Sejarah dan Asal Usul Pemalang, Kabupaten yang Terkait Kejayaan Kesultanan Mataram Islam
loading...
A
A
A
Selain itu, kabarnya sejumlah bangsawan Pajang juga banyak singgah ke wilayah Pemalang. Salah satunya adalah Pangeran Benawa, putra pendiri Kesultanan Pajang yang bergelar Sultan Hadiwijaya.
Sultan Hadiwijaya memerintahkan putra mahkotanya ini untuk membuka daerah Pemalang, namun sebelumnya Pangeran Benawa diperintahkan untuk mengambil keris pusaka dari Kesultanan Banten.
Menuruti perintah sang ayah, sepulang mengambil keris Pangeran Benawa menggoreskan kerisnya ke cabang pohon yang hingga saat ini menjadi asal usul Desa Penggarit. Di sana terdapat petilasan Pangeran Benawa yang disebut Jambandalem.
Sejarah panjang Pemalang untuk menjadi wilayah administratif seperti saat ini memang sudah melewati banyak fase. Mulai dari masa Kesultanan Mataram, pemerintahan Hindia Belanda sebelum kemerdekaan.
Sebagai suatu penghormatan atas sejarah terbentuknya Kabupaten Pemalang maka pemerintah daerah telah bersepakat untuk memberi atribut berupa Hari Jadi Pemalang.
Penetapan hari jadi Pemalang dapat dihubungkan pula dengan tanggal pernyataan Pangeran Diponegoro mengadakan perang terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu tanggal 20 Juli 1823.
Saat itu Belanda sempat memberhentikan Adipati Pemalang yakni Adipati Reksodingrat dari jabatannya lantaran ikut serta membantu Pangeran Diponegoro dalam perang melawan Belanda.
Namun berdasarkan diskusi para pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang Hari Jadi Pemalang adalah tanggal 24 Januari 1575.
Mengenai asal usul nama Pemalang, dikisahkan berasal dari tokoh bernama Raden Joko Malang. Legenda menyebutkan bahwa wilayah ini dikuasai oleh Raden Joko Malang setelah menerima kekuasaan dari Ki Buyut Jiwandono atau Ki Buyut Banjarsari.
Nama "Pemalang" sendiri memiliki dua komponen, yaitu "Pe" dan "Malang". Dalam bahasa Jawa, "Pe" merujuk pada tempat, sementara "Malang" mengacu pada Raden Joko Malang.
Oleh karena itu, Pemalang dapat diartikan sebagai tempat kekuasaan yang berasal dari Raden Joko Malang.
Sultan Hadiwijaya memerintahkan putra mahkotanya ini untuk membuka daerah Pemalang, namun sebelumnya Pangeran Benawa diperintahkan untuk mengambil keris pusaka dari Kesultanan Banten.
Menuruti perintah sang ayah, sepulang mengambil keris Pangeran Benawa menggoreskan kerisnya ke cabang pohon yang hingga saat ini menjadi asal usul Desa Penggarit. Di sana terdapat petilasan Pangeran Benawa yang disebut Jambandalem.
Sejarah panjang Pemalang untuk menjadi wilayah administratif seperti saat ini memang sudah melewati banyak fase. Mulai dari masa Kesultanan Mataram, pemerintahan Hindia Belanda sebelum kemerdekaan.
Sebagai suatu penghormatan atas sejarah terbentuknya Kabupaten Pemalang maka pemerintah daerah telah bersepakat untuk memberi atribut berupa Hari Jadi Pemalang.
Penetapan hari jadi Pemalang dapat dihubungkan pula dengan tanggal pernyataan Pangeran Diponegoro mengadakan perang terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu tanggal 20 Juli 1823.
Saat itu Belanda sempat memberhentikan Adipati Pemalang yakni Adipati Reksodingrat dari jabatannya lantaran ikut serta membantu Pangeran Diponegoro dalam perang melawan Belanda.
Namun berdasarkan diskusi para pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang Hari Jadi Pemalang adalah tanggal 24 Januari 1575.
Asal Usul Pemalang
Mengenai asal usul nama Pemalang, dikisahkan berasal dari tokoh bernama Raden Joko Malang. Legenda menyebutkan bahwa wilayah ini dikuasai oleh Raden Joko Malang setelah menerima kekuasaan dari Ki Buyut Jiwandono atau Ki Buyut Banjarsari.
Nama "Pemalang" sendiri memiliki dua komponen, yaitu "Pe" dan "Malang". Dalam bahasa Jawa, "Pe" merujuk pada tempat, sementara "Malang" mengacu pada Raden Joko Malang.
Oleh karena itu, Pemalang dapat diartikan sebagai tempat kekuasaan yang berasal dari Raden Joko Malang.