Data Terbaru: Wilayah Berstatus Zona Merah, Kuning dan Hijau di Sulsel
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Analisis dwi mingguan yang dilakukan oleh gugus tugas berdasarkan indikator zonasi, menempatkan beberapa kabupaten/kota masuk zona merah, kuning dan hijau. Untuk wilayah zona merah masih diduduki oleh kota Makassar, Kabupaten Maros, Gowa, Takalar, Jeneponto dan Parepare.
Sementara wilayah dengan zona hijau baru Kabupaten Wajo dan Toraja Utara. Adapun zona kuning dengan risiko rendah atau zona kuning adalah Enrekang, Bone dan Barru. Selain kabupaten yang tersebut sebelumnya termasuk katogeri wilayah berisiko sedang atau zona orange.
"Perubahan peta risiko berdasarkan zonasi itu sangat dinamis berdasarkan indikator epidemiologi, sistem layanan kesehatan dan surveilans. Dengan begitu di zona manapun berada, protokol kesehatan harus tetap menjadi top prioritas dalam beraktivitas," ungkap Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel,Prof Ridwan Amiruddin kepada SINDOnews
.
Dia menguraikan, jika didasari data Gugus Tugas COVID-19 Sulsel mencatat ada penambahan 129 kasus baru terkonfirmasi positif, kemarin. Sementara penambahan angka kesembuhan lebih banyak yakni 310 orang. Baca : Kelompok Anak di Sulsel Rentan Terpapar COVID-19
Dengan begitu, akumulasi kasus positif di Sulsel hingga tanggal 23 Juli 2020 dilaporkan telah mencapai 8.619 orang. Dimana 5.347 diantaranya telah dinyatakan sembuh, 287 meninggal, dan 2.985 orang masih sementara dirawat.
"Gambaran laju insidensi Covid-19 hingga sekarang relatif masih tinggi untuk wilayah Sulawesi Selatan. Pekan ini masih di kisaran 80 per 100.000 penduduk. Hal ini juga paralel atau terkonfirmasi dari positivity rate (PR) sampel sebesar 15%," beber Ridwan.
Kata Dia, besaran laju insidensi maupun positivity itu menempatkan Sulsel selalu muncul dengan kasus baru hampir dua kali lebih besar dari laju insidensi nasional. "Begitu juga dari positivity rate Sulsel masih lima kali lebih besar dari standar nasional," sambungnya.
Hal ini turut menggambarkan bahwa penularan melalui transmisi lokal terus terjadi. Sumber penularan yang tidak jelas tanpa cluster terutama di wilayah merah pusat epicentrum bergerak ke wilayah baru dan komunitas baru. Sehingga fluktuasi kasus harian terus terjadi bergantian antar daerah di Sulsel.
Ridwan menyatakan, tingginya laju insidensi dan positivity rate masih cenderung tinggi, disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, tracking suspect oleh tenaga surveilans di level puskesmas di seluruh wilayah kabupaten/kota yang berjalan masif.
Tracking masif ini juga diikuti dengan upaya aggresive testing. Hal inipun dinilai sudah berjalan optimal dengan capaian pemeriksaan sekotar 5.400 spesimen per 1 juta penduduk, atau hampir mencapai target nasional 1/1.000/penduduk per minggu.
"Untuk menggenjot cakupan dari target yang telah ditentukan sekira 1.275 specimen per hari, pihak pemprov Sulsel dalam waktu dekat akan menambah dua unit mobile PCR," ujar Ridwan. Baca Juga : Tekan COVID-19 di Makassar, Salat Idul Adha Dianjurkan Tak di Lapangan
Disamping itu, angka kesembuhan COVID-19 do Sulsel mengalami eskalasi yang menggembirakan. Posisi recovery rate (angka kesembuhan) per pekan ini saja sudah berada dikisaran 50%-59%. Sementara itu angka kematian mencapai 3,4%, atau masih lebih rendah dari angka nasional sebesar 4.6%.
