Sejarah Singkat Samudra Pasai: Lokasi, Daftar Raja, Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalannya

Senin, 02 Oktober 2023 - 13:49 WIB
loading...
Sejarah Singkat Samudra Pasai: Lokasi, Daftar Raja, Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalannya
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan bercorak Islam pertama yang muncul di Nusantara. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan bercorak Islam pertama yang muncul di Nusantara. Kerajaan yang didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M ini ditemukan berdasarkan bukti arkeologis makam raja-raja Pasai.

Merujuk pada penemuan makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara, para sejarawan dan arkeolog menyimpulkan bahwa kerajaan Islam ini berdiri di Aceh. Lebih tepatnya berpusat di daerah sekitar kota modern Lhokseumawe, yang terletak di pesisir barat laut Sumatra.

Samudra Pasai terletak di sepanjang pantai barat laut Sumatera yang menghadap Selat Malaka, yang merupakan jalur perdagangan penting pada masa itu.



Menurut laman resmi Pemerintah Aceh, Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.

Daftar Raja Samudera Pasai


Sepanjang Kerajaan Samudra Pasai berdiri, telah ada 13 raja atau sultan yang memimpin. Mulai dari Sultan Malik Al Saleh atau Sultan Malikul Saleh pada 1267 M, sampai Sultan Zain Al’Abidin dari tahun 1513-1524.

- Sultan Malikul Saleh (1267-1297 M)
- Sultan Muhammad Malikul Zahir (1297-1326 M)
- Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326-1345)
- Sultan Malik Az-Zahir (1346)
- Sultan Ahmad Malik Az-Zahir (1346-1383)
- Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir (1383-1405)
- Sultanah Nahrasiyah (1405-1412)
- Sultan Sallah Ad-Din (1402-?)
- Sultan Abu Zaid Malik Az-Zahir (?-1455)
- Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1455-1477)
- Sultan Zain Al-‘Abidin (1477-1500)
- Sultan Abdullah Malik Az-Zahir (1501-1513)
- Sultan Zain Al’Abidin (1513-1524)

Masa Kejayaan Samudra Pasai


Masa kejayaan Kerajaan Samudra Pasai terjadi pada abad ke-14, terutama di bawah pemerintahan Sultan Zainal Abidin. Pada masa itu, kerajaan ini dianggap sebagai pusat perdagangan yang penting karena posisinya yang strategis di Selat Malaka.



Kerajaan Islam pertama di Nusantara itu berhasil mengendalikan sebagian besar perdagangan rempah-rempah, emas, dan barang-barang lain di wilayah tersebut.

Salah satu pencapaian terbesar Samudra Pasai adalah penyebaran agama Islam di wilayah Nusantara melalui hubungan perdagangannya. Sebab Sultan Zainal Abidin secara khusus memainkan peran penting dalam pengislaman wilayah tersebut.

Samudra Pasai juga menjadi pusat pendidikan Islam pada masanya. Kepemimpinan kerajaan ini mempromosikan pembelajaran Islam, yang menghasilkan banyak ulama dan cendekiawan.



Meskipun masa kejayaan Samudra Pasai berlangsung pada abad ke-14, kerajaan ini kemudian mengalami kemunduran pada akhir abad ke-15 karena persaingan dengan Kesultanan Malaka yang semakin kuat di selatan dan perubahan dalam jalur perdagangan dunia.

Masa Keruntuhan Samudra Pasai


Salah satu faktor utama keruntuhan Samudra Pasai pada akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-16 adalah persaingan dengan Kesultanan Malaka yang semakin kuat.

Malaka berhasil untuk mengendalikan perdagangan di Selat Malaka, yang sebelumnya menjadi salah satu sumber utama pendapatan bagi Samudra Pasai. Dari situ Malaka menjelma menjadi pusat perdagangan yang lebih dominan di wilayah tersebut.

Selain persaingan dengan Malaka, perubahan dalam jalur perdagangan dunia juga berdampak negatif pada Samudra Pasai. Jalur perdagangan saat itu telah berpindah dari Selat Malaka ke wilayah lain, seperti pesisir barat Sumatra dan pesisir utara Jawa. Hal ini mengakibatkan penurunan pendapatan kerajaan dari perdagangan.

Samudra Pasai juga menghadapi serangan asing yang memperburuk situasi. Misalnya, pada tahun 1511, Portugis menyerbu dan menaklukkan Malaka, yang kemudian menyebabkan ketidakstabilan di wilayah tersebut.

Hingga pada akhirnya pada awal abad ke-16, Kesultanan Aceh yang semakin kuat berhasil menaklukkan Samudra Pasai.

Peninggalan Samudra Pasai


Terdapat beberapa peninggalan Samudra Pasai, mulai dari makam hingga relief.

- Makam Raja, terdapat makam Sultanah Nahrasiyah yang terletak di Desa Meunasah Kuta Krueng, Kecamatan Samudera. Terdapat pula makam pendiri Kerajaan yakni Marah Silu yang ditemukan di reruntuhan bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sebelah timur Lhokseumawe.

- Lonceng cakra donya, benda yang diperkirakan dibuat pada 1409 M ini merupakan hadiah dari kekaisaran Cina kepada Sultan Samudra Pasai.

- Relief lampu berkalimat tauhid yang terdapat pada batu nisan.

- Mata uang dirham yang digunakan untuk alat pembayaran pada masa Kerajaan Samudra Pasai.
(okt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1623 seconds (0.1#10.140)