Kisah Sultan Amangkurat III Kalah Perang dan Ditipu Kompeni Belanda
loading...
A
A
A
KESULTANAN Mataram di bawah kekuasaan Sultan Amangkurat III mengalami kekalahan perang melawan Kompeni Belanda dan sejumlah sekutu dari warga lokal.
Saat itu memang kekuatan Sultan Amangkurat III sudah mulai lemah. Apalagi pasca serangkaian peperangan yang membuat banyak beberapa pasukan Mataram banyak yang gugur dalam pertempuran.
Karena sudah tidak memiliki kekuatan pasukan lagi, Sunan Amangkurat III yang mengungsi di bukit Dungul tersebut mengirim utusan bernama Sudama. Utusan itu lalu menyampaikan surat pernyataan takluk pada Kumendur Kumpeni di Surabaya.
Pernyataan takluk Sunan Amangkurat itu diterima Kumendur. Kala itu, Kumendur kemudian menuliskan janji palsu pada selembar surat balasannya.
"Bila Sunan Amangkurat tunduk pada Kumpeni, kelak ia akan dinobatkan kembali sebagai raja di Kasunanan Kartasura".
Hal ini juga dikisahkan pada "Untung Surapati Melawan VOC Sampai Mati : Kisah dan Sejarah Hidup Untung Surapati Sejak Jadi Budak hingga Pahlawan".
Sesudah menerima surat balasan dari Kumendur Kumpeni, Sudama kembali menghadap Sultan Amangkurat III.
Sang Sultan membaca surat balasan dari Kumendur, Sunan Amangkurat diliputi rasa bahagia. Dikarenakan akan dinobatkankan oleh Komendur VOC untuk menjadi raja di Kartasura.
Tidak lama kemudian datanglah Adipati Blitar, utusan Sunan Pakubuwana, di bukit Dungul. Sesudah menghadap Sunan Amangkurat III, Pangeran Blitar meminta seluruh pusaka Kasunanan Kartasura - baju Kiai Gondil, keris Kiai Balabar, bende Kiai Becak, dan lainnya.
Tapi, Sultan Amangkurat III tidak memberikan. Mantan raja Kartasura itu hanya berjanji kalau ia sudah kembali ke Kartasura, seluruh pusaka akan diserahkan pada Sunan Pakubuwana. Selepas Adipati Blitar, Sunan Amangkurat III menghadap Kumendur Kumpeni di Surabaya.
Dari Surabaya, Sultan Amangkurat yang ditipu oleh Kumendur Kumpeni itu tidak dihadapkan ke komisaris Kumpeni di Semarang, melainkan dibawa ke penjara di Batavia.
Sesudah sekian masa dipenjara di sana, Sultan Amangkurat dibawa ke Srilanka beserta seluruh pusaka Kasunanan Kartasura. Di Srilanka, Sunan Amangkurat meninggal pada tahun 1734.
Saat itu memang kekuatan Sultan Amangkurat III sudah mulai lemah. Apalagi pasca serangkaian peperangan yang membuat banyak beberapa pasukan Mataram banyak yang gugur dalam pertempuran.
Karena sudah tidak memiliki kekuatan pasukan lagi, Sunan Amangkurat III yang mengungsi di bukit Dungul tersebut mengirim utusan bernama Sudama. Utusan itu lalu menyampaikan surat pernyataan takluk pada Kumendur Kumpeni di Surabaya.
Pernyataan takluk Sunan Amangkurat itu diterima Kumendur. Kala itu, Kumendur kemudian menuliskan janji palsu pada selembar surat balasannya.
"Bila Sunan Amangkurat tunduk pada Kumpeni, kelak ia akan dinobatkan kembali sebagai raja di Kasunanan Kartasura".
Hal ini juga dikisahkan pada "Untung Surapati Melawan VOC Sampai Mati : Kisah dan Sejarah Hidup Untung Surapati Sejak Jadi Budak hingga Pahlawan".
Sesudah menerima surat balasan dari Kumendur Kumpeni, Sudama kembali menghadap Sultan Amangkurat III.
Sang Sultan membaca surat balasan dari Kumendur, Sunan Amangkurat diliputi rasa bahagia. Dikarenakan akan dinobatkankan oleh Komendur VOC untuk menjadi raja di Kartasura.
Tidak lama kemudian datanglah Adipati Blitar, utusan Sunan Pakubuwana, di bukit Dungul. Sesudah menghadap Sunan Amangkurat III, Pangeran Blitar meminta seluruh pusaka Kasunanan Kartasura - baju Kiai Gondil, keris Kiai Balabar, bende Kiai Becak, dan lainnya.
Tapi, Sultan Amangkurat III tidak memberikan. Mantan raja Kartasura itu hanya berjanji kalau ia sudah kembali ke Kartasura, seluruh pusaka akan diserahkan pada Sunan Pakubuwana. Selepas Adipati Blitar, Sunan Amangkurat III menghadap Kumendur Kumpeni di Surabaya.
Dari Surabaya, Sultan Amangkurat yang ditipu oleh Kumendur Kumpeni itu tidak dihadapkan ke komisaris Kumpeni di Semarang, melainkan dibawa ke penjara di Batavia.
Sesudah sekian masa dipenjara di sana, Sultan Amangkurat dibawa ke Srilanka beserta seluruh pusaka Kasunanan Kartasura. Di Srilanka, Sunan Amangkurat meninggal pada tahun 1734.
(shf)