Angka Kekerasan Anak Tinggi di Masa Pandemi, Ini Arahan Dewan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Sulsel utamanya Makassar tercatat masih menjadi daerah dengan kasus kekerasan anak yang cukup tinggi di Indonesia, dan kian meningkat selama Pandemi.
Hal ini dinilai Dewan akibat kurangnya pemahaman orang tua mengenai pola asuh anak yang benar, sehingga pemerintah diminta lebih massif dalam memberikan edukasi.
Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Provinsi Sulsel, memasuki tahun 2020 atau sejak masa pandemi COVID-19 dimulai, tercatat Sulsel menyumbang sebanyak 247 kasus kekerasan anak.
"Pemerintah saya kira perlu hadir di sini untuk berikan orang tua itu edukasi, persoalannya di situ, rata-rata dari mereka itu masih kurang pemahaman pola asuh anak," ujar Anggota Komisi D DPRD Kota Makassar Al Hidayat Syamsu.
Hidayat melihat orang tua merupakan tempat anak bergantung, sehingga perannya sangat krusial dalam tumbuh kembang anak. Kekerasan yang belakangan kian meningkat selama pandemi perlu perhatian khusus dari DPPPA kota maupun provisi. Ada faktor lain yang dianggap mendasari kekerasan tersebut terjadi, seperti faktor ekonomi, maupun psikologis dari orang tua.
"Bisa saja mereka yang sudah tidak tau (pola asuh yang benar) ini tertekan karena faktor ekonomi, terkait dengan psikologis, karena sekarang semua serba sulit, makanya saya kira kita semua perlu sabar," lanjut legislator PDIP ini.
Di DPPPA Makassar sendiri dari Januari hingga Mei tercatat kasus kekerasan anak sebanyak 76 kasus. Hidayat berharap orang tua bisa lebih peka untuk memahami kondisi dari anak, sehingga tercipta hubungan yang harmonis di dalam keluarga.
Hal ini dinilai Dewan akibat kurangnya pemahaman orang tua mengenai pola asuh anak yang benar, sehingga pemerintah diminta lebih massif dalam memberikan edukasi.
Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Provinsi Sulsel, memasuki tahun 2020 atau sejak masa pandemi COVID-19 dimulai, tercatat Sulsel menyumbang sebanyak 247 kasus kekerasan anak.
"Pemerintah saya kira perlu hadir di sini untuk berikan orang tua itu edukasi, persoalannya di situ, rata-rata dari mereka itu masih kurang pemahaman pola asuh anak," ujar Anggota Komisi D DPRD Kota Makassar Al Hidayat Syamsu.
Hidayat melihat orang tua merupakan tempat anak bergantung, sehingga perannya sangat krusial dalam tumbuh kembang anak. Kekerasan yang belakangan kian meningkat selama pandemi perlu perhatian khusus dari DPPPA kota maupun provisi. Ada faktor lain yang dianggap mendasari kekerasan tersebut terjadi, seperti faktor ekonomi, maupun psikologis dari orang tua.
"Bisa saja mereka yang sudah tidak tau (pola asuh yang benar) ini tertekan karena faktor ekonomi, terkait dengan psikologis, karena sekarang semua serba sulit, makanya saya kira kita semua perlu sabar," lanjut legislator PDIP ini.
Di DPPPA Makassar sendiri dari Januari hingga Mei tercatat kasus kekerasan anak sebanyak 76 kasus. Hidayat berharap orang tua bisa lebih peka untuk memahami kondisi dari anak, sehingga tercipta hubungan yang harmonis di dalam keluarga.
(agn)