Hore! Gunung Semeru Status Siaga, Aktivitas Pendakian Bakal Dibuka
loading...
A
A
A
MALANG - Pendakian ke Gunung Semeru direncanakan akan dibuka oleh pengelola kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Pendakian Gunung Semeru ini ditutup selama dua tahun karena pandemi Covid-19 dan aktivitas vulkanik gunung.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani mengatakan salah satu persiapan yang dilakukan untuk membuka kembali jalur pendakian Semeru adalah melakukan pelatihan terhadap Pemandu Pendakian Gunung Semeru Terdaftar (PPGST).
“Para PPGST ini harus siap terlebih dahulu sebelum pendakian Gunung Semeru resmi dibuka nantinya. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang,” ujar Septi Eka Wardhani, Senin (21/8/2023).
Balai Besar TNBTS selaku pengelola kawasan telah melakukan bimbingan teknis (Bimtek) ke sekitar 200 orang PPGST pada 2 hingga 3 Agustus 2023, lalu. Materi Bimtek meliputi pengenalan kawasan konservasi, ekosistem, pertolongan medis serta etika pendakian.
“BBTNBTS masih akan mengadakan Bimtek satu kali lagi. Tapi masih belum kami jadwalkan untuk tanggal pastinya kapan,” katanya.
Di sisi lain BB TNBTS bersama dengan sejumlah komunitas juga masih melakukan pemulihan terhadap jalur pendakian Gunung Semeru. Sehingga masih belum dipastikan, kapan pendakian ke Gunung Semeru akan dibuka kembali.
“Untuk update jalur pendakian ke Ranu Kumbolo masih ada beberapa titik yang rusak baik ringan, sedang maupun berat,” ungkapnya.
Di sisi lain petugas Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Semeru Yadi Yuliandi mengungkapkan, status gunung tertinggi di Pulau Jawa ini masih berada di level III atau siaga. Senin dini hari hingga pagi hari pukul 06.00 WIB, setidaknya ada 41 kali gempa letusan atau erupsi.
Letupan itu dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 60-138 detik. ”Tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 12-32 mm, S-P 14-67 detik dan lama gempa 52-148 detik. Tingkat aktivitas Gunung Semeru level III atau siaga,” tegasnya.
Namun pihaknya tetap mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
”Tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah puncak Gunung Semeru karena rawan lontaran batu pijar. Sama mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu,” ungkapnya.
”Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” lanjutnya.
Sebagai informasi, Gunung Semeru memiliki tinggi mencapai 3.676 MDPL itu. Gunung berapi itu berada di dua wilayah yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang masuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani mengatakan salah satu persiapan yang dilakukan untuk membuka kembali jalur pendakian Semeru adalah melakukan pelatihan terhadap Pemandu Pendakian Gunung Semeru Terdaftar (PPGST).
“Para PPGST ini harus siap terlebih dahulu sebelum pendakian Gunung Semeru resmi dibuka nantinya. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang,” ujar Septi Eka Wardhani, Senin (21/8/2023).
Balai Besar TNBTS selaku pengelola kawasan telah melakukan bimbingan teknis (Bimtek) ke sekitar 200 orang PPGST pada 2 hingga 3 Agustus 2023, lalu. Materi Bimtek meliputi pengenalan kawasan konservasi, ekosistem, pertolongan medis serta etika pendakian.
“BBTNBTS masih akan mengadakan Bimtek satu kali lagi. Tapi masih belum kami jadwalkan untuk tanggal pastinya kapan,” katanya.
Di sisi lain BB TNBTS bersama dengan sejumlah komunitas juga masih melakukan pemulihan terhadap jalur pendakian Gunung Semeru. Sehingga masih belum dipastikan, kapan pendakian ke Gunung Semeru akan dibuka kembali.
“Untuk update jalur pendakian ke Ranu Kumbolo masih ada beberapa titik yang rusak baik ringan, sedang maupun berat,” ungkapnya.
Di sisi lain petugas Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Semeru Yadi Yuliandi mengungkapkan, status gunung tertinggi di Pulau Jawa ini masih berada di level III atau siaga. Senin dini hari hingga pagi hari pukul 06.00 WIB, setidaknya ada 41 kali gempa letusan atau erupsi.
Letupan itu dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 60-138 detik. ”Tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 12-32 mm, S-P 14-67 detik dan lama gempa 52-148 detik. Tingkat aktivitas Gunung Semeru level III atau siaga,” tegasnya.
Namun pihaknya tetap mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
”Tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah puncak Gunung Semeru karena rawan lontaran batu pijar. Sama mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu,” ungkapnya.
”Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” lanjutnya.
Sebagai informasi, Gunung Semeru memiliki tinggi mencapai 3.676 MDPL itu. Gunung berapi itu berada di dua wilayah yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang masuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
(ams)