Kisah Kiai Ahmad Siroj, Belum Pernah Naik Haji Tapi Sering Terlihat di Tanah Suci

Jum'at, 22 September 2023 - 05:00 WIB
loading...
A A A
Mungkinkah Kiai Ahmad Siroj juga datang seperti kisah yang pernah didengarnya. Sewaktu berada di dekat Hajar Aswad, tiba-tiba tampak olehnya Mbah Siroj sedang melakukan tawaf, mengelilingi Kakbah dengan memakai iket (blangkon), berbaju putih, bersarung ‘wulung’ tanpa gamparan.

Diikutinya putaran demi putaran. Pada putaran ke tujuh, Kiai Bulqin hendak menyalami Kiai Siroj namun pada putaran terakhir Kiai Siroj sudah tidak tampak lagi. Meski menyesal tidak dapat bersalaman dengan Mbah Siroj. Kini yakinlah Kiai Bulqin bahwa gurunya memiliki karamah hingga dapat pergi ke Mekkah dengan sekejap.

Dikutip dari kanal YouTube Penerus Para Nabi, Mbah Siroj juga memiliki karamah mampu berjalan cepat. Hal ini dibuktikan Kiai Shoimuri, putra Kiai Ahmad Siroj saat selesai mengadakan akad nikah dengan Nyai Latifah di daerah Boyolali. Saat itu rombongan Kiai Ahmad Siroj segera berkehendak pulang ke Solo bersama 33 santrinya.

Kiai Bulqin, salah seorang murid santrinya, disuruh mengantarkan pulang rombongan Nyai Siroj dengan naik kereta api. Dia disuruh berangkat lebih dahulu, sedangkan Kiai Ahmad Siroj akan menyusul dengan jalan kaki.

Anehnya, setiba di Solo, rombongan Kiai Bulqin baru sampai Ngapeman, Kiai Siroj sudah sampai di rumahnya yang berada di Panularan, Laweyan, Solo. Bagaimana itu dapat terjadi, pikir para rombongan yang berangkat lebih dahulu tersebut.

Karamah lainnya terjadi ketika Kiai Ahmad Siroj bepergian bersama 24 santrinya ke Susukan, Kabupaten Semarang dari Solo. Tuan rumah yang dikunjungi termasuk orang tidak mampu (miskin). Untuk memuliakan tamu, dimasakkannya oleh Abdus-Syakur, tuan rumah, satu kendil nasi.

Karena nasi terbatas, Kiai Ahmad Siroj sendirilah yang dipersilakan makan dalam kamar. Kiai Ahmad Siroj tidak bersedia. Nasi diminta dihidangkan ruang depan di mana beliau dan santrinya sedang duduk bersila.

Nasi satu kendil itu dibagi-bagikan kepada semua tamu. Anehnya, setiap orang mendapatkan satu piring penuh, cukup untuk makan kenyang.

Kemudian karamah lainnya yang dimiliki karomah sang kiai yaitu ketika sakit yang selanjutnya meninggal dunia pada Senin Pahing, 27 Muharram 138 H atau 10 Juni 1961, Kiai Zaenal Makarim (Karang Gede) bermimpi bertemu Kiai Ahmad Siroj.

“Mengapa saya sakit tak kau jenguk?” Tanya Kiai Ahmad Siroj kepada Kiai Zaenal Makarim dalam mimpi. Terperanjatlah Kiai Zaenal Makarim, lalu seketika dia berangkat ke Solo untuk menjenguk Kiai Ahmad Siroj.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1841 seconds (0.1#10.140)