Angka Kasus Asusila Anak di Kota Parepare Meningkat

Rabu, 22 Juli 2020 - 18:45 WIB
loading...
Angka Kasus Asusila...
Kasus kekerasan dan asusila pada anak di Kota Parepare mengalami peningkatan. Foto: Ilustrasi/sindonews
A A A
PAREPARE - Dalam rentang tahun 2020, hingga bulan Juli, kasus asusila dan kekerasan terhadap anak di Kota Parepare , mengalami peningkatakan.

Stay home akibat pandemi COVID-19, dianggap sebagai salah satu pemicu tingginya angka kasus asusila dan kekerasan terhadap anak di kota ini.



Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Parepare , Rostina mengatakan, angka kasus asusila dan kekerasan terhadap anak terus mengalami kenaikan, menyusul serangan virus Corona yang mengharuskan semua kegiatan anak dikonsentrasikan di rumah. Termasuk, kata dia, proses belajar anak yang kemudian menerapkan sistem virtual.

"Kontrol dan pengawasan anak selepas mengikuti proses belajar melalui secara online, yang mungkin tidak berjalan baik. Kontrol yang lemah, membuat pengawasan terhadap anak menjadi longgar. Orang tua kurang mengetahui aktifitas anak di luar rumah. Saat itulah kekerasan ataupun kejahatan asusila bisa dialami anak. Belum termasuk pelaku yang tak lain masih kerabat korban," papar Rostina.

Dari data yang diterima dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Parepare , kata Rostina, saat ini tercatat sembilan kasus kekerasan terhadap anak laki-laki, yang diantaranya kekerasa seksual yang dilakukan pria dewasa (pedofilia) dan 62 kasus kekerasan terhadap perempuan dan diantaranya adalah anak di bawah umur.

Rostina berharap, ada kepedulian dari seluruh pihak untuk menekan angka kekerasan dan asusila terhadap anak. Pihkanya, kata Rostina, lebih berorientasi terhadap peran para orang tua dan lingkungan yang dianggap pihaknya, perlu perbaikan.

"Para orang tua, yang menganggap dirinya sebagai orang tua, jagalah anak kita. Jangan dibiarkan begitu saja," ujarnya.

Hal terpenting, tambah Rostina, kontrol dan pengawasan para orang tua harus lebih ditingkatkan pada anak. Diantaranya, kata dia, dengan memantau jam keluar dan jam pulang anak, memeriksa barang bawaan anak, termasuk rutin melakukan pemeriksaan terhadap handphone yang dipegang oleh anak.

"Batasi pula anak menggunakan media sosial, agar hal yang tidak diinginkan, bisa kita hindari bersama. Dan tentunya akan kita intenskan sosialisasi, agar moral para orang tua juga terbentuk, sehingga muncul kesadaran agar lebih bertanggungjawab terhadap anak," jelas Rostina.

(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2512 seconds (0.1#10.140)