Palak Turis Singapura, Sopir Taksi di Kuta Utara Bali Ngaku Sepi Penumpang
loading...
![Palak Turis Singapura,...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2023/06/21/174/1133585/palak-turis-singapura-sopir-taksi-di-kuta-utara-bali-ngaku-sepi-penumpang-xce.webp)
Sopir taksi di Kuta Utara Bali hanya pasrah usai ditangkap polisi. Dia mengaku nekat memalak turis Singapura karena sepi penumpang. Foto: Istimewa
A
A
A
DENPASAR - Polisi mengungkap motif Kadek Eka Putra (40), sopir taksi pemalak turis Singapura di Bali. Dia mengaku belum mendapatkan penumpang hingga berbuat nekat.
"Ngakunya karena spontan, keadaan terdesak. Ingin punya penumpang," kata Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono dalam jumpa pers, Rabu (21/6/2023).
Dia menjelaskan, ancaman pelaku akan membawa turis Singapura bernama Calysta dan sopir taksi online ke kantor desa hanyalah untuk menakuti agar mau memberikan sejumlah uang yang diminta.
Teguh menegaskan tidak ada larangan dari pihak desa kepada taksi online mengangkut penumpang dan wisatawan di wilayah Kuta Utara.
Karena itu, dia meminta warga dan wisatawan melapor jika mengalami kejadian serupa. "Tidak ada (larangan)," tandas Teguh.
Dia menambahkan, korban telah pulang ke Singapura dan tidak membuat laporan. "Pelaku masih diproses," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Calysta dipalak sopir taksi di Kuta Utara, Bali, Selasa (20/6/2023). Wisatawan perempuan itu ketakutan hingga menyerahkan uang Rp100 ribu.
Peristiwa bermula ketika Calysta check out dari vila di kawasan Padang Linjong, Kuta Utara, sekitar pukul 09.50 Wita. Dia lalu diantarkan staf vila ke pangkalan taksi tak jauh dari vila.
Oleh Putra, Calysta ditawari untuk diantar ke Bandara Ngurah Rai dengan tarif Rp270 ribu. Namun dia menolak dan memilih mencari transportasi online.
Setelah tiba, dia masuk ke taksi online yang dipesan. Namun Eka tidak terima dan mendekati taksi online itu. Dengan nada keras, Putra lalu memberitahu sopir taksi online tidak boleh mengangkut penumpang di wilayah itu.
Dia lalu meminta Calysta membayar Rp150 ribu kepadanya. Eka juga mengancam membawa ke kantor desa jika permintaannya tidak dituruti. Eka lalu mengambil uang Rp100 ribu hingga membuat Calysta ketakutan.
"Ngakunya karena spontan, keadaan terdesak. Ingin punya penumpang," kata Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono dalam jumpa pers, Rabu (21/6/2023).
Dia menjelaskan, ancaman pelaku akan membawa turis Singapura bernama Calysta dan sopir taksi online ke kantor desa hanyalah untuk menakuti agar mau memberikan sejumlah uang yang diminta.
Baca Juga
Teguh menegaskan tidak ada larangan dari pihak desa kepada taksi online mengangkut penumpang dan wisatawan di wilayah Kuta Utara.
Karena itu, dia meminta warga dan wisatawan melapor jika mengalami kejadian serupa. "Tidak ada (larangan)," tandas Teguh.
Dia menambahkan, korban telah pulang ke Singapura dan tidak membuat laporan. "Pelaku masih diproses," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Calysta dipalak sopir taksi di Kuta Utara, Bali, Selasa (20/6/2023). Wisatawan perempuan itu ketakutan hingga menyerahkan uang Rp100 ribu.
Peristiwa bermula ketika Calysta check out dari vila di kawasan Padang Linjong, Kuta Utara, sekitar pukul 09.50 Wita. Dia lalu diantarkan staf vila ke pangkalan taksi tak jauh dari vila.
Oleh Putra, Calysta ditawari untuk diantar ke Bandara Ngurah Rai dengan tarif Rp270 ribu. Namun dia menolak dan memilih mencari transportasi online.
Setelah tiba, dia masuk ke taksi online yang dipesan. Namun Eka tidak terima dan mendekati taksi online itu. Dengan nada keras, Putra lalu memberitahu sopir taksi online tidak boleh mengangkut penumpang di wilayah itu.
Dia lalu meminta Calysta membayar Rp150 ribu kepadanya. Eka juga mengancam membawa ke kantor desa jika permintaannya tidak dituruti. Eka lalu mengambil uang Rp100 ribu hingga membuat Calysta ketakutan.
(nic)