Ada LaporGub dan Terima Aduan di Media Sosial, Warga: Masyarakat Jadi Mudah Lapor dan Diberi Solusi Pak Ganjar
loading...
A
A
A
Pasalnya, selama ini Lea sudah memberikan kepercayaan kepada Ganjar untuk menyampaikan semua keluhannya. Lea tidak tahu apakah Gubernur Jateng selanjutnya lebih baik dari Ganjar atau sebaliknya.
“Karena kita sudah punya kepercayaan tersendiri kepada Pak Ganjar. Jadi, saya kurang tahu Gubernur selanjutnya bagaimana, tapi kita sudah memberikan kepercayaan kepada Pak Ganjar. Sudah nyaman,” katanya.
Di samping itu, Lea merasa senang bisa berdialog langsung bersama Ganjar dalam program ‘Gubernur Mengajar’. Terlebih Ganjar adalah sosok idolanya.
“Semoga Gubernur selanjutnya bisa lebih baik dan bisa lebih bagus. Senang sekali, karena akhirnya bisa ketemu dengan panutan. Jadi, rasanya gembira, senang gitu,” katanya.
Sementara itu, Ganjar menjelaskan kepada Lea bahwa meskipun dia purnatugas sebagai Gubernur Jateng, layanan LaporGub masih tersedia. Ganjar menyarankan Lea menggunakan aplikasi tersebut jika ada keluhan dan aduan.
“Jadi, artinya ada satu harapan bahwa layanan publik yang dibaca anak SMA itu penting untuk diketahui, maka saya sampaikan kalau sistemnya jalan kamu boleh melapor lewat aplikasi, namanya LaporGub,” kata Ganjar.
“Itu menginspirasi bahwa aplikasi itu bisa dibikin oleh siapapun, bagaimana kita memudahkan sebuah layanan, termasuk inspirasi mereka untuk menjadi sociopreneur,” sambungnya.
Sebagai informasi, LaporGub merupakan gebrakan yang diinisiasi Ganjar sejak periode pertamanya pada 2013. Saat itu, LaporGub berbasis website dan terus berkembang hingga bisa diakses multi platform. Mulai dari Web, WhatsApp, direct message (DM) di media sosial, serta SMS maupun hotline.
Berdasarkan data Government Resource Management System (GRMS) Jawa Tengah, sejak 1 Januari 2022 hingga 31 Desember 2022 tercatat ada 22.980 aduan masyarakat yang masuk ke kanal LaporGub.
Dari jumlah tersebut, sejumlah 14.983 aduan atau 65,2 persen dapat diselesaikan, 4.927 aduan atau 21,4 persen dalam proses verifikasi, sebanyak 1.895 aduan atau 8,24 persen dalam progres, serta 257 aduan atau 1,11 persen belum dijawab.
“Karena kita sudah punya kepercayaan tersendiri kepada Pak Ganjar. Jadi, saya kurang tahu Gubernur selanjutnya bagaimana, tapi kita sudah memberikan kepercayaan kepada Pak Ganjar. Sudah nyaman,” katanya.
Di samping itu, Lea merasa senang bisa berdialog langsung bersama Ganjar dalam program ‘Gubernur Mengajar’. Terlebih Ganjar adalah sosok idolanya.
“Semoga Gubernur selanjutnya bisa lebih baik dan bisa lebih bagus. Senang sekali, karena akhirnya bisa ketemu dengan panutan. Jadi, rasanya gembira, senang gitu,” katanya.
Sementara itu, Ganjar menjelaskan kepada Lea bahwa meskipun dia purnatugas sebagai Gubernur Jateng, layanan LaporGub masih tersedia. Ganjar menyarankan Lea menggunakan aplikasi tersebut jika ada keluhan dan aduan.
“Jadi, artinya ada satu harapan bahwa layanan publik yang dibaca anak SMA itu penting untuk diketahui, maka saya sampaikan kalau sistemnya jalan kamu boleh melapor lewat aplikasi, namanya LaporGub,” kata Ganjar.
“Itu menginspirasi bahwa aplikasi itu bisa dibikin oleh siapapun, bagaimana kita memudahkan sebuah layanan, termasuk inspirasi mereka untuk menjadi sociopreneur,” sambungnya.
Sebagai informasi, LaporGub merupakan gebrakan yang diinisiasi Ganjar sejak periode pertamanya pada 2013. Saat itu, LaporGub berbasis website dan terus berkembang hingga bisa diakses multi platform. Mulai dari Web, WhatsApp, direct message (DM) di media sosial, serta SMS maupun hotline.
Berdasarkan data Government Resource Management System (GRMS) Jawa Tengah, sejak 1 Januari 2022 hingga 31 Desember 2022 tercatat ada 22.980 aduan masyarakat yang masuk ke kanal LaporGub.
Dari jumlah tersebut, sejumlah 14.983 aduan atau 65,2 persen dapat diselesaikan, 4.927 aduan atau 21,4 persen dalam proses verifikasi, sebanyak 1.895 aduan atau 8,24 persen dalam progres, serta 257 aduan atau 1,11 persen belum dijawab.