Dinsos Masih Sulit Tangani Anjal Gepeng yang Terus Bertambah
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Keberadaan anak jalanan (anjal) dan gelandangan pengemis (gepeng) di Kota Makassar hingga kini masih sulit ditangani Dinas Sosial (Dinsos) Kota Makassar. Mereka masih ditemukan berkeliaran diberbagai titik, khususnya di persimpangan lampu merah, padahal pandemi COVID-19 masih terjadi.
Kepala Seksi Anjal dan Gepeng Dinsos Kota Makassar, Kamil mengaku, saat razia Dinsos hanya sebagian kecil yang terjaring. Sementara jumlah anjal dan gepeng terus mengalami peningkatan setiap harinya.
"Tim Reaksi Cepat (TRC) Saribattang rutin melakukan patroli penertiban anjal dan gepeng setiap bulan," ujarnya kepada SINDOnews. Baca : Anjal-Gepeng Mulai Ditertibkn Lagi di Empat Titik Ini
Ia mengungkapkan, aelama periode Januari-Juli, petugas berhasil menjaring 266 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Rinciannya, 144 anjal, 94 gepeng, 5 pengamen, dan 23 obat-obatan/lem.
Berdasarkan data yang dihimpun, razia terbanyak berada pada Mei yakni mencapai 97 orang. Yakni, 67 gepeng dan 30 anjal. Namun angka ini turun pada Juni yang hanya menjaring 23 orang. Diantaranya, 17 anjal, 3 gepeng, 1 pengamen, dan 2 obat-obatan/lem.
Lalu kembali meningkat pada Juli. Ada 74 orang yang terjaring. Rinciannya, 48 anjal, 15 gepeng, dan 11 obat-obatan/lem. "Upaya kita sampai saat ini memaksimalkan TRC Saribattang yang turun melakukan penjaringan setiap bulan. Memang bulan ini berdasarkan hasil razia kita angkanya meningkat lagi," kata Kamil, kemarin.
Ia pun mengaku terus melakukan langkah untuk mengatasi keberadaan anjal dan gepeng meski diakui butuh cara lain. Jangan hanya sekadar razia. Baca Juga: Baca Lagi : Dinilai Mengganggu, Dinsos Makassar Diminta Berdayakan Pak Ogah
Kepala Seksi Anjal dan Gepeng Dinsos Kota Makassar, Kamil mengaku, saat razia Dinsos hanya sebagian kecil yang terjaring. Sementara jumlah anjal dan gepeng terus mengalami peningkatan setiap harinya.
"Tim Reaksi Cepat (TRC) Saribattang rutin melakukan patroli penertiban anjal dan gepeng setiap bulan," ujarnya kepada SINDOnews. Baca : Anjal-Gepeng Mulai Ditertibkn Lagi di Empat Titik Ini
Ia mengungkapkan, aelama periode Januari-Juli, petugas berhasil menjaring 266 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS). Rinciannya, 144 anjal, 94 gepeng, 5 pengamen, dan 23 obat-obatan/lem.
Berdasarkan data yang dihimpun, razia terbanyak berada pada Mei yakni mencapai 97 orang. Yakni, 67 gepeng dan 30 anjal. Namun angka ini turun pada Juni yang hanya menjaring 23 orang. Diantaranya, 17 anjal, 3 gepeng, 1 pengamen, dan 2 obat-obatan/lem.
Lalu kembali meningkat pada Juli. Ada 74 orang yang terjaring. Rinciannya, 48 anjal, 15 gepeng, dan 11 obat-obatan/lem. "Upaya kita sampai saat ini memaksimalkan TRC Saribattang yang turun melakukan penjaringan setiap bulan. Memang bulan ini berdasarkan hasil razia kita angkanya meningkat lagi," kata Kamil, kemarin.
Ia pun mengaku terus melakukan langkah untuk mengatasi keberadaan anjal dan gepeng meski diakui butuh cara lain. Jangan hanya sekadar razia. Baca Juga: Baca Lagi : Dinilai Mengganggu, Dinsos Makassar Diminta Berdayakan Pak Ogah
(sri)