Tertangkap Perang Sarung di Blitar, 26 Remaja Dimasukkan ke Pesantren Kilat

Senin, 03 April 2023 - 22:01 WIB
loading...
Tertangkap Perang Sarung...
Sebanyak 26 remaja yang tertangkap perang sarung akan dimasukkan ke pesantren kilat oleh polisi. Foto: Dok/SINDOnews
A A A
BLITAR - Sebanyak 26 remaja anak baru gede (ABG) yang belum lama ini terlibat perang sarung atau tawuran di wilayah Srengat Kabupaten Blitar Jawa Timur, dimasukkan ke pondok pesantren.

Selama bulan Ramadan mereka diwajibkan mengikuti program pesantren kilat.
Pemkab Blitar bersama Polres Blitar Kota sengaja menjadikan program pesantren kilat sebagai terobosan mengatasi fenomena perang sarung.

“Ini (pesantren kilat) sebagai upaya pembinaan sekaligus menambah pengetahuan di bulan ramadhan,” ujar Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono kepada wartawan.



Perang sarung tiba-tiba menjadi fenomena di mana-mana. Belum lama ini di wilayah Kecamatan Srengat, sebanyak 26 remaja bersiap melakukan aksi perang sarung. Apesnya, belum juga bertempur, persiapan perang sudah tercium aparat kepolisian.



Sebanyak 26 remaja itu digelandang ke mapolsek Srengat. Sarung yang bentuknya sudah diubah menjadi lilitan, disita. Terungkap, sarung-sarung yang dipakai berperang ternyata berisi besi, termasuk klaker sepeda motor.

Bagi yang terkena sabetan, tentu bisa berakibat fatal. Menurut Argowiyono, pemberlakuan pesantren kilat kepada para remaja yang terlibat aksi perang sarung, menjadi kesepakatan bersama.



Dari 26 remaja yang wajib mondok kilat, tujuh di antaranya nyantri di pondok pesantren Bustanul Mutaalimin pimpinan Gus Luby Kota Blitar. Sedangkan 19 remaja selebihnya nyantri di pondok pesantren yang dekat dengan lingkungan tempat tinggalnya.

“Saat ini kita juga masih melakukan pendataan ulang,” terangnya. Argowiyono juga mengatakan, selama bulan ramadhan ini patroli kamtibmas juga akan lebih dioptimalkan.

Fokus utama dari patroli yang dilakukan adalah mencegah terjadinya aksi perang sarung, petasan dan balap liar. Hal senada disampaikan Bupati Blitar Rini Syarifah atau Mak Rini.

Program pesantren kilat untuk remaja pelaku perang sarung diharapkan bisa mengubah karakter para remaja menjadi lebih baik. Sebab yang utama di dalam program ini, kata Mak Rini adalah pendidikan akhlak.
(nic)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4963 seconds (0.1#10.140)