Silaturahmi Masyayikh se-Indonesia Dihadiri Gus Mus dan Gus Baha, Ini Pesannya untuk Ganjar Pranowo
loading...
A
A
A
REMBANG - Pertemuan Masyayikh se-Indonesia, turut dihadiri Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha, dan KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. Banyak pesan dan petuah yang disampaikan para ulama untuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan yang digelar di Pondok Pesantren Al Anwar, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, para ulama menitipkan pesan tentang pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, hingga pembelajaran keagamaan.
Terkait dengan program pembangunan IKN Nusantara, para ulama mengharapkan tidak hanya pembangunan infrastuktur saja, namun juga pembangunan keagamaan, agar IKN benar-benar siap dan tidak ada ketimpangan sosial ekonomi dan budaya di masa depan.
Menurut Ganjar, silaturahmi antara umara dengan Masyayikh tersebut, untuk berdiskusi banyak hal. Adapun Ganjar tak lupa meminta masukan dari para ulama ihwal menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Terima kasih. Ini silaturahmi dengan para Masyayikh, Habaib di Sarang. Kita diskusi soal bagaimana membangun kebersamaan, membangun bangsa dan negara," kata Ganjar di Ponpes Al Anwar Rembang.
Ganjar menyebut, pertemuan dengan para ulama begitu penting dan dibutuhkan demi kepentingan bangsa. Terlebih masyarakat Tanah Air cukup beragam dan majemuk. Oleh karenanya, lanjut Ganjar, sikap toleransi dan kerukunan antar umat harus terus ditumbuhkan kepada seluruh masyarakat.
Lewat diskusi tersebut, Ganjar mengaku banyak mendapat saran dan masukan. "Saya mendapatkan banyak petuah, saya mendapatkan banyak masukan dan beberapa di antaranya mengusulkan agar pertemuan semacam ini terus dilakukan, tentu saya menerima dengan baik," ucapnya.
Selain Gus Mus dan Gus Baha, ulama lainnya yang hadir antara lain Habib Hasan Mulahela Purworejo; KH Ali Qoisor Watucongol; KH Chalwani Purworejo; KH Machin Chuldhori Tegalrejo; dan KH Chamzah Hasan Banjarnegara.
Selain itu juga hadir pimpinan Ponpes Al Muayyad Solo, KH Karim; KH Chubab Ibrahim Sayung; KH Abdulloh Ubab MZ Rembang; KH Abdul Ghofur MZ Rembang; KH Abdur Rouf MZ Rembang; KH Ahmad Wafi MZ Rembang; KH Zuhrul Anam Rembang; KH Mohamad Idror MZ Rembang; dan KH Rosyid Ubab MZ Rembang.
Hadir pula Agus Muhammad Majid Kamil Rembang; KH Said Abdur Rohim Rembang; KH Roghib Rembang; KH Fatkhhur Rohman Rembang; KH Rosikh Roghibu Rembang; KH Faishol Zaini Rembang; KH Zaki Faqih Rembang; KH Muslich Rembang; KH Ahmad Muad Thohir Pati; dan KH Habibul Huda Grobogan.
Lalu hadir pula KH Khannan Zaini Ilyas Banyumas; KH Umam Chasbulloh Cilacap; Syekh Soleh Basalamah Brebes; KH Ahfas Hamid Baidlowi Rembang; KH Yasin Rohmat Pati; KH Mu'tasim Billah Sleman; KH Abdulloh Kafabihi Kediri; KH Anwar Manshur Kediri; KH Barizi Madura; dan KH Dimyathi Burhan Jember.
Forum tersebut juga dihadiri KH Abdul Rohim Jember; KH Mustofa Aqil Cirebon; KH Ahmad Baehaqi Cianjur; KH Muhtar A'lam Garut; KH Abdulloh Fauzi Sukabumi; KH Muhammad Abdulloh Cirebon; KH Harir Muharir Kota Banjar; KH Munawir Kota Banjar; dan KH Arif Ismail Chowas Ciamis.
Dari luar Pulau Jawa, ada KH Ahmad Tajally Lampung Tengah; KH Kholiq Amrullah Adnan Lampung Timur; KH RM Soleh Bajuri Lampung Selatan; KH Mahfudz Papua; KH Farhan Papua; KH Mansyur Al Kaff Papua; dan KH Ahmad Damanhuri Jayapura.
