5 Fakta Ki Ageng Wonokusumo, Sosok Muazin ketika Majapahit Berkuasa
loading...
A
A
A
Hal itu karena tindakannya dianggap sebagai ancaman terhadap pemerintahan Belanda di wilayah Yogyakarta. Keberadaan Wonokusumo pun selalu ditutupi oleh pengikut dan masyarakat agar selamat dari kejaran musuh Belanda.
Bahkan para pengikut dan masyarakat pun pernah mengelabui Belanda dengan membuat upacara adat selamatan di bulan Jumadil Akhir. Namun peringatan tersebut hingga saat ini masih membekas sebagai upacara adat dan juga nadzar warga.
Ki Ageng Wonokusumo telah meninggal dan dimakamkan di lokasi yang sangat tinggi. Hal ini membuat warga yang membuat makam lain di sekitarnya pun tidak berani untuk menambahkan makam yang lebih tinggi dari Wonokusumo.
Makan Ki Ageng Wonokusumo saat ini sering didatangi para peziarah. Mereka percaya jika datang di makam tersebut doa-doa dan nazarnya bisa terkabul.
Di wilayah Desa Jatiayu Karangmojo atau lokasi petilasan Ki Ageng Wonokusumo, kerap diperingati hari kematian tokoh pejuang tersebut. Sebuah tradisi sedekah sebagai ungkapan syukur dan nadzar dari masyarakat digelar setiap bulan Islam.
Dalam perayaan tersebut terdapat banyak aneka masakan tersaji. Tidak hanya datang dari masyarakat setempat, makanan tersebut juga datang dari luar daerah, seperti Jakarta, Kalimantan, Jawa Timur dan masih banyak wilayah lain yang mengunjunginya.
Bahkan para pengikut dan masyarakat pun pernah mengelabui Belanda dengan membuat upacara adat selamatan di bulan Jumadil Akhir. Namun peringatan tersebut hingga saat ini masih membekas sebagai upacara adat dan juga nadzar warga.
4. Dimakamkan di Tempat yang Sangat Tinggi
Ki Ageng Wonokusumo telah meninggal dan dimakamkan di lokasi yang sangat tinggi. Hal ini membuat warga yang membuat makam lain di sekitarnya pun tidak berani untuk menambahkan makam yang lebih tinggi dari Wonokusumo.
Makan Ki Ageng Wonokusumo saat ini sering didatangi para peziarah. Mereka percaya jika datang di makam tersebut doa-doa dan nazarnya bisa terkabul.
5. Hari Kematiannya Menjadi Adat dan Tradisi
Di wilayah Desa Jatiayu Karangmojo atau lokasi petilasan Ki Ageng Wonokusumo, kerap diperingati hari kematian tokoh pejuang tersebut. Sebuah tradisi sedekah sebagai ungkapan syukur dan nadzar dari masyarakat digelar setiap bulan Islam.
Dalam perayaan tersebut terdapat banyak aneka masakan tersaji. Tidak hanya datang dari masyarakat setempat, makanan tersebut juga datang dari luar daerah, seperti Jakarta, Kalimantan, Jawa Timur dan masih banyak wilayah lain yang mengunjunginya.
(okt)