Sejarah Kerajaan Ternate: Asal-usul, Kejayaan dan Daftar Sultan yang Berkuasa

Sabtu, 23 Desember 2023 - 16:06 WIB
loading...
Sejarah Kerajaan Ternate: Asal-usul, Kejayaan dan Daftar Sultan yang Berkuasa
Peninggalan kerajaan Ternate, salah satunya Masjid Kesultanan Ternate. Foto/Antara.
A A A
Kerajaan Ternate atau Kesultanan Ternate merupakan salah satu Kerajaan Islam yang berada di Kepulauan Maluku. Kesultanan yang juga dikenal dengan Kerajaan Gapi ini didirikan oleh Baab Mahsur Malomo pada tahun 1257 Masehi.

Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan Timur Nusantara antara abad ke-1 hingga abad ke-17. Karena Ternate merupakan salah satu Kerajaan yang terkenal kaya akan rempah-rempah.

Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yang dalam perkembangannya semakin besar dan ramai sehingga oleh penduduk disebut juga sebagai Gam Lamo atau kampung besar, namun belakangan orang menyebut Gam Lamo dengan Gamalama atau Pusat Pemerintahan.

Dikarenakan terjadinya pergeseran perubahan zaman sehingga makna kerajaan Gapi berubah menjadi kerajaan Ternate yang dicetuskan berkisar pada abad ke-13 M.



Hal ini dipercaya dapat mengangkat nama kerajaan Ternate ke jendela dunia. Di bawah pimpinan beberapa generasi penguasa berikutnya, Ternate berkembang dari sebuah kerajaan yang hanya sebuah pulau kecil menjadi kerajaan yang berpengaruh dan terbesar di bagian Timur Indonesia khususnya Maluku.

Menurut jurnal bertajuk "Kesultanan Ternate Pada Abad XVI-XVII", pada masa–masa awal suku Ternate dipimpin oleh para momole. Setelah membentuk kerajaan jabatan pimpinan dipegang seorang raja yang disebut kolano.

Mulai pertengahan abad ke-15 M, Islam diadopsi secara total oleh kerajaan dan penerapan syariat Islam diberlakukan. Sultan Zainal Abidin meninggalkan gelar kolano dan menggantinya dengan gelar sultan.

Asal Usul Munculnya Islam di Kerajaan Ternate

Pada taraf permulaan, diantara saluran Islamisasi yang pernah berkembang di Ternate adalah perdagangan. Hal itu sejalan dengan kesibukan lalu lintas perdagangan abad ke-7 M hingga abad ke-16 M.

Terdapat sejumlah pulau penting di Maluku bagian utara yang dijadikan sebagai tempat penyebaran Agama Islam. Beberapa pulau itu adalah pulau Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo.

Masa Islamisasi di Maluku diperkirakan berlangsung pada abad ke-15 M. Ternate sebagai kota dan sekaligus menjadi pusat aktivitas perdagangan rempah-rempah jadi saksi sejarah atas dominannya Islam sebagai sebuah ideologi masyarakat saat itu.

Salah satu hal yang sangat menguntungkan mengapa Islam cepat berkembang di Ternate adalah disebabkan karena masyarakat Ternate sangat dipengaruhi oleh budaya kemaritiman.

Dalam konteks kemaritiman, merupakan daerah tempat persinggahan. Para kapal-kapal laut baik dari Timur ke Barat maupun sebaliknya seringkali singgah di Ternate.

Kejayaan Kerajaan Ternate

Setelah Islam masuk ke Kerajaan Ternate, Kesultanan tersebut lantas mengalami perkembangan yang pesat teruntuk di bidang perdagangan rempah sekitar abad ke-15 M. Sayangnya kestabilan ekonomi di Ternate ini mulai terancam ketika bangsa Portugis datang.

Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Maluku (Ternate) hanya untuk membeli rempah-rempah dari para petani. Namun, dengan semakin meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah, mereka kemudian mengklaim daerah-daerah yang mereka kunjungi sebagai daerah kekuasaannya.

