Kisah Pilu Korban KKB Papua, Triyono Tinggalkan Istri dan 3 Anak di Desa Terpencil Grobogan
loading...
A
A
A
GROBOGAN - Rumah berdinding papan randu di Desa Wates, Kecamatan Kedungjati, Grobogan, Jateng menjadi saksi bisu kebersamaan Triyono (37) bersama Nur Khasanah (33).
Rumah sangat sederhana dengan lantai tanah dinding penyekat yang kedap suara ini juga menjadi saksi jenazah Triyono disholatkan sebelum disemayamkan ke pemakaman umum desa Wates.
Istri almarhum Triyono, Nur Khasanah dan tiga anaknya di rumah dukaDesa Wates, Kedungjati, Grobogan, Selasa (28/11/2023). Foto/MPI/Manik Priyo Prabowo
Korban diketahui tiba di rumah duka pada pukul 20.46 WIB dan korban kemudian menjalani sholat jenazah di rumah dan langsung dimakamkan.
Menurut Nur Khasanah, suaminya meninggalkan tiga anak dengan kondisi masih kecil atau belum ada yang dewasa. Karena masih membutuhkan bea hidup yang besar itu, Triyono selalu bekerja giat dan pergi keluar kota bahkan ke Papua untuk mencari nafkah serta bea pendidikan.
Tapi naas, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali berulah di Papua, Jumat 24/11/2023). Aksi dari KBB menelan tiga korban jiwa. Satu di antaranya Triyono (37) warga Desa Water, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan yang hidup di desa pelosok.
“Mas Tri meninggalkan tiga anak dan saya. Sebelum pergi ke Papua mas Tri bekerja di Kota Semarang. Kerja di Papua sudah berjalan sekitar sebulan,” jelas Nur Khasanah kepada jurnalis di rumah duka, Selasa (28/11/2023).
Menurut data yang MNC Portal Indonesia peroleh, saat itu Triyono bersama rekannya termasuk dua korban jiwa sedang bekerja di proyek pembangunan Puskesmas Kampung Jimbul, Distrik Beoga Barat, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Dikabarkan bahwa korban meninggal dengan bekas luka tembak dan terdapat sabetan senjata tajam di tubuh.
“Menginggat Papua daerah rawan, tentu saja keluarga melarang. Namun suami tetap bersih keras berangkat (ke Papua) dengan maksud memperbaiki ekonomi keluarga bersama dua temannya. Namun nasib berkehendak lain, baru sebulan bekerja suami meninggal karena diserang KKB,” jelas Nur Khasanah kepada jurnalis, Selasa (28/11/2023) sebelum pemakaman suami.
Kepala Desa Wates Iswahyudi menjelaskan bahwa korban memang pekerja bangunan dan sudah terbiasa ke luar kota. Korban memang sosok orang tua yang bertanggungjawab terhadap keluarganya.
Sementara itu, menurut Iswahyudi, kelima korban serangan KKB di Puncak, Papua Tengah saat ini telah dievakuasi aparat TNI dan Polri dan tiba petang tadi. Usai tiba jenazah korban pun lantas di bawa kerumah duka sejenak dan dilanjutkan dilakukan doa jenazah hingga malam ini juga dimakamkan.
“Malam ini langsung dimakamkan bersama warga dan keluarga. Karena posisi persiapan pemakaman sudah selesai dan jenazah juga tidak memungkinkan bermalam di rumah duka,” ujar Iswahyudi.
Rumah sangat sederhana dengan lantai tanah dinding penyekat yang kedap suara ini juga menjadi saksi jenazah Triyono disholatkan sebelum disemayamkan ke pemakaman umum desa Wates.
Istri almarhum Triyono, Nur Khasanah dan tiga anaknya di rumah dukaDesa Wates, Kedungjati, Grobogan, Selasa (28/11/2023). Foto/MPI/Manik Priyo Prabowo
Korban diketahui tiba di rumah duka pada pukul 20.46 WIB dan korban kemudian menjalani sholat jenazah di rumah dan langsung dimakamkan.
Menurut Nur Khasanah, suaminya meninggalkan tiga anak dengan kondisi masih kecil atau belum ada yang dewasa. Karena masih membutuhkan bea hidup yang besar itu, Triyono selalu bekerja giat dan pergi keluar kota bahkan ke Papua untuk mencari nafkah serta bea pendidikan.
Tapi naas, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali berulah di Papua, Jumat 24/11/2023). Aksi dari KBB menelan tiga korban jiwa. Satu di antaranya Triyono (37) warga Desa Water, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan yang hidup di desa pelosok.
“Mas Tri meninggalkan tiga anak dan saya. Sebelum pergi ke Papua mas Tri bekerja di Kota Semarang. Kerja di Papua sudah berjalan sekitar sebulan,” jelas Nur Khasanah kepada jurnalis di rumah duka, Selasa (28/11/2023).
Menurut data yang MNC Portal Indonesia peroleh, saat itu Triyono bersama rekannya termasuk dua korban jiwa sedang bekerja di proyek pembangunan Puskesmas Kampung Jimbul, Distrik Beoga Barat, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Baca Juga
Dikabarkan bahwa korban meninggal dengan bekas luka tembak dan terdapat sabetan senjata tajam di tubuh.
“Menginggat Papua daerah rawan, tentu saja keluarga melarang. Namun suami tetap bersih keras berangkat (ke Papua) dengan maksud memperbaiki ekonomi keluarga bersama dua temannya. Namun nasib berkehendak lain, baru sebulan bekerja suami meninggal karena diserang KKB,” jelas Nur Khasanah kepada jurnalis, Selasa (28/11/2023) sebelum pemakaman suami.
Kepala Desa Wates Iswahyudi menjelaskan bahwa korban memang pekerja bangunan dan sudah terbiasa ke luar kota. Korban memang sosok orang tua yang bertanggungjawab terhadap keluarganya.
Sementara itu, menurut Iswahyudi, kelima korban serangan KKB di Puncak, Papua Tengah saat ini telah dievakuasi aparat TNI dan Polri dan tiba petang tadi. Usai tiba jenazah korban pun lantas di bawa kerumah duka sejenak dan dilanjutkan dilakukan doa jenazah hingga malam ini juga dimakamkan.
“Malam ini langsung dimakamkan bersama warga dan keluarga. Karena posisi persiapan pemakaman sudah selesai dan jenazah juga tidak memungkinkan bermalam di rumah duka,” ujar Iswahyudi.
(shf)