Momen Epik Raja Jayakatwang Patahkan Gempuran Pasukan Majapahit, Madura dan Mongol

Minggu, 31 Desember 2023 - 09:02 WIB
loading...
Momen Epik Raja Jayakatwang Patahkan Gempuran Pasukan Majapahit, Madura dan Mongol
Kerajaan Kediri di bawah Jayakatwang memberikan perlawanan sengit saat pasukan gabungan Mongol, Majapahit dan Madura. Foto/Ilustrasi
A A A
KEDIRI - Kerajaan Kediri di bawah Jayakatwang memberikan perlawanan sengit saat pasukan gabungan menyerang. Saat itu pasukan gabungan antara Mongol, Majapahit di bawah komando Nararya Sangramawijaya atau Raden Wijaya dan tentara Madura di bawah komando Arya Wiraraja.

Mereka secara bersamaan menyerang wilayah kekuasaan Jayakatwang. Kebetulan saat itu Jayakatwang baru saja menghancurkan Kerajaan Singasari di bawah kepemimpinan Kertanagara, yang juga merupakan mertua Raden Wijaya.

Taktik balas dendam coba dilakukan oleh Raden Wijaya ke Jayakatwang, usai menghancurkan Singasari. Tetapi perkiraan serangan ini telah diprediksi oleh Jayakatwang. Bahkan Jayakatwang konon telah menyiapkan 100 kapal lebih.



Sementara di Ibu Kota Kediri pasukan Jayakatwang sudah bersiap dengan kekuatan pasukan hingga 100.000 orang. Konon pertempuran pertama dimulai di hulu Sungai Mas, kekuatan Kediri yang terdiri dari 100 kapal dapat dilumpuhkan dan kapal-kapalnya di sita.

Sebagaimana dikutip dari "Arya Wiraraja dan Lamajang Tigang Juru" dari Mansur Hidayat, Pasukan Kediri itu sebagian besar yang melarikan diri ke induk pasukan yang ada di Kediri. Ternyata di Ibu Kota kerajaan kekuatan pasukan cukup besar.

Hal ini yang sempat tak diprediksi oleh Raden Wijaya dan dua pemimpin pasukan baik dari Mongol dan Madura. Pasukan Jayakatwang berusaha untuk mempertahankan kotanya.

Pada 19 Maret 1293 ketiga pasukan Mongol bertemu di pinggiran Kota Kediri menyusun strategi serangan yang sangat menentukan.



Pada tanggal 20 Maret 1293, pagi hari terdengarlah suara kentongan bertalu-talu pertanda perang antara pasukan Mongol dan pasukan Kediri dimulai.

Serangan besar-besaran itu berlangsung sampai 3 kali karena pasukan Kediri sudah siap berperang habis-habisan mempertahankan kotanya. Kebo Mundarang, Panglet, dan Kebo Rubuh yang menjaga Kota Kediri dari sebelah timur berhadapan dengan pasukan Mongol.

Pertempuran masih berlangsung sampai sore di mana tentara Kediri mulai terdesak dan kocar-kacir. Beberapa ribu prajurit Kediri yang melarikan diri terjun ke Sungai Brantas dan 50.000 orang prajurit mati terbunuh.

Pada pertempuran tersebut, Panglet gugur oleh Lembu Sora, Kebo Rubuh dibunuh oleh Nambi, dan Kebo Mundarang dikalahkan Ranggalawe.

Melihat kekuatan Kediri yang mulai terdesak Raja Jayakatwang pun ke luar bertempur menuju arah utara dengan bersenjata perisai. Akhirnya Raja Kediri ini terkepung dan tertangkap oleh pasukan Mongol untuk kemudian ditawan pada sore harinya.

Sementara itu sisa pasukan Kediri sudah kocar-kacir, salah satu putra dari Jayakatwang melarikan diri ke pegunungan yang ada di sekitar Kediri. Kau Hsing, komandan pasukan Mongol kemudian ditugaskan untuk melakukan pengejaran pangeran ini dengan disertai 10.000 pasukannya.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2505 seconds (0.1#10.140)