Kisah Dusun Sodom Gomorah di Banjarnegara, Dilaknat karena Penduduknya Senang Maksiat

Minggu, 25 Juni 2023 - 10:01 WIB
loading...
Kisah Dusun Sodom Gomorah di Banjarnegara, Dilaknat karena Penduduknya Senang Maksiat
Kisah Desa Sodom Gomoroh dilaknat karena penduduknya senang maksiat.Foto/ilustrasi
A A A
BANJARNEGARA - Sodom dan Gomoroh mengingatkan kisah zaman Nabi Luth AS. Kisah tersebut mengenai dua kota yang hancur akibat dilaknat Allah karena penduduknya kerap melakukan maksiat, seperti mabuk-mabukan, berzina, dan berjudi.

Dalam bahasa Ibrani, Sodom berarti terbakar sementara Gomorah adalah terkubur. Memang itu yang terjadi pada kota itu, terbakar dan terkubur.

Kisah nyata mengenai kota atau daerah yang hancur akibat penduduknya kerap berbuat maksiat juga terdapat di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Daerah yang hilang akibat bencana tanah longsor yaitu Dusun Legetang di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.

Masyarakat di sekitar memperoleh cerita mengenai kisah tragis hilangnya Dusun Lagetang secara turun-temurun dari kakek-nenek maupun orang tuanya. Diceritakan, Dusun Lagetang tersebut hilang akibat tertimbun longsor secara tiba-tiba yang terjadi pada 16 April 1955.

Cerita tersebut sampai sekarang masih terdengar di masyarakat sekitar. Bahkan, untuk mencari bekas Dusun Legetang yang hilang dalam waktu semalam sangat mudah. Jika anda dari Wonosobo, perjalanan menuju Dieng berbatasan Wonosobo dengan Banjarnegara hanya ditempuh dalam waktu satu jam, kalau menggunakan sepeda motor dan tidak terjebak kemacetan.

Baca juga: Mayat Gadis Belia Dibenamkan di Lumpur Sawah, Pelaku Telanjangi dan Setubuhi Jasad Korban

Sepanjang perjalanan dari Kota Wonosobo sampai kawasan Dieng, Banjarnegara, akan menemui pemandangan alam yang nan asri. Meski melewati jalan berkelok-kelok maupun tebing yang curam, namun rasa penasaran terbayarkan karena disuguhi suasana pemandangan alam pegunungan dan pemandangan lahan pertanian sayur-mayur kanan maupun kiri jalan yang subur.

Tak terasa, saat memasuki kawasan tersebut terlebih pagi hari dingin begitu menggigit, sehingga jaket tidak pernah ditanggalkan. Untuk menuju ke Dusun Lagetang yang hilang pada 1955 tersebut, bisa bertanya dengan tukang ojek yang mangkal di kawasan Dieng, Wonosobo.

Mereka mengetahui rute menuju Dusun Legetang, Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, itu. Mantan Kepala Dusun (Kadus) Pesantren, Yahya (60) warga Kasiran RT 04 RW 01, Desa Pekasiran, mengatakan, dulunya warga Dusun Legetang, keadaan ekonominya makmur dari hasil pertanian.

Namun, mereka kebanyakan warganya, melakukan perjudian, perselingkuhan dan minim dengan agama. “Sebelum kejadian itu, warga telah tahu kalau Gunung Pengamun-amun retak, kemudian mereka membuat lubang besar dengan lebar 25 meter dan panjang 50 meter. Harapannya kalau terjadi longsor, masuk di lubang yang dibuat,” ujar Yahya memperoleh cerita dari almarhum ayahnya, Ahmad Yusuf, mantan Kadus juga.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2060 seconds (0.1#10.140)