Putri Ariani Peraih Golden Buzzer America's Got Talent, Siswi SMM Yogyakarta Bersuara Emas Jago Main Flute
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Sosok gadis berhijab bernama Putri Ariani tiba-tiba memukau dunia dan viral dengan suara emasnya. Dengan suara emasnya yang merdu, dia menyanyikan lagunya sendiri dan berhasil mendapatkan Golden Buzzer dari Juri America's Got Talent.
Gadis berusia 17 tahun kelahiran 31 Desember 2025 ini ternyata adalah siswa kelas 11 di SMKN 2 Kasihan atau yang dikenal sebagai Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta. Bocah ini adalah salah satu dari dua murid tunanetra di sekolah tersebut.
Salah satu guru yang pernah mengajar Putri di kelas 1, Okrifianto Syam Sworo mengaku tak kaget dengan prestasi yang diraih oleh anak didiknya tersebut. Sebab muridnya tersebut memang spesial di sekolahnya.
Okrifianto mengungkapkan bahwa Putri Ariani memiliki nilai yang bagus di semua instrumen yang dipelajarinya.
"Dia sekarang ambil spesifikasi Instrumen Mayor Flute," ungkapnya, Rabu (7/6/2023).
Okrifianto menambahkan gadis cantik ini hanya memiliki keterbatasan fisik karena menyandang tuna netra. Namun secara umum hal tersebut tidak menghalanginya untuk bergaul, belajar, berkarya dan berprestasi.
"Pinter mas. Dia hanya tak bisa melihat saja. Pelajaran tentang bagian-bagian intrumen musik. Ujian dek e sing apik bijine (ujian dia yang bagus nilainya)," katanya.
Selain mahir memainkan alat musik flute, bocah ini juga memiliki bakat vokal yang mumpuni. Karena kemampuannya itu pula, Putri pernah didaulat untuk solo vokal dalam konser SMM.
Kepala SMKN 2 Kasihan, Agus Suranto mengakui Putri adalah siswa kelas XI yang sebentar lagi naik kelas. anak tersebut sangat spesial. Dia sangat bangga dengan berbagai prestasi yang diraih anak didiknya tersebut.
"Tak terkatakan. Sesunggunya pintar saja belum cukup di zaman sekarang," ujar dia.
Menurut Agus, ada faktor lain di dalam diri Putri. Bocah ini mampu membaca situasi, membaca zonanya seperti apa saat ini. Sehingga dia mampu beradaptasi dengan menghasilkan karya terbaik sesuai dengan situasi saat ini.
Agus mengatakan dari sisi akademik, Putri Ariani cukup bagus dan tidak mengalami kendala dalam belajar bahkan sangat lancar. Dia imbang antara keterampilan kompetensi dengan teori di sekolah.
"Bahkan dua-duanya bisa jalan seiring," ujarnya.
Gadis berusia 17 tahun kelahiran 31 Desember 2025 ini ternyata adalah siswa kelas 11 di SMKN 2 Kasihan atau yang dikenal sebagai Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta. Bocah ini adalah salah satu dari dua murid tunanetra di sekolah tersebut.
Baca Juga
Salah satu guru yang pernah mengajar Putri di kelas 1, Okrifianto Syam Sworo mengaku tak kaget dengan prestasi yang diraih oleh anak didiknya tersebut. Sebab muridnya tersebut memang spesial di sekolahnya.
Okrifianto mengungkapkan bahwa Putri Ariani memiliki nilai yang bagus di semua instrumen yang dipelajarinya.
"Dia sekarang ambil spesifikasi Instrumen Mayor Flute," ungkapnya, Rabu (7/6/2023).
Okrifianto menambahkan gadis cantik ini hanya memiliki keterbatasan fisik karena menyandang tuna netra. Namun secara umum hal tersebut tidak menghalanginya untuk bergaul, belajar, berkarya dan berprestasi.
Baca Juga
"Pinter mas. Dia hanya tak bisa melihat saja. Pelajaran tentang bagian-bagian intrumen musik. Ujian dek e sing apik bijine (ujian dia yang bagus nilainya)," katanya.
Selain mahir memainkan alat musik flute, bocah ini juga memiliki bakat vokal yang mumpuni. Karena kemampuannya itu pula, Putri pernah didaulat untuk solo vokal dalam konser SMM.
Kepala SMKN 2 Kasihan, Agus Suranto mengakui Putri adalah siswa kelas XI yang sebentar lagi naik kelas. anak tersebut sangat spesial. Dia sangat bangga dengan berbagai prestasi yang diraih anak didiknya tersebut.
"Tak terkatakan. Sesunggunya pintar saja belum cukup di zaman sekarang," ujar dia.
Menurut Agus, ada faktor lain di dalam diri Putri. Bocah ini mampu membaca situasi, membaca zonanya seperti apa saat ini. Sehingga dia mampu beradaptasi dengan menghasilkan karya terbaik sesuai dengan situasi saat ini.
Agus mengatakan dari sisi akademik, Putri Ariani cukup bagus dan tidak mengalami kendala dalam belajar bahkan sangat lancar. Dia imbang antara keterampilan kompetensi dengan teori di sekolah.
"Bahkan dua-duanya bisa jalan seiring," ujarnya.
(shf)