Tokoh Agama di Papua Sesalkan Aksi Anarkis Oknum Pengantar Jenazah Lukas Enembe

Kamis, 28 Desember 2023 - 21:27 WIB
loading...
Tokoh Agama di Papua...
Tokoh agama di Papua Papua Pendeta Hiskia Rollo (Ketua 3 PGGP) dan Presiden GIDI Pendeta Dorman Wandigbo menyesalkan aksi anarkis oknum pengarak jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe. Foto/iNews TV/Edy Siswanto
A A A
JAYAPURA - Tokoh agama di Papua Pendeta Hiskia Rollo (Ketua 3 PGGP) dan Presiden GIDI Pendeta Dorman Wandigbo menyesalkan aksi anarkis oknum massa pengarak jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe.

Pendeta Hiskia Rollo menyatakan jika harusnya dalam suasana duka dan lagi masih dalam suasana Natal, aksi anarkis tidak boleh terjadi.



"Kita semua ini dalam suasana duka yang kami sendiri kaget dengan kabar duka bapak Lukas Enembe. Ini kehendak Tuhan yang sudah menetapkan setiap orang tidak akan kekal hidup dimuka bumi ini. Ada waktunya untuk menghadapi kematian. Tentu kita bersedih dengan kematian bapak Lukas. Jadi harus ikhlas menerima ketetapan Tuhan ini. Tapi di luar STAKIN malah anarkis," kata Pendeta Hiskia Rollo.



Diakuinya, prosesi pengantar jenazah dari Jakarta hingga Jayapura sepenuhnya diatur oleh Presiden GIDI dan juga Pendeta Lipius Biniluk.

Sementara pihaknya bersama Forkompimda mem-backup demi kelancaran prosesi penempatan hingga pemakaman berlangsung.

"Seluruh proses gereja upacara masyarakat adat semua ditangani oleh Presiden GIDI, karena pak Lukas adalah warga gereja dari GIDI. Setelah kabar duka tersebut, kami semua menunggu kabar dari Presiden GIDI bapak Pendeta Dorman Wandikbo, termasuk Pendeta Lipius Biniluk yang merupakan ketua FKUB. Kami mendapatkan penjelasan terkait proses ini dan saya fikir 99 persen sudah siap dan kami yakini aman," ujarnya.


Namun, dirinya kaget setelah memimpin doa pembukaan pelepasan jenazah mendapat informasi bahwa terjadi kekacauan dan bahkan Penjabat Gubernur Papua Ridwan Rumasukun terkena lemparan batu.

"Kasihan bapak Pj Gubernur Papua yang sudah menemani jenazah sampai di Jayapura. Namun malah dapat lemparan batu. Ini bagaimana, kita ini duka dua kali, satu sisi kita berduka atas kepergian bapak Lukas, dan duka lain kalian (massa) kasari Pj Gubernur kita bapak Ridwan Rumasukun," ucapnya.

"Saya tidak sejahtera, tidak tenteram tidak damai dengan situasi ini. Inikan kita berduka dengan bapak Lukas Enembe, ini kamu bikin kita sedih lagi dengan kamu (massa) lempar orang tua lagi. Kita harus hormati jenazah, harus hormati ibu Enembe dan anak-anak serta keluarga, jangan bikin situasi seperti ini," sambungnya.

Pihaknya berkeyakinan ada dalang provokasi yang sengaja memanfaatkan situasi tersebut. Pasalnya sudah disepakati bersama termasuk keamanan dan diatur langsung oleh GIDI akan prosesi penempatan hingga pemakaman oleh Presiden GIDI.

"Saya sebagai pimpinan gereja saya juga heran, ini sudah disepakati bersama Kapolda dan Pangdam dan juga GIDI. Saya tidak mengerti siapa yang ciptakan situasi ini, mereka ini dari luar yang menggunakan kesempatan ini untuk mereka punya kemauan. Kami sangat sedih dengan situasi ini," paparnya.

Sementara Presiden GIDI Pendeta Dorman Wandigbo turut meminta maaf atas anarkis massa yang mengakibatkan Pj Gubernur Papua Ridwan Rumasukun termasuk TNI Polri yang terluka. Dirinya menyebut jika aksi anarkis tersebut bukan tanggung jawabnya dan di luar dugaan.

"Saya menyampaikan permohonan maaf kepada bapak Pj Gubernur yang saat ini di Rumah Sakit, termasuk sopir Kapolda dan semua kerusakan yang terjadi, itu semua di luar tanggung jawab kami dan dugaan kami. Dan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dari hati yang paling dalam," ucap Pendeta Dorman dalam sambutan pada ibadah pelepasan jenazah.

Pihaknya meminta seluruh koordinator mahasiswa untuk bisa mengatur mahasiswanya yang turut dalam pengantar jenazah di pemakamannya.

"Saya mohon dengan rendah hati, kepada para Ketua Senat untuk mengatur mengkoordinir anak buahnya dengan tertib, dengan damai, supaya kami dihargai dan dihormati oleh Tuhan dan dihargai dan dihormati oleh orang yang memusuhi kita," ucapnya.

"Yang membuat kacau itu adalah orang di luar. Kami mau Papua dihargai Tuhan. Kami ucapkan terimakasih kepada suku Tabi yang telah mengizinkan tanah Koya sebagai tempat pemakaman almarhum," pungkasnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1715 seconds (0.1#10.140)