Ajian Lembu Sekilan, Jurus Sakti Bung Karno Warisan Patih Gajah Mada

Sabtu, 25 November 2023 - 07:21 WIB
loading...
Ajian Lembu Sekilan,...
Presiden Soekarno menunjukan koleksi benda pusaka keris kepada Fidel Castro. Foto/Istimewa
A A A
Gajah Mada dikenal sebagai patih yang perkasa. Tidak hanya secara fisik, Mahapatih Majapahit ini juga memiliki ilmu kanurangan yang unggul karena memilik ajian Lembu Sekilan. Ilmu sakti itu rupanya menurun hingga Sunan Kalijaga dan Presiden Soekarno.

Presiden pertama Indonesia itu memiliki ajian tersebut sehingga dia bisa lolos dari ancamanpembunuhan lebih dari tujuh kali dan tidak ada yang berhasil. Setidaknya, hal itulah yang diungkapkanSoekarno dalam pidato pelengkap Nawaksara.

Lolosnya Soekarno dalam upaya pembunuhan-pembunuhan ini dinilai sebagian orang, karena kesaktian yang dimilikinya. Soekarno dianggap memiliki banyak ajimat dan benda pusaka yang melindunginya.



Namun, hal itu sering kali dibantahnya. Bahkan, dalam pidato pelengkap Nawaksara, Soekarno kembali menegaskan, bahwa lolosnya dia dari upaya pembunuhan itu hanya karena perlindungan Allah SWT semata.

”Syukur alhamdullilah, saya dalam semua peristiwa itu dilindungi oleh Tuhan. Kalau tidak, tentu saya sudah mati terbunuh. Dan mungkin, akan saudara namakan Tragedi Nasional,” kata Soekarno dalam pidatonya.

Kendati keterangan itu sudah sering diungkapkan Soekarno, masyarakat tetap saja menganggapnya sebagai orang sakti. Apalagi, sudah bukan rahasia umum jika Soekarno dikenal sebagai pecinta benda pusaka.

Beberapa ajimat yang diyakini sebagian orang dimiliki Soekarno adalah Aji Lembu Sekilan. Ajimat ini konon dimiliki Patih Gajah Mada. Kehebatan ajimat ini sanggup melindungi pemegangnya dari bahaya.



Ajimat dan benda pusaka lain yang diyakini dimiliki Soekarno adalah Wesi Kuning. Beberapa orang dekat Soekarno meyakini, ke manapun dia pergi selalu mengantongi benda pusaka sebesar lidi ini di bajunya.

Khasiat benda ini sama dengan Aji Lembu Sekilan. Ajimat ini konon pernah dimiliki oleh Adipati Menakjinggo yang melakukan perlawanan terhadap Majapahit untuk mengawini Ratu Majapahit Dewi Suhito.

Pemegang benda pusaka ini, diyakini akan terlindung dari berbagai mara bahaya dan kejahatan musuh. Konon kabarnya, pusaka ini sudah dimusnahkan dan serpihan kecilnya saja yang dipegang Soekarno.

Lolosnya Soekarno dalam berbagai upaya pembunuhan, mulai dari pelemparam granat di Cikini, serangan bom hingga penembakan saat salat Idul Adha, semakin menguatkan wacana ajimat dan pusaka itu.



Benda keramat lain yang dimiliki Soekarno adalah tongkat komando yang selalu dibawa ke manapun dia pergi. Tongkat itu diyakini memiliki kekuatan gaib, karena berisi keris pusaka yang sangat sakti.

Tongkat komando Soekarno dibuat dari Kayu Pucang Kalak. Kayu jenis ini dianggap memiliki khasiat kanuragan. Bila ditaruh di atas air, maka bayangan kayu ini akan menyerupai ular yang sedang berenang.

Kelebihan keris pusaka ini sanggup melindungi pemegangnya dari bahaya yang mengancam. Keris ini juga sanggup meluluhkan hati para lawannya, menimbulkan rasa iba, dan bisa menambah kewibawaan.

Benda pusaka lain yang diyakini dimiliki Soekarno adalah keris pusaka peninggalan Perang Puputan, Bali. Keris ini pernah digunakan Raja Singasara untuk berperang dan telah menelan banyak korban jiwa.



