Semeru Erupsi Lagi di Jumat Legi, Status Siaga Level III
loading...
A
A
A
MALANG - Dalam dua hari terakhir, Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi cukup besar. Hal itu ditandai dengan adanya kolom abu setinggi 700-1.000 meter di atas puncak Gunung Semeru.
Dilansir dari magma.vsi.esdm.go.id, Gunung Semeru mengalami erupsi dengan amplitudo 20 mm dan durasi 80 detik, pada Kamis (21/9/2023) sekitar pukul 09.34 WIB. Tinggi kolom abu mencapai ketinggian 1.000 meter di atas puncak. Kolom abu berwana putih hingga kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke utara.
Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 09.23 WIB, Jumat (22/9/2023) dengan amplitudo 22 mm dan durasi 101 detik. Tinggi kolom abu mencapai sekitar 700 meter di atas puncak. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara dan selatan.
Kepala Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Liswanto mengatakan, setiap hari Gunung Semeru mengalami erupsi, hanya saja ketinggian kolom abunya berbeda-beda. "Hingga saat ini tidak terjadi awan panas guguran, dan statusnya masih berada di level III atau siaga," tuturnya.
Dari data yang diunggah di laman magma.vsi.esdm.go.id, gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, tercatat mengalami 16 kali gempa letusan atau erupsi pada pukul 06.00-12.00 WIB, dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 53-128 detik.
Selain itu, juga tercatat dua kali gempa guguran dengan amplitudo 3-5 mm dan lama gempa 71-81 detik, serta satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 19 mm, S-P 66 detik dan lama gempa 160 detik.
Jumlah gempa letusan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan yang terjadi pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB. Yakni terjadi sebanyak 13 kali gempa letusan atau erupsi, dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 86-137 detik.
Selain itu juga terjadi tujuh kali gempa guguran dengan amplitudo 4-10 mm, dan lama gempa 48-99 detik. Tiga kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 50-67 detik, serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10-20 mm, S-P 19,5 detik dan lama gempa 63-235 detik.
Memperhatikan status Gunung Semeru yang masih berada di level III atau siaga, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Serta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Dilansir dari magma.vsi.esdm.go.id, Gunung Semeru mengalami erupsi dengan amplitudo 20 mm dan durasi 80 detik, pada Kamis (21/9/2023) sekitar pukul 09.34 WIB. Tinggi kolom abu mencapai ketinggian 1.000 meter di atas puncak. Kolom abu berwana putih hingga kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke utara.
Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 09.23 WIB, Jumat (22/9/2023) dengan amplitudo 22 mm dan durasi 101 detik. Tinggi kolom abu mencapai sekitar 700 meter di atas puncak. Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara dan selatan.
Kepala Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur, Liswanto mengatakan, setiap hari Gunung Semeru mengalami erupsi, hanya saja ketinggian kolom abunya berbeda-beda. "Hingga saat ini tidak terjadi awan panas guguran, dan statusnya masih berada di level III atau siaga," tuturnya.
Dari data yang diunggah di laman magma.vsi.esdm.go.id, gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, tercatat mengalami 16 kali gempa letusan atau erupsi pada pukul 06.00-12.00 WIB, dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 53-128 detik.
Selain itu, juga tercatat dua kali gempa guguran dengan amplitudo 3-5 mm dan lama gempa 71-81 detik, serta satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 19 mm, S-P 66 detik dan lama gempa 160 detik.
Jumlah gempa letusan mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan yang terjadi pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WIB. Yakni terjadi sebanyak 13 kali gempa letusan atau erupsi, dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 86-137 detik.
Selain itu juga terjadi tujuh kali gempa guguran dengan amplitudo 4-10 mm, dan lama gempa 48-99 detik. Tiga kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 50-67 detik, serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 10-20 mm, S-P 19,5 detik dan lama gempa 63-235 detik.
Memperhatikan status Gunung Semeru yang masih berada di level III atau siaga, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Serta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
(eyt)