Pengembangan Bandara Sam Ratulangi Sudah 24%, Desember Selesai
loading...
A
A
A
MANADO - Pengembangan Bandara Sam Ratulangi Manado hingga awal Agustus 2020 telah mencapai 24%. Ditargetkan bandara yang berlokasi di Sulawesi Utara ini dapat selesai pada Desember 2020.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi, Bandara Sam Ratulangi Manado dikembangkan melalui perluasan terminal penumpang. Dari seluas 26.481 meter persegi diperluas menjadi 57.296 meter persegi, untuk mendukung pengembangan pariwisata Likupang sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas. (Baca juga: Serahkan Diri atau Diburu, Pelaku Penyerangan di Pasar Kliwon Solo Diultimatum)
“Dengan perluasan ini, maka kapasitas terminal tersebut meningkat menjadi 5,7 juta per tahun dibanding sebelumnya yang hanya 2,6 juta per tahun,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (10/8/2020). (Baca juga: Aksi Penyerangan di Pasar Kliwon Solo, Begini Cerita Keluarga Korban)
Dia menambahkan bahwa guna mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia, Angkasa Pura I berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan bandara-bandara yang dikelola. Selain proyek pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Internasional Lombok Praya untuk mendukung pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika yang menjadi lokasi penyelenggaraan MotoGP 2021, perluasan terminal penumpang Bandara El Tari Kupang yang telah selesai pada Mei 2020 lalu, dan pengembangan Bandara Juanda Surabaya serta Bandara Sam Ratulangi Manado.
“Pengembangan bandara-bandara Angkasa Pura I dilakukan untuk memperluas konektivitas dan meningkatkan kapasitas trafik angkutan udara di wilayah tengah dan timur Indonesia. Sehingga dapat mendukung arus wisatawan mancanegara ke berbagai wilayah di Indonesia. Pada akhirnya pengembangan juga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia,” ujarnya.
PT Angkasa Pura I senantiasa mendukung potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui perwujudan konektivitas udara yang dapat dicapai dengan melakukan percepatan pembangunan dan pengembangan bandara.
Sejak 2018, terdapat 4 pembangunan dan pengembangan bandara yang selesai dilakukan Angkasa Pura I. Dua di antaranya telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Keempat bandara tersebut yaitu Terminal Baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 7 Juni 2018, Terminal Baru Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 18 Desember 2019, Perluasan Terminal dan Stasiun Kereta Api Bandara Adi Soemarmo Solo yang diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada 29 Desember 2019, dan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulonprogo yang selesai dibangun 100% pada Maret 2020.
"Kontribusi positif Angkasa Pura I terhadap pertumbuhan ekonomi nasional terus meningkat dari tahun ke tahun yang dapat dilihat dari bertambahnya kapasitas bandara-bandara kelolaan melalui pembangunan bandara baru dan pengembangan bandara eksisting, kontribusi terhadap perekonomian daerah, dan perwujudan konektivitas udara di wilayah tengah dan timur Indonesia," katanya. Tentunya pencapaian di bidang ekonomi ini terus akan dikembangkan dengan berpegang pada prinsip triple bottom line ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi, Bandara Sam Ratulangi Manado dikembangkan melalui perluasan terminal penumpang. Dari seluas 26.481 meter persegi diperluas menjadi 57.296 meter persegi, untuk mendukung pengembangan pariwisata Likupang sebagai salah satu destinasi pariwisata super prioritas. (Baca juga: Serahkan Diri atau Diburu, Pelaku Penyerangan di Pasar Kliwon Solo Diultimatum)
“Dengan perluasan ini, maka kapasitas terminal tersebut meningkat menjadi 5,7 juta per tahun dibanding sebelumnya yang hanya 2,6 juta per tahun,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (10/8/2020). (Baca juga: Aksi Penyerangan di Pasar Kliwon Solo, Begini Cerita Keluarga Korban)
Dia menambahkan bahwa guna mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia, Angkasa Pura I berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan bandara-bandara yang dikelola. Selain proyek pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Internasional Lombok Praya untuk mendukung pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika yang menjadi lokasi penyelenggaraan MotoGP 2021, perluasan terminal penumpang Bandara El Tari Kupang yang telah selesai pada Mei 2020 lalu, dan pengembangan Bandara Juanda Surabaya serta Bandara Sam Ratulangi Manado.
“Pengembangan bandara-bandara Angkasa Pura I dilakukan untuk memperluas konektivitas dan meningkatkan kapasitas trafik angkutan udara di wilayah tengah dan timur Indonesia. Sehingga dapat mendukung arus wisatawan mancanegara ke berbagai wilayah di Indonesia. Pada akhirnya pengembangan juga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia,” ujarnya.
PT Angkasa Pura I senantiasa mendukung potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui perwujudan konektivitas udara yang dapat dicapai dengan melakukan percepatan pembangunan dan pengembangan bandara.
Sejak 2018, terdapat 4 pembangunan dan pengembangan bandara yang selesai dilakukan Angkasa Pura I. Dua di antaranya telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Keempat bandara tersebut yaitu Terminal Baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 7 Juni 2018, Terminal Baru Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 18 Desember 2019, Perluasan Terminal dan Stasiun Kereta Api Bandara Adi Soemarmo Solo yang diresmikan oleh Menteri Perhubungan pada 29 Desember 2019, dan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulonprogo yang selesai dibangun 100% pada Maret 2020.
"Kontribusi positif Angkasa Pura I terhadap pertumbuhan ekonomi nasional terus meningkat dari tahun ke tahun yang dapat dilihat dari bertambahnya kapasitas bandara-bandara kelolaan melalui pembangunan bandara baru dan pengembangan bandara eksisting, kontribusi terhadap perekonomian daerah, dan perwujudan konektivitas udara di wilayah tengah dan timur Indonesia," katanya. Tentunya pencapaian di bidang ekonomi ini terus akan dikembangkan dengan berpegang pada prinsip triple bottom line ekonomi, lingkungan, dan sosial.
(shf)