Keris ini merupakan warisan dari Ibunda Soekarno, Idayu Nyoman Rai yang masih keturunan Raja Singasara. Ujung keris ini telah berkarat, karena terkena darah orang-orang Belanda yang tewas terbunuh.

Suatu ketika, Soekarno pernah mengatakan dirinya selalu membawa keris itu ke manapun dia pergi agar selalu teringat dengan semangat Perang Puputan yang sangat melegenda dan antikolonialisme itu.

Sebagai keturunan Raja Singasara dan Nyai Ageng Serang, Soekarno diyakini mewarisi keberanian dan kesaktian kedua pejuang itu. Sebagian orang Bali bahkan menganggapnya sebagai penjelmaan dewa.

Setiap kali Soekarno mendatangi Bali, wilayah itu kerap dituruni hujan. Hal ini sangat disyukuri masyarakat Bali yang wilayahnya kerap dilanda kekeringan. Kebetulan ini dianggap sebagai kesaktian Soekarno.

Hal itu kadang dihubung-hubungkan dengan kesaktian yang dimiliki para leluhur Soekarno dari Raja Singasara dan Nyai Ageng Serang yang telah terkenal sejak jaman kerajaan yang melawan Belanda.



Saat Soekarno kecil, konon dia sudah bisa melihat hal-hal gaib. Bahkan, diceritakan para orangtua di Trenggalek, Soekarno bisa menyembuhkan orang sakit. Kesaktian Soekarno kecil ini telah menjadi legenda.

Dalam buku otobiografinya Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat karangan Candy Adams, dirinya pernah menyinggung soal ini. Pernah ada seorang yang anaknya sakit minta disembuhkan oleh Soekarno.

Dia menceritakan, ada seorang petani kelapa yang anaknya sakit keras bermimpi, hanya air pemberian Soekarno yang bisa menyembuhkan penyakit anaknya. Petani itu lalu menemui Soekarno dan meminta air.

“Aku tidak bisa berdebat dengan dia, karena orang Jawa percaya kepada mistik, dan dia yakin bahwa anaknya akan meninggal kalau tidak memperoleh obat dariku,” sambung Soekarno.

Saat itu, Soekarno yakin bahwa semua air mengandung zat-zat yang dapat menyembuhkan. Maka, diambillah air ledeng dari dalam dapur dan diberikannya kepada petani kelapa itu untuk dibawa pulang.



Seminggu kemudian, petani itu kembali dan melaporkan bahwa anaknya yang sakit keras telah sembuh. Cerita ini lalu tersebar dari mulut ke mulut hingga makin banyak yang percaya Soekarno memiliki kesaktian.

Pada lain kesempatan, saat Soekarno mengunjungi sebuah desa kecil di Jawa Tengah, ada seorang ibu yang mendekati ajudan Soekarno dan meminta sisa makanan dari piring yang digunakan dirinya.

Ibu itu berkata bahwa dirinya sedang hamil, dan dia ingin anak laki-laki yang berada di dalam kandungannya mirip dengan Soekarno. Caranya adalah dengan memakan sisa makanan yang dimakan Soekarno.

Mendapati dirinya diperlakukan seperti itu oleh sebagian masyarakat Indonesia, Soekarno mengaku sangat senang. Karena dengan begitu, dia merasakan wibawanya sebagai pemimpin semakin kuat.

Hal itu dengan tegas dia ungkapkan saat dirinya dianggap penjelmaan Dewa Wisnu oleh orang Bali. Menurut Soekarno, pemujaan yang begitu besar terhadap dirinya membuktikan bahwa rakyat mencintainya.

Kecintaan rakyat Indonesia terhadap Soekarno tampak sangat nyata ketika Proklamator Indonesia itu meninggal dunia. Awan hitam tampak menyelimuti langit Indonesia, kesedihan rakyat sangat terasa.

Masyarakat Indonesia percaya, hingga kini sosok Soekarno masih hidup dan berada di tengah-tengah mereka. Penjelmaan sosok Soekarno itu berada dalam setiap ajaran-ajarannya yang terus digali hingga kini.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2182 seconds (0.1#10.140)