Kemendag Harus Pastikan Stok Pangan Aman dan Terjangkau

Rabu, 29 April 2020 - 06:41 WIB
loading...
Kemendag Harus Pastikan...
Di tengah kondisi pandemi corona dan menjelang Lebaran, Komisi VI DPR meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan BUMN pangan untuk memastikan stok pangan aman dan harganya terjangkau. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Komisi VI DPR meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan BUMN pangan untuk memastikan stok pangan aman dan harganya terjangkau. Terutama saat menjelang Lebaran di tengah kondisi pandemi COVID-19

"Kami minta Kemendag dan BUMN pangan untuk memastikan stok pangan dan harga terjangkau," kata anggota Komisi VI DPR Achmad Baidowi, Selasa (28/4).

Menurut Baidowi, saat ini Indonesia selain karena wabah Covid-19, juga memasuki Lebaran yang mana kebutuhan melonjak. Sementara kran impor pangan tersumbat gara-gara banyak negara lockdown.

"Karena itu, pemerintah harus memaksimalkan swasembada pangan dalam negeri serta melakukan operasi pasar guna menstabilkan harga," kata politikus PPP ini.

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka rapat terbatas, Selasa (28/4/2020), mengatakan, saat ini sejumlah daerah mengalami defisit stok bahan pangan. Bahkan ada bahan pokok yang stoknya defisit hampir di semua provinsi.

Jokowi mengaku mendapatkan laporan bahwa stok beras defisit di 7 provinsi sementara stok jagung defisit di 11 provinsi. Kemudian stok cabai besar defisit di 23 provinsi. Defisit stok cabai rawit, bawang merah, telur ayam, bawang putih juga melanda sejumlah provinsi. Bahkan untuk gula terjadi defisit stok di hampir seluruh provinsi. Sementara minyak goreng dipastikan cukup untuk seluruh provinsi.

“Stok cabai rawit defisit di 19 provinsi. Stok bawang merah diperkirakan juga defisit di 1 provinsi, dan stok telur ayam defisit di 22 provinsi. Stok untuk minyak goreng diperkirakan cukup untuk 34 provinsi. Tetapi gula pasir diperkirakan defisit di 30 provinsi dan stok bawang putih defisit di 31 provinsi,” kata dia.

Jokowi pun meminta jajarannya untuk segera melakukan hitungan secaraa cepat terkait kebutuhan bahan pangan masing-masing daerah. "Agar dihitung mana provinsi yang surplus, mana provinsi yang defisit, berapa produksinya semuanya harus dihitung,” pungkas dia.
(nth)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2284 seconds (0.1#10.140)