PKBI Sulsel dan Program Peduli Rayakan Hari Anak Nasional

Rabu, 22 Juli 2020 - 19:31 WIB
loading...
PKBI Sulsel dan Program Peduli Rayakan Hari Anak Nasional
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sulsel dan Program Peduli memperingati Hari Anak Nasional. Foto: Istimewa
A A A
MAKASSAR - Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sulsel dan Program Peduli memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal, Kamis, (23/07/2020).

Kegiatan yang mengusung tema Aku dan Corona ini merupakan bagian dari program nasional, yang melibatkan lebih dari 500 anak di 50 kabupaten dan kota di Indonesia.



Anak-anak yang berada di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Makassar, mengikuti perayaan hari anak ini. Selama pandemi, sebagian anak telah mendapatkan asimilasi dan hanya sebagian saja yang masih bertahan di LPKA.

Sebanyak delapan anak dari Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Makassar antusias menyambut Hari Anak Nasional meski di tengah situasi pandemi. Mereka membuat karya kerajinan tangan berupa totebag lukis dan lampion harapan, proses pembuatan di lakukan pada tanggal 8 hingga 9 Juli 2020,

Pada proses pembuatan karya, mereka sangat senang dan semangat dalam membuat totebage lukis dan lampion harapan, mereka menggambarkan keadaan, perasaan dan harapan mereka pada karajinan tangan yang di buat selama menjalani pembinaan di LPKA Kelas II Maros khususnya pada masa pandemi corona.

Rencananya, karya tersebut akan dipertontonkan pada acara puncak Hari Anak Nasional 23 Juli 2020 meskipun berlangsung secara virtual.

Mereka juga dengan semangat menyanyikan lagu Raih Mimpi yang menjadi lagu tema Hari Anak Nasional, beberapa tahun belakangan. Dengan menggunakan masker, face shield, handsanitizer, dan tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan.

Selain itu, pada tanggal 21 dan 22 Juli 2020, anak didik LPKA Maros melakukan temu anak bersama anak seluruh Indonesia untuk menampilkan hasil karya secara virtual yang telah dibuat masing-masing.

Syamsul, anak dari pekerja kasar dari Kabupaten Jeneponto menyatakan kesedihannya karena waktu untuk bertemu dengan kedua orang tuanya menjadi sangat kurang.

"Saya merasa sangat sedih karena semenjak corona saya tidak pernah lagi di jenguk oleh orang tua saya, semenjak corona juga kegiatan menjadi berkurang membuat saya merasa jenuh. Kunjungan hanya dilakukan dengan menggunakan video call saja," ujarnya.

Direktur PKBI Wilayah Sulsel Andi Iskandar Harun mengajak semua pihak untuk mendengarkan suara anak, terutama Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan untuk dapat menyelesaikan permasalahan anak seperti yang dialami Syaiful dan kawan-kawannya.

"Anak-anak ini butuh bantuan, tidak hanya semangat untuk diri mereka tetapi pemenuhan hak-hak mereka sebagai anak harus terpenuhi. Dukungan untuk mental dan kondisi psikologis anak juga patut menjadi perhatian," ujarnya.

Hari Anak Nasional yang diperingati setiap satu tahun sekali, menjadi momentum pengingat untuk mendengarkan aspirasi anak serta memenuhi dan melindungi hak mereka, termasuk anak dan remaja rentan. Di tengah situasi pandemi ini, anak dan remaja juga adalah korban yang terdampak dan seringkali terlupakan.

(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2530 seconds (0.1#10.140)