukkan oleh Kertanagara semasa bertahta di Singasari yang dikuasai. Tetapi setelah Kertanagara mangkat atau meninggal dan Singasari runtuh, wilayah tersebut kembali lepas dan berdaulat.
Baca Juga
Gajah Mada mengemukakan bahwa penyatuan kembali Jawa dan Bali mungkin akan berjalan mulus karena rakyat Bali sendiri membenci raja mereka kini. Selain itu, sejumlah kerabatnya masih tinggal di pulau tersebut, ia mengusulkan agar ia bisa lama berkunjung ke sana, sembari menyusun rencana penyatuan awal Jawa - Bali. Gayatri pun menyambut baik usulan Gajah Mada tersebut.
Bali adalah prioritas utama mereka dan pengetahuan Gajah Mada tentang Bali tentunya akan bermanfaat. Dalam hal ini, mereka percaya bahwa Gajah Mada akan menggunakan pengetahuan setempat, taktik dan bujukan yang efektif demi mencapai tujuan.
Pembicaraan antara Gajah Mada dan Gayatri pun terus berdiskusi mengenai sumpah penyatuan nusantara saat menjabat Mahapatih Majapahit baru. Topik itu penting guna membahas masa depan Majapahit di bawah pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi yang notabene adalah anak dari Gayatri.
(hri)