Kisah Oei Tiong Ham, Raja Gula Nusantara Crazy Rich Pertama Asia Tenggara

Sabtu, 28 Oktober 2023 - 07:08 WIB
loading...
A A A
Oei Tiong Ham mulai nyempung secara total dalam dunia bisnis pada 1890, ketika usianya baru menginjak 24 tahun. Bakatnya dalam menjalankan bisnis dituruni dari ayahnya Oei Tjie Sien. Dengan tekun, Oei Tiong Ham belajar kepada ayahnya.

Keberhasilannya yang pertama dalam berdagang adalah dengan berjualan candu. Bisnis ini dijalankannya pada 1886. Saat itu, Oei Tiong Ham diangkat sebagai letnan di bawah sistem Perwira China Bhe Kwat King di Semarang.

Baru pada 1890 pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Tituler. Dia menduduki jabatan itu hingga 13 tahun sampai 1903. Dengan jabatan itu (Selain karena kecakapannya), Oei Tiong Ham mendapatkan banyak kemudahan dan keberhasilan menjual candu.

Pada 1900, Oei Tjie Sien meninggal dunia di Landhuis Penggiling (Distrik Simongan) pada usia 65 tahun. Sepeninggalnya Oei Tjie Sien, bisnis Kian Gwan yang berarti Sumber Semua Kebahagiaan dilanjutkan oleh anaknya Oei Tiong Ham.



Di tangan Oei Tiong Ham, bisnis Kian Gwan tumbuh sangat pesat. Bisnis utama Kian Gwan saat itu adalah gula, selain karet, kapuk randu, kopi, tepung tepioka, lada, jagung kacang tanah, buah jarak, dan minyak sereh.

Dengan bantuan uang tunai sebesar USD300.000,00 dari seorang tua berkebangsaan Jerman, bekas konsul Jerman di Hindia Belanda, Oei Tiong Ham mengirim pegawainya orang Belanda dan China ke pabrik-pabrik di Eropa.

Langkah Oei Tiong Ham mengirim para pekerjanya ke Eropa untuk mempelajari bagaimana cara menjalankan dan memperbaiki mesin-mesin baru dan metode produksi baru. Pengiriman tenaga ahli ke luar ini dia lakukan secara periodik.

Hasilnya, pabrik gula milik Kian Gwan menjadi pabrik modern pertama di Hindia Belanda. Saat itu, Oei Tiog Ham telah menjadi pengusaha paling kaya di Hindia Belanda dan Asia yang sangat disegani dunia.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2800 seconds (0.1#10.140)