Warga Tegal Ditembak KKB di Puncak, Keluarga Berharap Jenazah Dipulangkan
loading...
A
A
A
TEGAL - Duka menyelimuti keluarga Slamet Riyanto (35) di Desa Talok, Kecamatan Pangkah, Kabupaten tegal, Jateng. Slamet Riyanto meninggal dunia, setelah menjadi korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Penembakan yang dilakukan KKB tersebut, terjadi di Distrik Koega, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, pada Jumat (24/11/2023). Keluarga serangan brutal KKB tersebut, masih menantikan kabar pemulangan jenazah korban ke kampung halamannya.
Slamet Riyanto merupakan pekerja proyek pembangunan Puskesmas di Distrik Boega, Kabupaten Puncak. Sepupu Slamet Riyanto, Novianingrum (36) mengatakan, mendapatkan kabar pertama kali dari kepala desa dan Koramil, pada Jumat (24/11/2023) sore.
Novianingrum mengatakan, korban yang berstatus duda telah bekerja di Papua, sejak dua tahun lalu. "Awalnya keluarga tidak mengizinkan dia bekerja di daerah rawan KKB, namun dia tetap berangkat," ujarnya.
Korban terakhir melakukan kontak dengan keluarganya di Kabupaten Tegal, pada saat lebaran lalu. Keluarga berharap jenazah korban bisa dipulangkan, dan juga meminta kepada TNI-Polri untuk bertindak tegas terhadap KKB karena rakyat kecil selalu menjadi korban dari kebrutalan mereka.
Kepala Desa Talok, Abdul Ghofir mengatakan, sempat mendapatkan kabar jenazah akan dipulangkan pada Senin (27/11/2023), namun karena kondisi keamanan dan cuaca buruk, evakuasi korban urung dilakukan. "Keluarga berharap, jenazah korban segera dipulangkan untuk dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Tegal," tuturnya.
Penembakan yang dilakukan KKB tersebut, terjadi di Distrik Koega, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, pada Jumat (24/11/2023). Keluarga serangan brutal KKB tersebut, masih menantikan kabar pemulangan jenazah korban ke kampung halamannya.
Slamet Riyanto merupakan pekerja proyek pembangunan Puskesmas di Distrik Boega, Kabupaten Puncak. Sepupu Slamet Riyanto, Novianingrum (36) mengatakan, mendapatkan kabar pertama kali dari kepala desa dan Koramil, pada Jumat (24/11/2023) sore.
Baca Juga
Novianingrum mengatakan, korban yang berstatus duda telah bekerja di Papua, sejak dua tahun lalu. "Awalnya keluarga tidak mengizinkan dia bekerja di daerah rawan KKB, namun dia tetap berangkat," ujarnya.
Korban terakhir melakukan kontak dengan keluarganya di Kabupaten Tegal, pada saat lebaran lalu. Keluarga berharap jenazah korban bisa dipulangkan, dan juga meminta kepada TNI-Polri untuk bertindak tegas terhadap KKB karena rakyat kecil selalu menjadi korban dari kebrutalan mereka.
Kepala Desa Talok, Abdul Ghofir mengatakan, sempat mendapatkan kabar jenazah akan dipulangkan pada Senin (27/11/2023), namun karena kondisi keamanan dan cuaca buruk, evakuasi korban urung dilakukan. "Keluarga berharap, jenazah korban segera dipulangkan untuk dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Tegal," tuturnya.
(eyt)