Kisah Raja Mataram Buka Sayembara Besar-besaran untuk Pindahkan Istana ke Plered
loading...
A
A
A
Sultan Amangkurat I memerintahkan rakyatnya untuk membantu pembangunan Istana Plered. Bahkan konon tak kurang 300.000 masyarakat dilibatkan dalam pembangunan istana yang baru itu.
Sultan Amangkurat I juga tak segan membuka audisi besar-besaran untuk memindahkan keraton di hari pertamanya pada hari Senin. Sang raja pula secara langsung mengumumkan bahwa kota baru akan dibangun dari batu bata dan bernama Plered, sesuai dengan pikiran ayahnya Sultan Agung.
H.J. De Graaf pada bukunya "Disintegrasi Mataram : Dibawah Mangkurat I" mengisahkan bangunan-bangunan di dalam tembok keliling istana terdapat bangunan-bangunan air di luarnya, yang sebagian bahkan sudah mulai dibuat sebelum didirikannya keraton yang baru.
Menurut Babad Sangkala, pada tahun 1565 J atau mulai 2 Maret 1643, ketika masih dalam masa pemerintahan Sultan Agung, bendungan atau plered sudah mulai dibangun dan inilah yang dijadikan nama untuk keraton yang baru itu.
Bahkan Cronological Table susunan Raffles membenarkan berita ini adalah sebelum 1566 J (mulai 10 Maret 1644) dengan tulisan suatu danau buatan dibangun di Plered.
Menurut Babad Momana, pembuatan danau itu dilanjutkan pada tahun 1574, atau mulai 14 Desember 1651) dengan pembangunan suatu bendungan besar di Segarayasa. Pada tahun 1658 pekerjaan itu diteruskan. Bahkan rakyat dari daerah Karawang dipanggil ke Mataram untuk bekerja pada bendungan itu.
Konon akibat proyek ambisius itu membuat rakyat Karawang tak bisa menyemai dan menanam padi. Tidak mengherankan bahwa timbul kekurangan beras.
Hasil jerih payah mereka agaknya berupa perluasan danau. Susuhunan dan permaisuri pergi dengan kereta ke "kolam yang baru digali", yang empat hari kemudian akan dinamakan "Segarayasa".
Lihat Juga: Kisah Sultan Amangkurat I Bangun Istana Mataram Bersamaan dengan Pemberontakan Pangeran Alit
Sultan Amangkurat I juga tak segan membuka audisi besar-besaran untuk memindahkan keraton di hari pertamanya pada hari Senin. Sang raja pula secara langsung mengumumkan bahwa kota baru akan dibangun dari batu bata dan bernama Plered, sesuai dengan pikiran ayahnya Sultan Agung.
H.J. De Graaf pada bukunya "Disintegrasi Mataram : Dibawah Mangkurat I" mengisahkan bangunan-bangunan di dalam tembok keliling istana terdapat bangunan-bangunan air di luarnya, yang sebagian bahkan sudah mulai dibuat sebelum didirikannya keraton yang baru.
Menurut Babad Sangkala, pada tahun 1565 J atau mulai 2 Maret 1643, ketika masih dalam masa pemerintahan Sultan Agung, bendungan atau plered sudah mulai dibangun dan inilah yang dijadikan nama untuk keraton yang baru itu.
Bahkan Cronological Table susunan Raffles membenarkan berita ini adalah sebelum 1566 J (mulai 10 Maret 1644) dengan tulisan suatu danau buatan dibangun di Plered.
Menurut Babad Momana, pembuatan danau itu dilanjutkan pada tahun 1574, atau mulai 14 Desember 1651) dengan pembangunan suatu bendungan besar di Segarayasa. Pada tahun 1658 pekerjaan itu diteruskan. Bahkan rakyat dari daerah Karawang dipanggil ke Mataram untuk bekerja pada bendungan itu.
Konon akibat proyek ambisius itu membuat rakyat Karawang tak bisa menyemai dan menanam padi. Tidak mengherankan bahwa timbul kekurangan beras.
Baca Juga
Hasil jerih payah mereka agaknya berupa perluasan danau. Susuhunan dan permaisuri pergi dengan kereta ke "kolam yang baru digali", yang empat hari kemudian akan dinamakan "Segarayasa".
Lihat Juga: Kisah Sultan Amangkurat I Bangun Istana Mataram Bersamaan dengan Pemberontakan Pangeran Alit
(don)