Mencekam! Puluhan Orang Kesurupan Massal saat Ikuti Ritual Suroan
loading...
A
A
A
BANJARNEGARA - Suasana mencekam terjadi di Desa Aribaya, Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Jateng. Puluhan orang mengalami kesurupan massal, saat mengikuti acara ritual suroan atau ruwat bumi.
Tak hanya orang tua, sejumlah remaja yang kesurupan terlihat histeris saat dilaksanakan arak-arakan. Warga di Desa Aribaya, selalu menggelar ritual suroan ini sebagai bentuk rasya syukur atas tahun yang baru dan hasil panen mereka.
Sebagai bentuk rasa syukur, warga membuat gunungan yang berisi hasil bumi dan sayur mayur panenan warga. Gunungan tersebut diarak keliling desa secara beramai-ramai, dengan iringan tari dan musik tradisional.
Di tengah arak-arakan gunungan tersebut, puluhan orang mengalami kesurupan massal. Puluhan warga yang mengalami kesurupan massal tersebut, kemudian dibawa kepada sesepuh desa untuk disembuhkan.
Setelah sesepuh desa membacakan mantra, puluhan warga yang kesurupan massal dengan serta-merta sembuh dan sadarkan diri. Salah seorang warga Desa Aribaya, Pujianto mengatakan, peristiwa kesurupan massal saat prosesi suroan tersebut, sudah biasa terjadi.
"Sudah biasa dalam arak-rakana suroan terjadi kesurupan massal. Masyarakat di Desa Aribaya, percaya dengan adanya warga yang mengalami kesurupan maka persembahan atau ruwat bumi ini diterima oleh leluhur," tuturnya.
Sebagai bentuk rasa syukur, warga selanjutnya melakukan selamatan dengan makan bersama ratusan nasi tumpeng yang dibawa dari rumah masing-masing warga. Uniknya, agar semua bisa merasakan masakan, warga saling bertukar lauk dengan saling melempar lauk berupa ikan, daging, dan telur.
Pada puncak acara, warga akan berebut izi gunungan yang telah diarak. "Warga di sini percaya, jika mendapatkan sayur mayur dan hasil bumi di gunungan ini, akan mendapat berkah tersendiri," ujar Kepala Desa Aribaya, Udiono.
Meski terjadi kesurupan massal, acara suroan ruwat bumi ini berlangsung dengan khitmad dan sangat sakral. Udiono mengatakan, tradisi ruwat bumi ini tetap dilestarikan warga sebagai salah satu bentuk penghormatan dan menjaga warisan leluhur.
Tak hanya orang tua, sejumlah remaja yang kesurupan terlihat histeris saat dilaksanakan arak-arakan. Warga di Desa Aribaya, selalu menggelar ritual suroan ini sebagai bentuk rasya syukur atas tahun yang baru dan hasil panen mereka.
Sebagai bentuk rasa syukur, warga membuat gunungan yang berisi hasil bumi dan sayur mayur panenan warga. Gunungan tersebut diarak keliling desa secara beramai-ramai, dengan iringan tari dan musik tradisional.
Baca Juga
Di tengah arak-arakan gunungan tersebut, puluhan orang mengalami kesurupan massal. Puluhan warga yang mengalami kesurupan massal tersebut, kemudian dibawa kepada sesepuh desa untuk disembuhkan.
Setelah sesepuh desa membacakan mantra, puluhan warga yang kesurupan massal dengan serta-merta sembuh dan sadarkan diri. Salah seorang warga Desa Aribaya, Pujianto mengatakan, peristiwa kesurupan massal saat prosesi suroan tersebut, sudah biasa terjadi.
"Sudah biasa dalam arak-rakana suroan terjadi kesurupan massal. Masyarakat di Desa Aribaya, percaya dengan adanya warga yang mengalami kesurupan maka persembahan atau ruwat bumi ini diterima oleh leluhur," tuturnya.
Sebagai bentuk rasa syukur, warga selanjutnya melakukan selamatan dengan makan bersama ratusan nasi tumpeng yang dibawa dari rumah masing-masing warga. Uniknya, agar semua bisa merasakan masakan, warga saling bertukar lauk dengan saling melempar lauk berupa ikan, daging, dan telur.
Baca Juga
Pada puncak acara, warga akan berebut izi gunungan yang telah diarak. "Warga di sini percaya, jika mendapatkan sayur mayur dan hasil bumi di gunungan ini, akan mendapat berkah tersendiri," ujar Kepala Desa Aribaya, Udiono.
Meski terjadi kesurupan massal, acara suroan ruwat bumi ini berlangsung dengan khitmad dan sangat sakral. Udiono mengatakan, tradisi ruwat bumi ini tetap dilestarikan warga sebagai salah satu bentuk penghormatan dan menjaga warisan leluhur.
(eyt)