DPRD Bandung Minta Pembangunan Flyover Ciroyom Tak Abaikan Cagar Budaya
loading...
A
A
A
BANDUNG - DPRD Kota Bandung meminta agar pembangunan flyover Ciroyom tidak mengabaikan bangunan cagar budaya, salah satunya Rumah Potong Hewan (RPH) Ciroyom.
Anggota Komisi B DPRD Kota Bandung Folmer Siswanto M Silalahi mengatakan RPH Ciroyom adalah salah satu bangunan cagar budaya kelas A yang sudah menjadi salah satu ikon Kota Bandung.
"Ini harus menjadi perhatian agar jangan sampai pembangunan jembatan layang Ciroyom yang berjalan dengan cepat ini menghilangkan nilai-nilai cagar budaya yang sudah tumbuh dan berkembang di Kota Bandung," kata Folmer.
Dia menyatakan, semua pihak harus segera mencari solusi terbaik agar bangunan cagar budaya kelas A ini bisa selamat. Begitupun dengan proyek jembatan layang ini bisa berjalan dengan lancar.
Folmer menambahkan pembangunan jembatan layang ini tentu harus memiliki kesesuaian dengan rencana tata ruang dan wilayah serta skala prioritas yang ada di Kota Bandung. Karena proyek jembatan layang ini juga bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi potensi kemacetan yang ada pada suatu kawasan.
"Dari perda RTRW yang sudah direvisi, titik jembatan layang yang menjadi prioritas adalah di Jalan Garuda. sedangkan jembatan layang Ciroyom ini menjadi catatan tersendiri karena lokus (lokasi) tidak ada kesesuaian dengan perda yang sudah ada sehingga harus ada assessment apakah berjalan sesuai dengan perencanaan sejak awal," tegasnya.
Anggota Komisi B DPRD Kota Bandung Folmer Siswanto M Silalahi mengatakan RPH Ciroyom adalah salah satu bangunan cagar budaya kelas A yang sudah menjadi salah satu ikon Kota Bandung.
"Ini harus menjadi perhatian agar jangan sampai pembangunan jembatan layang Ciroyom yang berjalan dengan cepat ini menghilangkan nilai-nilai cagar budaya yang sudah tumbuh dan berkembang di Kota Bandung," kata Folmer.
Dia menyatakan, semua pihak harus segera mencari solusi terbaik agar bangunan cagar budaya kelas A ini bisa selamat. Begitupun dengan proyek jembatan layang ini bisa berjalan dengan lancar.
Folmer menambahkan pembangunan jembatan layang ini tentu harus memiliki kesesuaian dengan rencana tata ruang dan wilayah serta skala prioritas yang ada di Kota Bandung. Karena proyek jembatan layang ini juga bagian dari upaya pemerintah untuk mengurangi potensi kemacetan yang ada pada suatu kawasan.
"Dari perda RTRW yang sudah direvisi, titik jembatan layang yang menjadi prioritas adalah di Jalan Garuda. sedangkan jembatan layang Ciroyom ini menjadi catatan tersendiri karena lokus (lokasi) tidak ada kesesuaian dengan perda yang sudah ada sehingga harus ada assessment apakah berjalan sesuai dengan perencanaan sejak awal," tegasnya.
(hri)