Lalu ada KH Zaenul Abidin Tanah Laut; KH Ahmad Junaidi Palangkaraya; KH Imam Tenggarong; KH Abdus Syukur Tenggarong; dan Habib Yahya Bin Muhsin Alidrus Banjarmasin.
Baca Juga
Dalam pertemuan yang digelar di Pondok Pesantren Al Anwar, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, para ulama menitipkan pesan tentang pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, hingga pembelajaran keagamaan.
Terkait dengan program pembangunan IKN Nusantara, para ulama mengharapkan tidak hanya pembangunan infrastuktur saja, namun juga pembangunan keagamaan, agar IKN benar-benar siap dan tidak ada ketimpangan sosial ekonomi dan budaya di masa depan.
Menurut Ganjar, silaturahmi antara umara dengan Masyayikh tersebut, untuk berdiskusi banyak hal. Adapun Ganjar tak lupa meminta masukan dari para ulama ihwal menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Terima kasih. Ini silaturahmi dengan para Masyayikh, Habaib di Sarang. Kita diskusi soal bagaimana membangun kebersamaan, membangun bangsa dan negara," kata Ganjar di Ponpes Al Anwar Rembang.
Ganjar menyebut, pertemuan dengan para ulama begitu penting dan dibutuhkan demi kepentingan bangsa. Terlebih masyarakat Tanah Air cukup beragam dan majemuk. Oleh karenanya, lanjut Ganjar, sikap toleransi dan kerukunan antar umat harus terus ditumbuhkan kepada seluruh masyarakat.
Lewat diskusi tersebut, Ganjar mengaku banyak mendapat saran dan masukan. "Saya mendapatkan banyak petuah, saya mendapatkan banyak masukan dan beberapa di antaranya mengusulkan agar pertemuan semacam ini terus dilakukan, tentu saya menerima dengan baik," ucapnya.
Selain Gus Mus dan Gus Baha, ulama lainnya yang hadir antara lain Habib Hasan Mulahela Purworejo; KH Ali Qoisor Watucongol; KH Chalwani Purworejo; KH Machin Chuldhori Tegalrejo; dan KH Chamzah Hasan Banjarnegara.
Selain itu juga hadir pimpinan Ponpes Al Muayyad Solo, KH Karim; KH Chubab Ibrahim Sayung; KH Abdulloh Ubab MZ Rembang; KH Abdul Ghofur MZ Rembang; KH Abdur Rouf MZ Rembang; KH Ahmad Wafi MZ Rembang; KH Zuhrul Anam Rembang; KH Mohamad Idror MZ Rembang; dan KH Rosyid Ubab MZ Rembang.
Baca Juga
Hadir pula Agus Muhammad Majid Kamil Rembang; KH Said Abdur Rohim Rembang; KH Roghib Rembang; KH Fatkhhur Rohman Rembang; KH Rosikh Roghibu Rembang; KH Faishol Zaini Rembang; KH Zaki Faqih Rembang; KH Muslich Rembang; KH Ahmad Muad Thohir Pati; dan KH Habibul Huda Grobogan.
Lalu hadir pula KH Khannan Zaini Ilyas Banyumas; KH Umam Chasbulloh Cilacap; Syekh Soleh Basalamah Brebes; KH Ahfas Hamid Baidlowi Rembang; KH Yasin Rohmat Pati; KH Mu'tasim Billah Sleman; KH Abdulloh Kafabihi Kediri; KH Anwar Manshur Kediri; KH Barizi Madura; dan KH Dimyathi Burhan Jember.
Forum tersebut juga dihadiri KH Abdul Rohim Jember; KH Mustofa Aqil Cirebon; KH Ahmad Baehaqi Cianjur; KH Muhtar A'lam Garut; KH Abdulloh Fauzi Sukabumi; KH Muhammad Abdulloh Cirebon; KH Harir Muharir Kota Banjar; KH Munawir Kota Banjar; dan KH Arif Ismail Chowas Ciamis.
Dari luar Pulau Jawa, ada KH Ahmad Tajally Lampung Tengah; KH Kholiq Amrullah Adnan Lampung Timur; KH RM Soleh Bajuri Lampung Selatan; KH Mahfudz Papua; KH Farhan Papua; KH Mansyur Al Kaff Papua; dan KH Ahmad Damanhuri Jayapura.
Lalu ada KH Zaenul Abidin Tanah Laut; KH Ahmad Junaidi Palangkaraya; KH Imam Tenggarong; KH Abdus Syukur Tenggarong; dan Habib Yahya Bin Muhsin Alidrus Banjarmasin.
(eyt)