Dari situlah Ternate mulai melakukan beberapa perlawanan. Salah satunya adalah perlawanan terhadap Portugis pada awal abad ke-16 M.

Setelah beberapa tahun mengalami peperangan, akhirnya Kesultanan Ternate di bawah Sultan Baabullah berhasil mengusir bangsa Portugis.

Di bawah pemerintahan Sultan Baabullah, wilayah kekuasaan Kerajaan Ternate membentang dari Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Timur, Sulawesi Tengah, bagian selatan Kepulauan Filipina, dan Kepulauan Marshall di Pasifik.

Namun setelah Sultan Baabullah wafat pada 1583 M. Ternate mulai mengalami kemunduran. Kehidupan politik mereka semakin kacau setelah VOC datang dan memenangkan persaingan dagang. Menjelang akhir abad ke-17, Kerajaan Ternate sepenuhnya berada di bawah kendali VOC.

Daftar Raja Kerajaan Ternate

- Baab Mashur Malamo (1257 - 1277 M)
- Jamin Qadrat (1277 - 1284 M)
- Komala Abu Said (1284 - 1298 M)
- Bakuku (1298 - 1304 M)
- Ngara Malamo ((1304-1317 M)
- Patsaranga Malamo (1317-1322 M)
- Cili Aiya (1322-1331 M)
- Panji Malamo (1331-1332 M)
- Syah Alam (1332-1343 M)
- Tulu Malamo (1343-1347 M)
- Kie Mabiji (Abu Hayat I) (1347-1350 M)
- Ngolo Macahaya (1350-1357 M)
- Momole (1357-1359 M)
- Gapi Malamo (1359-1372 M)
- Gapi Baguna I (1372-1377 M)
- Komala Pulu (1377-1432 M)
- Marhum (Gapi Baguna II) (1432-1486 M)
- Sultan Zainal Abidin (1486-1500 M)
- Sultan Bayanullah (1500-1521 M)
- Sultan Abu Hayat II (1521-1529 M)
- Sultan Hidayatullah (Sultan Dayalu) (1529-1533 M)
- Sultan Tabariji (1533-1534 M)
- Sultan Khairun Jamil (1535-1570 M)
- Sultan Baabullah Datu Syah (1570-1583 M)
- Sultan Said Barakat Syah (1583-1606 M)
- Sultan Mudaffar Syah I (1607-1627 M)
- Sultan Hamzah (1627-1648 M)
- Sultan Mandarsyah (1648-1650 M)
- Sultan Manila (1650-1655 M)
- Sultan Sibori (1675-1689 M)
- Sultan Said Fatahullah (1689-1714 M)
- Sultan Amir Iskandar Zulkarnain Syaifuddin (1714-1751 M)
- Sultan Ayan Syah (1751-1754 M)
- Sultan Syah Mardan (1755-1763 M)
- Sultan Jalaluddin (1763-1774 M)
- Sultan Harunsyah (1774-1781 M)
- Sultan Achral (1781-1796 M)
- Sultan Muhammad Yasin (1796-1801 M)
- Sultan Muhammad Ali (1807-1821 M)
- Sultan Muhammad Sarmoli (1821-1823 M)
- Sultan Muhammad Zain (1823-1859 M)
- Sultan Muhammad Arsyad (1859-1876 M)
- Sultan Ayanhar (1879-1900 M)
- Sultan Muhammad Ilham (1900-1902M)
- Sultan Haji Muhammad Usman Syah (1902-1915 M)
- Sultan Iskandar Muhammad Djabir Sjah (1902-1915 M)
- Sultan Haji Mudaffar Syah (1975-2015 M)
- Sultan Hidayatullah Syah bin Mudaffar Syah (dinobatkan menjadi raja pada Desember 2021)

Itulah sejarah Kerajaan Ternate, lengkap dengan daftar raja yang berkuasa. Semoga informasi ini dapat memberikan wawasan lebih terkait sejarah kerajaan yang ada di nusantara.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.1204 seconds (0.1#10.140)