Jeritan Korban HRD Gadungan: Uang Ditransfer, Foto Bugil Tetap Disebar
loading...
A
A
A
CIMAHI - Salah seorang korban penipuan dan pemerasan HRD gadungan mengaku menyesal telah terpedaya mengirimkan foto-foto diri tanpa mengenakan pakaian ke pelaku Suherman bin Maman (24).
Dirinya awalnya percaya bahwa itu sebagai syarat tes kesehatan agar bisa masuk kerja di perusahaan yang dimaksud, apalagi saat ini dirinya memang ingin segera mendapatkan pekerjaan usai lulus dari SMK.
(Baca juga: Mengaku HRD, Sopir Angkot Peras dan Tiduri 4 Wanita Pencari Kerja )
Perempuan yang tercatat sebagai warga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), berinisial SA (19), awalnya mendapatkan informasi ada lowongan kerja di medsos dari status WA temannya.
Karena memang sedang mencari pekerjaan usai lulus sekolah, dia pun tertarik dan mencoba menghubungi nomor telpon yang ada di iklan lowongan kerja tersebut.
"Saya hubungi nomor itu, terus disuruh buat surat lamaran dan janjian ketemu dengan pelaku di pertigaan Cimareme," ucapnya yang dihadirkan dalam gelar perkara di Mapolres Cimahi, Senin (3/8/2020).
Setelah pulang, dirinya mendapat pesan melalui WhatsApp dari pelaku yang memintanya untuk menyiapkan uang Rp1,5 juta untuk mempermudah masuk kerja di PT Ultra Jaya.
(Baca juga: Reproduksi COVID-19 Meningkat, Kang Emil: Mayoritas Pasien di Jabar OTG )
Dia pun menuruti permintaan tersebut, namun baru transfer Rp500.000 pakai aplikasi GoPay dan sisanya menyusul. Kemudian pelaku meminta agar dirinya mengirimkan foto tanpa busana dengan alasan sebagai syarat tes kesehatan.
Namun setelah foto-foto itu dikirimkan, pelaku meminta uang lagi sambil mengancam kalau tidak segera ditransfer akan menyebarkan fotonya di medsos.
Takut fotonya tersebar dan menjadi aib, dirinya lalu menstransfer sejumlah uang yang diminta oleh pelaku. Tapi bukan pekerjaan yang diperolehnya, tapi fotonya malah sudah disebarkan oleh pelaku di medsos sehingga membuat dirinya melapor ke polisi karena sudah dirugikan.
"Uangnya sudah saya transfer, tetapi foto saya malah disebarin di medsos. Terus saya juga diancam, jadi aja takut. Temen saya juga sama jadi korban," ujarnya seraya mengimbau kepada pencari kerja untuk tidak mudah percaya dengan lowongan kerja yang disebar lewat media sosial.
Kasatreskrim Polres Cimahi, AKP Yohannes Redhoi Sigiro menyebutkan, sejauh ini ada 11 korban yang mengaku dirugikan oleh pelaku. Namun pihaknya masih akan terus mengembangkan kasus ini karena tidak menutup kemungkinan masih ada korban lainnya.
Sementara dari tangan pelaku berhasil diamankan barang bukti handphone Xiami Redmi A4 warna hitam, simcard dua, slip top up Go Pay, dan histori chating pelaku dengan para korbannya.
"Ada juga perhiasan emas 3 gram berikut suratnya yang dibeli pelaku dari uang hasil kejahatan. Semua uang korban ditransfer ke pelaku, tidak ada yang dikasihkan secara cash," sebutnya.
Lihat Juga: Diusung Partai Perindo, Ngatiyana-Adhitia Siapkan Jurus Jitu Atasi Pengangguran di Kota Cimahi
Dirinya awalnya percaya bahwa itu sebagai syarat tes kesehatan agar bisa masuk kerja di perusahaan yang dimaksud, apalagi saat ini dirinya memang ingin segera mendapatkan pekerjaan usai lulus dari SMK.
(Baca juga: Mengaku HRD, Sopir Angkot Peras dan Tiduri 4 Wanita Pencari Kerja )
Perempuan yang tercatat sebagai warga Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), berinisial SA (19), awalnya mendapatkan informasi ada lowongan kerja di medsos dari status WA temannya.
Karena memang sedang mencari pekerjaan usai lulus sekolah, dia pun tertarik dan mencoba menghubungi nomor telpon yang ada di iklan lowongan kerja tersebut.
"Saya hubungi nomor itu, terus disuruh buat surat lamaran dan janjian ketemu dengan pelaku di pertigaan Cimareme," ucapnya yang dihadirkan dalam gelar perkara di Mapolres Cimahi, Senin (3/8/2020).
Setelah pulang, dirinya mendapat pesan melalui WhatsApp dari pelaku yang memintanya untuk menyiapkan uang Rp1,5 juta untuk mempermudah masuk kerja di PT Ultra Jaya.
(Baca juga: Reproduksi COVID-19 Meningkat, Kang Emil: Mayoritas Pasien di Jabar OTG )
Dia pun menuruti permintaan tersebut, namun baru transfer Rp500.000 pakai aplikasi GoPay dan sisanya menyusul. Kemudian pelaku meminta agar dirinya mengirimkan foto tanpa busana dengan alasan sebagai syarat tes kesehatan.
Namun setelah foto-foto itu dikirimkan, pelaku meminta uang lagi sambil mengancam kalau tidak segera ditransfer akan menyebarkan fotonya di medsos.
Takut fotonya tersebar dan menjadi aib, dirinya lalu menstransfer sejumlah uang yang diminta oleh pelaku. Tapi bukan pekerjaan yang diperolehnya, tapi fotonya malah sudah disebarkan oleh pelaku di medsos sehingga membuat dirinya melapor ke polisi karena sudah dirugikan.
"Uangnya sudah saya transfer, tetapi foto saya malah disebarin di medsos. Terus saya juga diancam, jadi aja takut. Temen saya juga sama jadi korban," ujarnya seraya mengimbau kepada pencari kerja untuk tidak mudah percaya dengan lowongan kerja yang disebar lewat media sosial.
Kasatreskrim Polres Cimahi, AKP Yohannes Redhoi Sigiro menyebutkan, sejauh ini ada 11 korban yang mengaku dirugikan oleh pelaku. Namun pihaknya masih akan terus mengembangkan kasus ini karena tidak menutup kemungkinan masih ada korban lainnya.
Sementara dari tangan pelaku berhasil diamankan barang bukti handphone Xiami Redmi A4 warna hitam, simcard dua, slip top up Go Pay, dan histori chating pelaku dengan para korbannya.
"Ada juga perhiasan emas 3 gram berikut suratnya yang dibeli pelaku dari uang hasil kejahatan. Semua uang korban ditransfer ke pelaku, tidak ada yang dikasihkan secara cash," sebutnya.
Lihat Juga: Diusung Partai Perindo, Ngatiyana-Adhitia Siapkan Jurus Jitu Atasi Pengangguran di Kota Cimahi
(msd)