Ridwan Kamil Minta Masyarakat Hadapi Pandemi COVID-19 Ibarat Perang

Selasa, 28 April 2020 - 23:15 WIB
loading...
Ridwan Kamil Minta Masyarakat...
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengajak seluruh rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Jabar untuk ikut berperang melawan pandemi virus Corona. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengajak seluruh rakyat Indonesia, khususnya masyarakat Jabar untuk ikut berperang melawan pandemi virus Corona atau COVID-19.

Menurut dia penanganan pandemi COVID-19 ibaratnya sebuah peperangan yang membutuhkan dukungan seluruh kekuatan bangsa dan negara. Pasalnya, pandemi COVID-19 merupakan permasalahan multidimensi yang menyerang seluruh sendi kehidupan.

"Pandemi ini kan nggak ada presedennya, nggak ada contohnya di sejarah kita. Makanya negara maju pun berantakan, itu mengindikasikan masalah ini multidimensi. Makanya, saya lebih senang istilahnya lagi perang," tegasnya dalam Bincang Malam bertajuk PSBB dan Sekitar Kita bersama Direktur Konten dan Regional Sindo Media, Pung Purwanto yang disiarkan langsung melalui Instagram (Live IG), Rabu (28/4/2020) malam.

Menurut Ridwan Kamil, dalam peperangan, tanggung jawab tidak hanya dibebankan kepada garda terdepan, seperti kekuatan militer dan kepolisian, melainkan menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat sebagai kekuatan bangsa. (Baca juga; Ridwan Kamil: Modal Sosial Kunci Menangi Perang Lawan COVID-19 )

"Semua masyarakat harus ikut menyumbang kekuatan, yang punya harta, sumbangkan harta. Minimal menyumbang kedisiplinan dengan diam di rumah, itu bentuk bela negara," ujar Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu.

Meski begitu, Kang Emil mengakui, penerimaan masyarakat terhadap penanganan COVID-19 berbeda-beda. Bagi mereka yang paham, mereka taat dan disiplin menerapkan social distancing. Namun, tidak sedikit juga yang masih menganggap pandemi ini bukan permasalahan serius.
Ridwan Kamil Minta Masyarakat Hadapi Pandemi COVID-19 Ibarat Perang

Dia mencontohkan pemberlakuan penerapan sosial berskala besar (PSBB) yang diberlakukan di wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) dan Bandung Raya yang masih disikapi berbeda masyarakat. Buktinya, meski terjadi penurunan aktivitas masyarakat, namun persentasenya belum optimal.

"PSBB itu bisa dikatakan berhasil jika pergerakan (masyarakat) hanya 30%, sekarang masih 48%. Dalam eksperimen ini ada yang memahami, ada yang tidak. Jadi evaluasinya bagaimana 48% (pergerakan masyarakat) ini bisa turun jadi 30%," paparnya. (Baca juga; Wali Kota Bogor Bima Arya Bertugas Kembali, Langsung Inspeksi ke Plaza Dewi Sartika )

Dia menyebutkan, 30% pergerakan masyarakat tersebut adalah pergerakan masyarakat yang diperbolehkan sesuai aturan PSBB. Karena itu, Kang Emil kembali menekankan bahwa modal sosial berupa kedisiplinan masyarakat sebagai kunci sukses perang melawan COVID-19 di tengah keterbatasan yang dimiliki bangsa dan negara ini.

Sebagai negara berkembang, kata Kang Emil, modal sosial merupakan modal terbesar yang dimiliki bangsa Indonesia dalam perang melawan pandemi COVID-19 dengan cara memecah kerumunan, agar mata rantai persebaran COVID-19 dapat segera terputus. "Modal kita hanya modal sosial, disiplin. Kalau tidak begitu, kita mau pakai modal apa lagi?" tegasnya.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2631 seconds (0.1#10.140)