HKGB Ke-71, Bhayangkari Sulbar Perkenalkan Ragam Kebaya Nusantara dan Baju Adat
loading...
A
A
A
MAMUJU - Bhayangkari PD Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar Ragam Kebaya Nusantara dan Baju Adat Sulawesi Barat. Kegiatan tersebut merupakan program pelestarian budaya berkebaya dengan kearifan lokalnya.
Kegiatan yang diadakan dalam rangka peringatan Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB) Ke-71 ini digelar di Aula Maranu Polda Sulawesi Barat pada Kamis 27 Juli 2023.
Ketua Daerah Sulawesi Barat Miranti Adang Ginanjar mengatakan, memperkenalkan asal muasal kebaya sebagai hasil akulturasi dari banyak budaya luar yang berpadu dengan budaya lokal bersama wastra Nusantara menjadi topik yang menarik untuk Bhayangkari Polda Sulbar.
"Sejak zaman dahulu kebaya sebagai busana sehari hari masyarakat Indonesia. Pelestarian kebaya melalui sosialisasi kebaya ini untuk memperkuat program pelestarian berbudaya berkebaya dengan segala kisah kearifan lokalnya," ujarnya, Jumat (28/7/2023).
Dalam kegiatan tersebut, Miranti Adang Ginanjar mengenakan baju adat Mandar. Begitu juga dengan pengurus daerah Bhayangkari Sulawesi Barat lainnya yang juga mengenakan kebaya Nusantara dan baju adat yang dipadupadankan dengan keindahan wastra Nusantara.
Tak hanya kebaya Nusantara, Ketua Bhayangkari Daerah Sulawesi Barat juga memperkenalkan baju adat Sulbar yakni, Baju adat Mamasa dan Baju Adat Kalumpang.
"Ini adalah salah satu bentuk dukungan ke pemerintah Indonesia dalam usaha mengusung busana kebaya menjadi warisan budaya yang saat ini sudah dalam proses pengajuan di UNESCO dengan nomor urut 2090," ucapnya.
Pengajuan itu akan dilakukan secara Multi Nasional di 2024 bersama empat negara lainnya seperti Singapore, Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam.
"Ini merupakan momentum dalam memperkuat persatuan dan solidaritas regional ASEAN," paparnya.
Menurut Miranti Adang Ginanjar, Indonesia pada periode ini menjadi Ketua ASEAN. Pengajuan multinasional ini juga menjadi salah satu upaya merealisasikan Konvensi UNESCO 2003 yaitu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghormati keragaman budaya Indonesia dan merupakan momentum yang baik untuk menjaga the spirit of ASEAN.
"Semoga kita semua bisa terus berkreasi dan melestarikan warisan kebudayaan Nusantara. Terutama kebaya sebagai upaya Safeguarding, agar komunitas, generasi muda terus berinovasi agar dapat berkontribusi mencerdaskan kehidupan Bangsa melalui pelestarian budayanya," pungkasnya.
Kegiatan yang diadakan dalam rangka peringatan Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB) Ke-71 ini digelar di Aula Maranu Polda Sulawesi Barat pada Kamis 27 Juli 2023.
Ketua Daerah Sulawesi Barat Miranti Adang Ginanjar mengatakan, memperkenalkan asal muasal kebaya sebagai hasil akulturasi dari banyak budaya luar yang berpadu dengan budaya lokal bersama wastra Nusantara menjadi topik yang menarik untuk Bhayangkari Polda Sulbar.
"Sejak zaman dahulu kebaya sebagai busana sehari hari masyarakat Indonesia. Pelestarian kebaya melalui sosialisasi kebaya ini untuk memperkuat program pelestarian berbudaya berkebaya dengan segala kisah kearifan lokalnya," ujarnya, Jumat (28/7/2023).
Dalam kegiatan tersebut, Miranti Adang Ginanjar mengenakan baju adat Mandar. Begitu juga dengan pengurus daerah Bhayangkari Sulawesi Barat lainnya yang juga mengenakan kebaya Nusantara dan baju adat yang dipadupadankan dengan keindahan wastra Nusantara.
Tak hanya kebaya Nusantara, Ketua Bhayangkari Daerah Sulawesi Barat juga memperkenalkan baju adat Sulbar yakni, Baju adat Mamasa dan Baju Adat Kalumpang.
"Ini adalah salah satu bentuk dukungan ke pemerintah Indonesia dalam usaha mengusung busana kebaya menjadi warisan budaya yang saat ini sudah dalam proses pengajuan di UNESCO dengan nomor urut 2090," ucapnya.
Pengajuan itu akan dilakukan secara Multi Nasional di 2024 bersama empat negara lainnya seperti Singapore, Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam.
"Ini merupakan momentum dalam memperkuat persatuan dan solidaritas regional ASEAN," paparnya.
Menurut Miranti Adang Ginanjar, Indonesia pada periode ini menjadi Ketua ASEAN. Pengajuan multinasional ini juga menjadi salah satu upaya merealisasikan Konvensi UNESCO 2003 yaitu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghormati keragaman budaya Indonesia dan merupakan momentum yang baik untuk menjaga the spirit of ASEAN.
"Semoga kita semua bisa terus berkreasi dan melestarikan warisan kebudayaan Nusantara. Terutama kebaya sebagai upaya Safeguarding, agar komunitas, generasi muda terus berinovasi agar dapat berkontribusi mencerdaskan kehidupan Bangsa melalui pelestarian budayanya," pungkasnya.
(shf)