Asal Usul Nama dan Sejarah Kota Semarang, Pelabuhan yang Pernah Diserahkan kepada VOC

Senin, 22 Mei 2023 - 19:09 WIB
loading...
Asal Usul Nama dan Sejarah Kota Semarang, Pelabuhan yang Pernah Diserahkan kepada VOC
Kota Semarang, Ibu Kota Jawa Tengah punya sejarah panjang. Dimulai dari masa Kerajaan Mataram Kuno, dan sempat menjadi wilayah yang diserahkan pada VOC. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
KOTA SEMARANG adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah yang punya sejarah panjang. Dimulai dari masa Kerajaan Mataram Kuno, dan sempat menjadi wilayah yang diserahkan pada VOC.

Sebelum menjadi Kota besar seperti sekarang ini, dulu Kota Semarang merupakan kota pelabuhan yang punya wilayah pertanian subur.

Asal Usul Nama Semarang

Dilansir dari laman Kota Semarang, asal usul kota ini bermula ketika Raden Mas Pandan mengajak anaknya dan para pengiringnya untuk menjalankan tugas dari kesultanan Demak. Mereka pergi ke arah barat untuk mencari daerah baru yang akan ditempati.



Setelah berhari-hari menempuh perjalanan, akhirnya pangeran ini menemukan sebuah hutan yang kemudian dibabat habis untuk didirikan pondok pesantren dan lahan pertanian.

Sebelum meninggal, Raden Pandan berpesan pada putranya Raden Pandanarang agar menyebarkan agama Islam di tempat itu serta mengelola tanah pertanian di sekitar daerah itu.

Suatu hari Raden Pandan Arang menggarap lahan pertanian bersama para pengikutnya, namun sesuatu yang aneh terjadi. Karena di antara pohon yang hijau subur itu terdapat beberapa pohon asam yang tumbuh saling berjauhan.



Orang-orang yang melihat hal itu juga heran, mengapa di tanah yang subur itu tumbuh pohon asam yang saling berjauhan?. Karena hal tersebut Raden Pandan Arang mengatakan bahwa daerah ini saya beri nama Semarang, yang berasal dari kata Asem yang jarang-jarang.

Sejarah Kota Semarang

Sejarah Kota Semarang berawal dari daerah pesisir yang bernama Pragota yang merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno sekitar abad ke-8. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil.

Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M.

Kemudian pada akhir abad ke-15, seorang pangeran dari Kerajaan Demak yang dikenal sebagai Pangeran Raden Pandan diutus untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota.

Dari waktu ke waktu daerah yang ditempati Raden Pandan semakin subur, dan dari sela sela kesuburan tersebut muncullah pohon asam yang saling berjauhan.

Setelah anak dari Raden Pandan memberi nama wilayah tersebut sebagai Semarang, dirinya lalu diangkat sebagai Kepala Desa dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I.

Sepeninggal Ageng Pandan Arang I, pimpinan daerah lalu diserahkan pada putranya yang bergelar Pandan Arang II. Pada masa kepemimpinannya ini, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat.

Hal tersebut menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten.
Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.

Semarang Pada Masa Penjajahan

Pada tahun 1705 Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.

Hingga pada tahun 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester atau Walikota. Kota ini terus dipegang oleh Belanda sampai datang-nya pemerintahan pendudukan Jepang di tahun 1942.

Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang dikepalai Militer (Shico) dari Jepang. Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya tepatnya pada 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan yang melibatkan masyarakat melawan bala tentara Jepang. Peristiwa tersebut dijuluki sebagai lima hari di Semarang.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1246 seconds (0.1#10.140)