Menjaga Mutu Kopi Robusta Sridonoretno Agar Bersaing di Pasaran
loading...
A
A
A
MALANG - Dampit, menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Malang, penghasil kopi robusta. Namun, dibutuhkan adanya peningkatan kualitas produk agar mampu bersaing di pasaran.
(Baca juga: Gairahkan UMKM Saat Pandemi COVID-19, Ini Upaya Pemkot Kediri )
Upaya meningkatkan kualitas kopi robusta Dampit tersebut, salah satunya dilakukan Sekretriat Nasional (Seknas) Aliansi Petani Indonesia (API) dengan menyelenggarakan lokakarya dan pelatihan bagi petani kopi .
Peserta lokakarya dan pelatihan ini adalah para petani kopi yang tergabung dalam koperasi Sridonoretno Makmur Bersama. Diselenggarakan di Aula Bambu Gereja GKJW Purwosari, Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Senin-Selasa (3-4/8/2020).
(Baca juga: Demi Dapatkan Layanan Kesehatan, Warga Pasuruan Antre Pakai Batu )
Bertajuk Pengelolaan Pasca Panen dan Penjaminan Mutu Kopi Robusta, lokakarya dan pelatihan ini bertujuan meningkatkan hasil bagi petani kopi , dengan menghadirkan narasumber, Sekjen Seknas API yang juga penasehat Menteri Desa PDTT, Muhammad Nurudin; Edi Swasono pendiri dan pemilik Remboeg Pawon; serta barista asal Malang, Deni Pradana.
Produk kopi robusta Koperasi Sridonoretno mencapai 25 ton/tahun. Tetapi mutu kopi yang dihasilkan perlu ditingkatkan. Muhammad Nurudin, yang biasa disapa Gus Din mengatakan, isu ketelusuran dan keterlacakan greenbean kopi robusta menjadi tuntutan konsumen kopi.
"Petani perlu mendapatkan peningkatan kapasitas untuk memahami dan mempraktikkan, agar mutu kopi robusta produk Koperasi Sridonoretno bisa terjaga. Mereka sudah mempraktikkan, tetapi perlu menjaga agar kualitas kopi tetap terjaga dan semakin meningkat berdasarkan kebutuhan konsumen kopi robusta," tuturnya.
Melalui lokakarya dan pelatihan ini diharapkan pendapatan petani kopi semakin meningkat. "Petani kopi yang tergabung dalam koperasi ini dapat menjadi pelaku utama. Sebagai petani yang dapat mengatur kecukupan ekonominya. Menjadi kopi mandiri dan berdaya secara ekonomi," imbuh Gus Din.
Proses pemanenan kopi menjadi bagian terpenting pengelolaan paska panen. Edi Swasono menjelaskan, Koperasi Sridonoretno harus memiliki bagian-bagian untuk melakukan tahapan-tahapan. Misalnya, memetakan kebutuhan pasar, tata cara pemanenan, pemilahan kualitas menjadi kopi special, premium, sampai asalan. Tahapan ini harus direncanakan oleh tim.
"Tidak kalah pentingnya, proses pemanenan memperhatikan siklus panen. Memulai panen, penyortiran, sampai pengemasan harus direncanakan berdasarkan agenda yang dikelola bersama," kata Edi Swasono.
Dalam lokakarya ini, petani juga mendapat materi simulasi penjaminan mutu. "Mereka kita ajari praktik uji kematangan buah kopi ceri merah, uji Standard Nasional biji kopi, penanganan kecacatan biji kopi , dan perencanan paska panen," kata Deni Pradana.
(Baca juga: Anggota dan Pegawai DPRD Gresik di-Rapid Test, Ada yang Reaktif )
Pelaksanaan lokakarya dan pelatihan ini didukung oleh AsiaDHRRA, IFAD, European Union, Kedai Remboeg Pawon, dan Koperasi Sridonoretno. Koperasi Sridonoretno beranggota 425 dari 18 kelompok petani kopi . Yang mengikuti pelatihan 24 orang yang sudah melakukan petik kopi ceri merah.
Menurut Ketua Koperasi Sridonoretno, Heryanto pelatihan ini dirasakan manfaatnya. Petani anggota koperasi dapat meningkatkan dalam praktik sehari-hari pemanenan dan paska panen. Pengetahuan dan pengalaman ini menjadi modal untuk mengembangkan pengelolaan paska panen dan penjaminan mutu.
Manfaat pengelolaan pasca panen dan penjaminan mutu menjadi bagian penguatan petani kopi . "Wilayah kerja Koperasi Sridonoretno mencakup desa Srimulyo, Sukodono, Baturetno. Terdapat 11 ribuan petani kopi Koperasi Sridonoretno berkewajiban mengembangkan hasil lokakarya dan pelatihan ini kepada mereka," tandas Heryanto.
