Cerita Keistimewaan dan Kesaktian Sultan Agung Pergi Sujud di Makkah Tiap Jumat

Sabtu, 14 September 2024 - 06:07 WIB
loading...
Cerita Keistimewaan...
Raja Mataram Islam Sultan Agung. Foto/Istimewa
A A A
SULTAN Agung konon dipercaya memiliki keistimewaan. Keistimewaan ini berupa kemampuan mendekatkan diri atau tirakat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Konon hal inilah yang membuat Sultan Agung berhasil mengantarkan Kesultanan Mataram mencapai puncak kejayaannya.

Dikisahkan karena posisi tirakatnya itulah Sultan Agung sempat tak tahu jika ayahnya bernama Pangeran Hanyakrawati meninggal dunia. Kisah ini berkembang di kalangan masyarakat dan menjadi mitos.

Ketika Sinuhun Pangeran Hanyokrowati (Sinuhun Sedo Krapyak) meninggal dunia akibat kecelakaan saat berburu di hutan Krapyak. Putranya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom atau Sultan Agung justru sedang pergi menjalankan tirakat ke pegunungan Selatan.



Sebagaimana disadur dari “Tuah Bumi Mataram dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II”, dari Peri Mardiyono.

Wakil pemegang pemerintahan pun dibebankan kepada Gusti Pangeran Martopuro. Setelah satu tahun lamanya beliau bertirakat, maka ia pulang dari pegunungan tersebut sebab ia sudah lama dicari-cari oleh penghulu Katangan, tapi saat itu ia belum menjadi penghulu.

Maka setelah selesai menjalani tirakat, pada tahun 1627, pemegang kekuasaan Mataram usai Pangeran Hanyokrowati, dialihkan ke Sultan Agung yang bernama Prabu Hanyokrokusuma. Pangeran Martopuro pergi meninggalkan kerajaan Mataram menuju Ponorogo.

Ketika Hanyokrokusuma masih menjalani tirakat, atas permintaan rakyat, wakil dari Pangeran Adipati Anom, yaitu Pangeran Purboyo memerintahkan penghulu Ketegan untuk mencari Pangeran Hanyokrokusuma tersebut.



Akhirnya ditemukanlah sang pangeran yang sedang bertapa di Gunung Kidul. Ia kemudian dibawa pulang ke kerajaan. Tak lama kemudian Sultan Agung akhirnya diangkat menjadi raja Kerajaan Mataram.

Beliau termasuk raja yang cerdik dan pandai. Hal ini membuat rakyatnya begitu menghormatinya, bahkan dikisahkan makhluk halus serta jin takluk dan tunduk atas kekuasaannya dan Negeri Mataram terkenal sebagai pelindung rakyat dari beragam penyakit.

Karena kebijaksanaan dan kewaskitaannya yang tinggi, maka konon setiap hari Jumat, beliau dapat pergi sujud ke Makkah dengan secepat kilat.

Sesudah lima tahun ia memerintah, kerajaannya dipindahkan ke Kerta-Plered dan selanjutnya Kanjeng Sultan ingin memulai membuat makam di Pegunungan Girilaya yang terletak di sebelah Timur Laut Imogiri yang dipergunakan sebagai makam raja.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2247 seconds (0.1#10.140)