"Meningkatnya angka kesembuhan, tentu membawa konsekuensi pada jumlah kasus yang dirawat secara komulatif semakin menurun, sehingga layanan secara bertahap telah menemukan momentum pemulihannya yang dapat meringankan beban rumah sakit," tegasnya. Baca Lagi : Update COVID-19 di Sulsel: Positif Bertambah 120, Pasien Sembuh Melonjak 310
Sementara wilayah dengan zona hijau baru Kabupaten Wajo dan Toraja Utara. Adapun zona kuning dengan risiko rendah atau zona kuning adalah Enrekang, Bone dan Barru. Selain kabupaten yang tersebut sebelumnya termasuk katogeri wilayah berisiko sedang atau zona orange.
"Perubahan peta risiko berdasarkan zonasi itu sangat dinamis berdasarkan indikator epidemiologi, sistem layanan kesehatan dan surveilans. Dengan begitu di zona manapun berada, protokol kesehatan harus tetap menjadi top prioritas dalam beraktivitas," ungkap Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel,Prof Ridwan Amiruddin kepada SINDOnews
.
Dia menguraikan, jika didasari data Gugus Tugas COVID-19 Sulsel mencatat ada penambahan 129 kasus baru terkonfirmasi positif, kemarin. Sementara penambahan angka kesembuhan lebih banyak yakni 310 orang. Baca : Kelompok Anak di Sulsel Rentan Terpapar COVID-19
Dengan begitu, akumulasi kasus positif di Sulsel hingga tanggal 23 Juli 2020 dilaporkan telah mencapai 8.619 orang. Dimana 5.347 diantaranya telah dinyatakan sembuh, 287 meninggal, dan 2.985 orang masih sementara dirawat.
"Gambaran laju insidensi Covid-19 hingga sekarang relatif masih tinggi untuk wilayah Sulawesi Selatan. Pekan ini masih di kisaran 80 per 100.000 penduduk. Hal ini juga paralel atau terkonfirmasi dari positivity rate (PR) sampel sebesar 15%," beber Ridwan.
Kata Dia, besaran laju insidensi maupun positivity itu menempatkan Sulsel selalu muncul dengan kasus baru hampir dua kali lebih besar dari laju insidensi nasional. "Begitu juga dari positivity rate Sulsel masih lima kali lebih besar dari standar nasional," sambungnya.
Hal ini turut menggambarkan bahwa penularan melalui transmisi lokal terus terjadi. Sumber penularan yang tidak jelas tanpa cluster terutama di wilayah merah pusat epicentrum bergerak ke wilayah baru dan komunitas baru. Sehingga fluktuasi kasus harian terus terjadi bergantian antar daerah di Sulsel.
Ridwan menyatakan, tingginya laju insidensi dan positivity rate masih cenderung tinggi, disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, tracking suspect oleh tenaga surveilans di level puskesmas di seluruh wilayah kabupaten/kota yang berjalan masif.
Tracking masif ini juga diikuti dengan upaya aggresive testing. Hal inipun dinilai sudah berjalan optimal dengan capaian pemeriksaan sekotar 5.400 spesimen per 1 juta penduduk, atau hampir mencapai target nasional 1/1.000/penduduk per minggu.
"Untuk menggenjot cakupan dari target yang telah ditentukan sekira 1.275 specimen per hari, pihak pemprov Sulsel dalam waktu dekat akan menambah dua unit mobile PCR," ujar Ridwan. Baca Juga : Tekan COVID-19 di Makassar, Salat Idul Adha Dianjurkan Tak di Lapangan
Disamping itu, angka kesembuhan COVID-19 do Sulsel mengalami eskalasi yang menggembirakan. Posisi recovery rate (angka kesembuhan) per pekan ini saja sudah berada dikisaran 50%-59%. Sementara itu angka kematian mencapai 3,4%, atau masih lebih rendah dari angka nasional sebesar 4.6%.
"Meningkatnya angka kesembuhan, tentu membawa konsekuensi pada jumlah kasus yang dirawat secara komulatif semakin menurun, sehingga layanan secara bertahap telah menemukan momentum pemulihannya yang dapat meringankan beban rumah sakit," tegasnya. Baca Lagi : Update COVID-19 di Sulsel: Positif Bertambah 120, Pasien Sembuh Melonjak 310
(sri)