Lihat Juga: Polres Pacitan Bongkar Makam Pelajar yang Tewas Keracunan Kopi di Sudimoro, Ini Hasilnya
(Baca juga: Gairahkan UMKM Saat Pandemi COVID-19, Ini Upaya Pemkot Kediri )
Upaya meningkatkan kualitas kopi robusta Dampit tersebut, salah satunya dilakukan Sekretriat Nasional (Seknas) Aliansi Petani Indonesia (API) dengan menyelenggarakan lokakarya dan pelatihan bagi petani kopi .
Peserta lokakarya dan pelatihan ini adalah para petani kopi yang tergabung dalam koperasi Sridonoretno Makmur Bersama. Diselenggarakan di Aula Bambu Gereja GKJW Purwosari, Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Senin-Selasa (3-4/8/2020).
(Baca juga: Demi Dapatkan Layanan Kesehatan, Warga Pasuruan Antre Pakai Batu )
Bertajuk Pengelolaan Pasca Panen dan Penjaminan Mutu Kopi Robusta, lokakarya dan pelatihan ini bertujuan meningkatkan hasil bagi petani kopi , dengan menghadirkan narasumber, Sekjen Seknas API yang juga penasehat Menteri Desa PDTT, Muhammad Nurudin; Edi Swasono pendiri dan pemilik Remboeg Pawon; serta barista asal Malang, Deni Pradana.
Produk kopi robusta Koperasi Sridonoretno mencapai 25 ton/tahun. Tetapi mutu kopi yang dihasilkan perlu ditingkatkan. Muhammad Nurudin, yang biasa disapa Gus Din mengatakan, isu ketelusuran dan keterlacakan greenbean kopi robusta menjadi tuntutan konsumen kopi.
"Petani perlu mendapatkan peningkatan kapasitas untuk memahami dan mempraktikkan, agar mutu kopi robusta produk Koperasi Sridonoretno bisa terjaga. Mereka sudah mempraktikkan, tetapi perlu menjaga agar kualitas kopi tetap terjaga dan semakin meningkat berdasarkan kebutuhan konsumen kopi robusta," tuturnya.
Melalui lokakarya dan pelatihan ini diharapkan pendapatan petani kopi semakin meningkat. "Petani kopi yang tergabung dalam koperasi ini dapat menjadi pelaku utama. Sebagai petani yang dapat mengatur kecukupan ekonominya. Menjadi kopi mandiri dan berdaya secara ekonomi," imbuh Gus Din.
Proses pemanenan kopi menjadi bagian terpenting pengelolaan paska panen. Edi Swasono menjelaskan, Koperasi Sridonoretno harus memiliki bagian-bagian untuk melakukan tahapan-tahapan. Misalnya, memetakan kebutuhan pasar, tata cara pemanenan, pemilahan kualitas menjadi kopi special, premium, sampai asalan. Tahapan ini harus direncanakan oleh tim.
"Tidak kalah pentingnya, proses pemanenan memperhatikan siklus panen. Memulai panen, penyortiran, sampai pengemasan harus direncanakan berdasarkan agenda yang dikelola bersama," kata Edi Swasono.
Dalam lokakarya ini, petani juga mendapat materi simulasi penjaminan mutu. "Mereka kita ajari praktik uji kematangan buah kopi ceri merah, uji Standard Nasional biji kopi, penanganan kecacatan biji kopi , dan perencanan paska panen," kata Deni Pradana.
(Baca juga: Anggota dan Pegawai DPRD Gresik di-Rapid Test, Ada yang Reaktif )
Pelaksanaan lokakarya dan pelatihan ini didukung oleh AsiaDHRRA, IFAD, European Union, Kedai Remboeg Pawon, dan Koperasi Sridonoretno. Koperasi Sridonoretno beranggota 425 dari 18 kelompok petani kopi . Yang mengikuti pelatihan 24 orang yang sudah melakukan petik kopi ceri merah.
Menurut Ketua Koperasi Sridonoretno, Heryanto pelatihan ini dirasakan manfaatnya. Petani anggota koperasi dapat meningkatkan dalam praktik sehari-hari pemanenan dan paska panen. Pengetahuan dan pengalaman ini menjadi modal untuk mengembangkan pengelolaan paska panen dan penjaminan mutu.
Manfaat pengelolaan pasca panen dan penjaminan mutu menjadi bagian penguatan petani kopi . "Wilayah kerja Koperasi Sridonoretno mencakup desa Srimulyo, Sukodono, Baturetno. Terdapat 11 ribuan petani kopi Koperasi Sridonoretno berkewajiban mengembangkan hasil lokakarya dan pelatihan ini kepada mereka," tandas Heryanto.
Lihat Juga: Polres Pacitan Bongkar Makam Pelajar yang Tewas Keracunan Kopi di Sudimoro, Ini Hasilnya
(eyt)