Kasus COVID-19 Tak Kunjung Turun, Warga Jatim Digelontor 26 Juta Masker
loading...
A
A
A
SURABAYA - Tingginya kasus COVID di Jawa Timur (Jatim) , menjadi perhatian khusus dari pemerintah pusat.
Pada Jumat (7/8/2020), jumlah kasus COVID-19 di Jatim bertambah 378 kasus. Sehingga, jumlah kasus COVID-19 di provinsi ini tercatat mencapai 24.934 kasus. Dari total jumlah kasus, 17.221 sudah sembuh dan 1.814 orang meninggal dunia.
Guna menurunkan angka kasus di Jatim, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meluncurkan Gerakan 26 Juta Masker . Gerakan yang juga berkolaborasi dengan Ketua Tim Penggerak PKK Nasional Ibu Tri Tito Karnavian ini dimulai di Pendopo Kabupaten Malang dan berlanjut di beberapa titik.
Titik - titik tersebut di antaranya, Kampung Heritage Kauman Kabupaten Malang, Desa Mulyo Agung, Kecamatan Dau, dan Kampung Ekologi Temas Kota Batu. "Tercatat ada 26 juta masker yang siap untuk dibagikan kepada seluruh elemen baik warga Jawa Timur maupun yang sedang berkunjung ke Jawa Timur," kata Khofifah, Jumat (7/8/2020).
Sebanyak 26 juta masker kain ini juga merupakan total gabungan dari kabupaten dan kota di seluruh Jatim yang masing-masing menyiapkan jumlah yang berbeda.
Pemprov Jatim sendiri menyiapkan 4,5 juta masker. Kemudian Kabupaten Malang 2 juta masker dan Kota Malang dengan 1,5 juta masker. Sementara kabupaten dan kota lainnya menyiapkan masing-masing 500.000 masker.(Baca juga : Salip Jatim, Kasus Positif Covid-19 DKI Jakarta Tertinggi di Indonesia )
Khofifah menuturkan, kegiatan bagi-bagi masker ini akan dilanjutkan dalam beberapa waktu ke depan. Dengan harapan masyarakat makin sadar dan mawas diri di era new normal, ada adaptasi baru yang harus dilakukan. Hal ini juga merupakan bentuk perlindungan bagi masyarakat."Dengan menggunakan masker kita tidak menularkan dan juga jangan sampai tertular," imbuhnya.
Sementara itu, Mendagri Tito Karnavian menjelaskan dengan menggunakan masker, kurva penularan COVID-19 diyakini akan menurun 50-60 persen. Penurunan tersebut terjadi jika masyarakat menggunakan masker dengan cara yang benar. "Masker jangan dipakai dibawa hidung atau dibawa mulut , tapi digunakan untuk menutupi hidung dan mulut," ungkapnya.(Baca juga : Dokter Reisa Kembali Ingatkan Pentingnya Pakai Masker, Jangan Bosan Ya )
Pada Jumat (7/8/2020), jumlah kasus COVID-19 di Jatim bertambah 378 kasus. Sehingga, jumlah kasus COVID-19 di provinsi ini tercatat mencapai 24.934 kasus. Dari total jumlah kasus, 17.221 sudah sembuh dan 1.814 orang meninggal dunia.
Guna menurunkan angka kasus di Jatim, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meluncurkan Gerakan 26 Juta Masker . Gerakan yang juga berkolaborasi dengan Ketua Tim Penggerak PKK Nasional Ibu Tri Tito Karnavian ini dimulai di Pendopo Kabupaten Malang dan berlanjut di beberapa titik.
Titik - titik tersebut di antaranya, Kampung Heritage Kauman Kabupaten Malang, Desa Mulyo Agung, Kecamatan Dau, dan Kampung Ekologi Temas Kota Batu. "Tercatat ada 26 juta masker yang siap untuk dibagikan kepada seluruh elemen baik warga Jawa Timur maupun yang sedang berkunjung ke Jawa Timur," kata Khofifah, Jumat (7/8/2020).
Sebanyak 26 juta masker kain ini juga merupakan total gabungan dari kabupaten dan kota di seluruh Jatim yang masing-masing menyiapkan jumlah yang berbeda.
Pemprov Jatim sendiri menyiapkan 4,5 juta masker. Kemudian Kabupaten Malang 2 juta masker dan Kota Malang dengan 1,5 juta masker. Sementara kabupaten dan kota lainnya menyiapkan masing-masing 500.000 masker.(Baca juga : Salip Jatim, Kasus Positif Covid-19 DKI Jakarta Tertinggi di Indonesia )
Khofifah menuturkan, kegiatan bagi-bagi masker ini akan dilanjutkan dalam beberapa waktu ke depan. Dengan harapan masyarakat makin sadar dan mawas diri di era new normal, ada adaptasi baru yang harus dilakukan. Hal ini juga merupakan bentuk perlindungan bagi masyarakat."Dengan menggunakan masker kita tidak menularkan dan juga jangan sampai tertular," imbuhnya.
Sementara itu, Mendagri Tito Karnavian menjelaskan dengan menggunakan masker, kurva penularan COVID-19 diyakini akan menurun 50-60 persen. Penurunan tersebut terjadi jika masyarakat menggunakan masker dengan cara yang benar. "Masker jangan dipakai dibawa hidung atau dibawa mulut , tapi digunakan untuk menutupi hidung dan mulut," ungkapnya.(Baca juga : Dokter Reisa Kembali Ingatkan Pentingnya Pakai Masker, Jangan Bosan Ya )
(nun)