Sejarah dan Asal Usul Pemalang, Kabupaten yang Terkait Kejayaan Kesultanan Mataram Islam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kabupaten Pemalang merupakan sebuah wilayah yang terletak di Provinsi Jawa Tengah , Indonesia. Kota ini memiliki sejarah dan asal usul yang kaya akan warisan budaya serta perjalanan panjang dalam perkembangannya.
Dengan letaknya yang strategis di antara kota-kota besar seperti Semarang, Tegal, dan Pekalongan, Pemalang memiliki peran penting dalam perkembangan wilayah Jawa Tengah.
Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Pemalang, sejarah Pemalang dimulai sejak zaman prasejarah yang dibuktikan dengan penemuan-penemuan benda arkeologi yang ada di daerah ini.
Hasil penemuan tersebut mencakup suatu kompleks struktur berundak berupa punden dan area pemandian yang terletak di bagian Barat Daya Kecamatan Moga.
Di desa Kropak, ditemukan berbagai artefak menarik seperti patung Ganesa yang memiliki keunikan tersendiri, objek lingga, kompleks kuburan, serta batu nisan.
Sejarah Pemalang juga sangat bersinggungan dengan masa kejayaan Mataram Islam yang dibuktikan dengan adanya kuburan Syech Maulana Maghribi di Kawedanan Comal.
Kemudian adanya kuburan Rohidin, Sayyid Ngali paman dari Sunan Ampel yang juga memiliki misi untuk mengislamkan penduduk setempat.
Selain itu, Pemalang juga memiliki sejarah panjang di kolonial yang tertulis dalam catatan Rijklof Van Goens dan data di dalam buku W FRUIN MEES yang menyatakan bahwa pada tahun 1575, Pemalang merupakan salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau Jawa, yang dipimpin oleh seorang pangeran atau raja.
Konon, nama Pemalang sudah dikenal sejak zaman Majapahit. Bahkan, oleh Patih Gajah Mada, wilayah ini dijadikan pangkalan perang ke Sriwijaya. Kemudian, daerah yang berada di lereng Gunung Slamet ini ditaklukkan oleh Kesultanan Mataram Islam.
Selain itu, kabarnya sejumlah bangsawan Pajang juga banyak singgah ke wilayah Pemalang. Salah satunya adalah Pangeran Benawa, putra pendiri Kesultanan Pajang yang bergelar Sultan Hadiwijaya.
Sultan Hadiwijaya memerintahkan putra mahkotanya ini untuk membuka daerah Pemalang, namun sebelumnya Pangeran Benawa diperintahkan untuk mengambil keris pusaka dari Kesultanan Banten.
Menuruti perintah sang ayah, sepulang mengambil keris Pangeran Benawa menggoreskan kerisnya ke cabang pohon yang hingga saat ini menjadi asal usul Desa Penggarit. Di sana terdapat petilasan Pangeran Benawa yang disebut Jambandalem.
Sejarah panjang Pemalang untuk menjadi wilayah administratif seperti saat ini memang sudah melewati banyak fase. Mulai dari masa Kesultanan Mataram, pemerintahan Hindia Belanda sebelum kemerdekaan.
Sebagai suatu penghormatan atas sejarah terbentuknya Kabupaten Pemalang maka pemerintah daerah telah bersepakat untuk memberi atribut berupa Hari Jadi Pemalang.
Penetapan hari jadi Pemalang dapat dihubungkan pula dengan tanggal pernyataan Pangeran Diponegoro mengadakan perang terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu tanggal 20 Juli 1823.
Saat itu Belanda sempat memberhentikan Adipati Pemalang yakni Adipati Reksodingrat dari jabatannya lantaran ikut serta membantu Pangeran Diponegoro dalam perang melawan Belanda.
Namun berdasarkan diskusi para pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang Hari Jadi Pemalang adalah tanggal 24 Januari 1575.
Mengenai asal usul nama Pemalang, dikisahkan berasal dari tokoh bernama Raden Joko Malang. Legenda menyebutkan bahwa wilayah ini dikuasai oleh Raden Joko Malang setelah menerima kekuasaan dari Ki Buyut Jiwandono atau Ki Buyut Banjarsari.
Nama "Pemalang" sendiri memiliki dua komponen, yaitu "Pe" dan "Malang". Dalam bahasa Jawa, "Pe" merujuk pada tempat, sementara "Malang" mengacu pada Raden Joko Malang.
Oleh karena itu, Pemalang dapat diartikan sebagai tempat kekuasaan yang berasal dari Raden Joko Malang.
