Gubernur Khofifah Ajak Warga Hindari Ujaran Kebencian di Tahun Politik
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengajak warga agar menghindari ujaran kebencian menyongsong tahun politik 2024. Sebab, ujaran kebencian merusak perdamaian dan persatuan bangsa.
"Upaya sedini mungkin untuk terus menginformasikan pola-pola komunikasi yang santun dan bertanggung jawab di ruang publik harus disosialisasikan kepada masyarakat luas secara terus-menerus," katanya, Minggu (18/6/2023).
Orang nomor satu di Jatim itu menegaskan, dalam upaya menekan menjamurnya ujaran kebencian , penting untuk menyusun langkah edukasi yang mudah dipahami masyarakat luas. Diantaranya dengan penyebarluasan informasi yang baik dan benar baik secara daring maupun luring.
"Sebab menuju tahun politik ini masyarakat harus jeli dan teliti serta makin cerdas. Pastikan apa yang kita lakukan seiring dengan upaya membangun hidup guyub rukun saling menghormati dan saling menghargai antar sesama," katanya.
Khofifah menambahkan, PBB telah memberikan enam langkah untuk menghadapi ujaran kebencian, meluangkan waktu sebelum berbagi konten. Kedua, cek fakta. Ketiga, mendidik orang terdekat tentang masalah ujaran. Keempat, mengkritisi konten kebencian dengan pesan positif.
Kelima, memperluas solidaritas kepada orang yang menjadi sasaran ujaran kebencian. Keenam, membaca pedoman dan tips platform media sosial yang bertujuan untuk melindungi pengguna dari pelecehan dan ujaran kebencian.
"Dengan upaya memitigasi penyebaran dan maraknya ujaran kebencian berdasarkan langkah PBB, mari kita jadikan dan wujudkan lingkungan kita menjadi lingkungan yang penuh kesejukan dan kedamaian," tuturnya.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan secara bersama ini, Provinsi Jatim telah mencapai Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) sebesar 77,8% pada tahun 2021.
Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Indeks KUB secara nasional yang hanya mencapai 72,9%. "Inilah yang sering saya sebut bagaimana saling membangun mutual respect," pungkasnya.
"Upaya sedini mungkin untuk terus menginformasikan pola-pola komunikasi yang santun dan bertanggung jawab di ruang publik harus disosialisasikan kepada masyarakat luas secara terus-menerus," katanya, Minggu (18/6/2023).
Orang nomor satu di Jatim itu menegaskan, dalam upaya menekan menjamurnya ujaran kebencian , penting untuk menyusun langkah edukasi yang mudah dipahami masyarakat luas. Diantaranya dengan penyebarluasan informasi yang baik dan benar baik secara daring maupun luring.
"Sebab menuju tahun politik ini masyarakat harus jeli dan teliti serta makin cerdas. Pastikan apa yang kita lakukan seiring dengan upaya membangun hidup guyub rukun saling menghormati dan saling menghargai antar sesama," katanya.
Khofifah menambahkan, PBB telah memberikan enam langkah untuk menghadapi ujaran kebencian, meluangkan waktu sebelum berbagi konten. Kedua, cek fakta. Ketiga, mendidik orang terdekat tentang masalah ujaran. Keempat, mengkritisi konten kebencian dengan pesan positif.
Kelima, memperluas solidaritas kepada orang yang menjadi sasaran ujaran kebencian. Keenam, membaca pedoman dan tips platform media sosial yang bertujuan untuk melindungi pengguna dari pelecehan dan ujaran kebencian.
"Dengan upaya memitigasi penyebaran dan maraknya ujaran kebencian berdasarkan langkah PBB, mari kita jadikan dan wujudkan lingkungan kita menjadi lingkungan yang penuh kesejukan dan kedamaian," tuturnya.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan secara bersama ini, Provinsi Jatim telah mencapai Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) sebesar 77,8% pada tahun 2021.
Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Indeks KUB secara nasional yang hanya mencapai 72,9%. "Inilah yang sering saya sebut bagaimana saling membangun mutual respect," pungkasnya.
(don)