Kisah Panji Laras, Legenda Sampang Madura yang Berdakwah dengan Ayam Jago Tak Terkalahkan
loading...
A
A
A
Waktu terus berjalan, Panji Laras tumbuh besar. Saat Panji sudah bisa berjalan, tiba-tiba anak tersebut melihat seekor burung elang yang berputar-putar di atas rumahnya sambil mencengkeram sebutir telur. Lalu, burung itu turun dan meletakkan telur di dekat Panji.
Panji Laras mengambil telur itu dan menceritakan peristiwa aneh tersebut kepada ibunya. Ibunya lalu mengeramkan telur itu ke lilitan ular. Sebab, dia tidak punya ayam untuk dieramkan.
Beberapa hari kemudian, menetaslah telur itu menjadi seekor ayam jantan yang diberi nama Cindi Laras.
Ayam jantan itu selalu menang saat diadu dengan ayam-ayam jago lainnya. Saat itu ayam tersebut kesohor hingga terdengar oleh raja. Dipanggillah Panji Laras untuk menghadap istana sembari membawa sang Cindi Laras untuk diadu dengan ayam jago milik raja.
Pertarungan itu dimenangkan oleh ayam milik Panji Laras. Karena ayamnya kalah, sang raja pun kecewa. Dia memanggil Panji Laras dan ditanyakan asal-usulnya.
Dari penjelasan itulah, sang raja menyadari bahwa yang ada di depannya itu merupakan putranya sendiri.
Setelah Panji Laras bertemu dengan ayahandanya, dia berpamitan kepada ayahanda dan ibundanya untuk belajar agama Islam.
Setelah beberapa tahun mendalami agama Islam, dia diperintahkan oleh gurunya untuk mengembara ke Pulau Garam. Di Madura inilah dia menyebarkan agama Islam. Tak lupa dia juga membawa ayam jagonya untuk dijadikan media dakwah.
Panji Laras mengambil telur itu dan menceritakan peristiwa aneh tersebut kepada ibunya. Ibunya lalu mengeramkan telur itu ke lilitan ular. Sebab, dia tidak punya ayam untuk dieramkan.
Beberapa hari kemudian, menetaslah telur itu menjadi seekor ayam jantan yang diberi nama Cindi Laras.
Ayam jantan itu selalu menang saat diadu dengan ayam-ayam jago lainnya. Saat itu ayam tersebut kesohor hingga terdengar oleh raja. Dipanggillah Panji Laras untuk menghadap istana sembari membawa sang Cindi Laras untuk diadu dengan ayam jago milik raja.
Pertarungan itu dimenangkan oleh ayam milik Panji Laras. Karena ayamnya kalah, sang raja pun kecewa. Dia memanggil Panji Laras dan ditanyakan asal-usulnya.
Dari penjelasan itulah, sang raja menyadari bahwa yang ada di depannya itu merupakan putranya sendiri.
Setelah Panji Laras bertemu dengan ayahandanya, dia berpamitan kepada ayahanda dan ibundanya untuk belajar agama Islam.
Setelah beberapa tahun mendalami agama Islam, dia diperintahkan oleh gurunya untuk mengembara ke Pulau Garam. Di Madura inilah dia menyebarkan agama Islam. Tak lupa dia juga membawa ayam jagonya untuk dijadikan media dakwah.
(shf)