Itulah sejarah dan asal usul Pemalang. Semoga informasi ini bermanfaat.
Dengan letaknya yang strategis di antara kota-kota besar seperti Semarang, Tegal, dan Pekalongan, Pemalang memiliki peran penting dalam perkembangan wilayah Jawa Tengah.
Sejarah Pemalang
Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Pemalang, sejarah Pemalang dimulai sejak zaman prasejarah yang dibuktikan dengan penemuan-penemuan benda arkeologi yang ada di daerah ini.
Hasil penemuan tersebut mencakup suatu kompleks struktur berundak berupa punden dan area pemandian yang terletak di bagian Barat Daya Kecamatan Moga.
Di desa Kropak, ditemukan berbagai artefak menarik seperti patung Ganesa yang memiliki keunikan tersendiri, objek lingga, kompleks kuburan, serta batu nisan.
Sejarah Pemalang juga sangat bersinggungan dengan masa kejayaan Mataram Islam yang dibuktikan dengan adanya kuburan Syech Maulana Maghribi di Kawedanan Comal.
Kemudian adanya kuburan Rohidin, Sayyid Ngali paman dari Sunan Ampel yang juga memiliki misi untuk mengislamkan penduduk setempat.
Selain itu, Pemalang juga memiliki sejarah panjang di kolonial yang tertulis dalam catatan Rijklof Van Goens dan data di dalam buku W FRUIN MEES yang menyatakan bahwa pada tahun 1575, Pemalang merupakan salah satu dari 14 daerah merdeka di Pulau Jawa, yang dipimpin oleh seorang pangeran atau raja.
Konon, nama Pemalang sudah dikenal sejak zaman Majapahit. Bahkan, oleh Patih Gajah Mada, wilayah ini dijadikan pangkalan perang ke Sriwijaya. Kemudian, daerah yang berada di lereng Gunung Slamet ini ditaklukkan oleh Kesultanan Mataram Islam.
Selain itu, kabarnya sejumlah bangsawan Pajang juga banyak singgah ke wilayah Pemalang. Salah satunya adalah Pangeran Benawa, putra pendiri Kesultanan Pajang yang bergelar Sultan Hadiwijaya.
Sultan Hadiwijaya memerintahkan putra mahkotanya ini untuk membuka daerah Pemalang, namun sebelumnya Pangeran Benawa diperintahkan untuk mengambil keris pusaka dari Kesultanan Banten.
Menuruti perintah sang ayah, sepulang mengambil keris Pangeran Benawa menggoreskan kerisnya ke cabang pohon yang hingga saat ini menjadi asal usul Desa Penggarit. Di sana terdapat petilasan Pangeran Benawa yang disebut Jambandalem.
Sejarah panjang Pemalang untuk menjadi wilayah administratif seperti saat ini memang sudah melewati banyak fase. Mulai dari masa Kesultanan Mataram, pemerintahan Hindia Belanda sebelum kemerdekaan.
Sebagai suatu penghormatan atas sejarah terbentuknya Kabupaten Pemalang maka pemerintah daerah telah bersepakat untuk memberi atribut berupa Hari Jadi Pemalang.
Penetapan hari jadi Pemalang dapat dihubungkan pula dengan tanggal pernyataan Pangeran Diponegoro mengadakan perang terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda, yaitu tanggal 20 Juli 1823.
Saat itu Belanda sempat memberhentikan Adipati Pemalang yakni Adipati Reksodingrat dari jabatannya lantaran ikut serta membantu Pangeran Diponegoro dalam perang melawan Belanda.
Namun berdasarkan diskusi para pakar yang dibentuk oleh Tim Kabupaten Pemalang Hari Jadi Pemalang adalah tanggal 24 Januari 1575.
Asal Usul Pemalang
Mengenai asal usul nama Pemalang, dikisahkan berasal dari tokoh bernama Raden Joko Malang. Legenda menyebutkan bahwa wilayah ini dikuasai oleh Raden Joko Malang setelah menerima kekuasaan dari Ki Buyut Jiwandono atau Ki Buyut Banjarsari.
Nama "Pemalang" sendiri memiliki dua komponen, yaitu "Pe" dan "Malang". Dalam bahasa Jawa, "Pe" merujuk pada tempat, sementara "Malang" mengacu pada Raden Joko Malang.
Oleh karena itu, Pemalang dapat diartikan sebagai tempat kekuasaan yang berasal dari Raden Joko Malang.
Itulah sejarah dan asal usul Pemalang. Semoga informasi ini bermanfaat.
(okt)