Tolak Cinta Pria, Gadis Kendal Diteror Orderan Fiktif Selama 2 Tahun
loading...
A
A
A
Titik mengaku pernah ada seorang teman yang suka kepadanya namun ditolak. Kemungkinan karena sakit hati, pria tersebut meneror Titik dengan pesanan barang tersebut. Ditanya apakah Titik kenal dengan si peneror? "Iya. Kenal," kata Titik.
Karena tidak nyaman banyak kiriman barang, Titik telah melaporkan kejadian ini ke Polsek kangkung, Polres Kendal hingga ke Ditreskrimsus Polda Jawa Tengah.
Namun hingga kini, kasus teror orderan fiktif ini belum berhasil diungkap dan masih banyak kiriman barang datang ke rumah Titik. Untuk sementara waktu, Titik mengungsi ke rumah kerabatnya untuk menenangkan diri.
Sementara itu, Sri Murtuti atau yang dikenal Bunda Gendis mengatakan, Titik sempat depresi lalu kemudian coba dibantu untuk tetap sabar. "Saya juga menjadi korban teror dengan cara foto dirinya diunggah oleh orang yang meneror Titik ke media sosial," kata Bunda Gendis.
Kepala Desa Jungsemi Dasuki, kasus teror order fiktif ini diduga dilakukan oleh orang yang sakit hati kepada korban Titik Puji Rahayu.
Dasuki yang pernah membantu menyelesaikan masalah kiriman pesanan fiktif ini. Namun, Dasuki justru juga menjadi korban teror foto istrinya diunggah ke media sosial dengan mencantumkan nomor telepon dirinya.
Meski setiap kali ada kiriman barang yang dialamatkan ke rumah Titik, namun pemilik barang enggan melaporkan orderan fiktif ini ke polisi.
"Padahal bukti laporan dari pemilik barang yang dipesan ada dan menjadi korban penipuan ini bisa dijadikan dasar untuk menangkap pelaku teror orderan fiktif ini," kata Dasuki.
Karena tidak nyaman banyak kiriman barang, Titik telah melaporkan kejadian ini ke Polsek kangkung, Polres Kendal hingga ke Ditreskrimsus Polda Jawa Tengah.
Namun hingga kini, kasus teror orderan fiktif ini belum berhasil diungkap dan masih banyak kiriman barang datang ke rumah Titik. Untuk sementara waktu, Titik mengungsi ke rumah kerabatnya untuk menenangkan diri.
Sementara itu, Sri Murtuti atau yang dikenal Bunda Gendis mengatakan, Titik sempat depresi lalu kemudian coba dibantu untuk tetap sabar. "Saya juga menjadi korban teror dengan cara foto dirinya diunggah oleh orang yang meneror Titik ke media sosial," kata Bunda Gendis.
Kepala Desa Jungsemi Dasuki, kasus teror order fiktif ini diduga dilakukan oleh orang yang sakit hati kepada korban Titik Puji Rahayu.
Dasuki yang pernah membantu menyelesaikan masalah kiriman pesanan fiktif ini. Namun, Dasuki justru juga menjadi korban teror foto istrinya diunggah ke media sosial dengan mencantumkan nomor telepon dirinya.
Meski setiap kali ada kiriman barang yang dialamatkan ke rumah Titik, namun pemilik barang enggan melaporkan orderan fiktif ini ke polisi.
"Padahal bukti laporan dari pemilik barang yang dipesan ada dan menjadi korban penipuan ini bisa dijadikan dasar untuk menangkap pelaku teror orderan fiktif ini," kata Dasuki.
(awd)